NovelToon NovelToon
Pahitnya Cincin Di Jari Manis

Pahitnya Cincin Di Jari Manis

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Dwi cahya rahma R

Maura Geraldin, wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan, akhirnya menerima lamaran dari sang kekasih yang baru di kenalnya selama 6 bulan, yaitu Panji Kristian anak terakhir dari keluarga Abraham yaitu pemilik perusahaan batu bara.

Namun tidak menyangka Panji, Laki-laki yang di cintai Maura ternyata mempunyai wanita lain di belakang Maura, padahal mereka berdua sudah bertunangan, akan kah Maura membatalkan pertunangannya, atau malah mempertahankan hubungan mereka.

Jika kalian penasaran simak terus yukk perjalanan mereka.. jangan kasih kendor.. Dan jangan lupa untuk like nya juga.

Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 16

"Anda bisa mengecek dompet nya terlebih dahulu, takutnya ada yang hilang atau tidak lengkap." ucap Kenan sambil menunjuk ke arah dompet Maura.

Maura pun seketika membuka dompetnya dan ternyata semua isi dompet lengkap, tidak ada satu pun yang hilang. "Semuanya lengkap, sekali lagi terimakasih ya." Maura yang kembali mengucapkan terimakasih kepada Kenan.

"Iya sama-sama, kalau begitu saya pamit dulu, karena masih ada kepentingan."

"Ah iya.. silahkan." Maura yang memberi jalan untuk Kenan, namun ia menjadi teringat, sepertinya ia harus membalas kebaikan Kenan karena telah mengembalikan dompetnya. "Ah.. sebentar tuan." panggil Maura lagi.

Kenan yang mendapat panggilan dari Maura seketika kembali menoleh dan langsung memberhentikan langkahnya. "Iya.. kenapa? apa ada masalah?." tanya Kenan.

"Tidak." Maura yang langsung membuka isi dompetnya kembali dan mengambil beberapa uang berwarna merah." Ini untuk tuan, ini ucapan terimakasih dari saya." Maura yang sudah memberikan uang tersebut kepada Kenan.

Kenan yang melihat perilaku Maura seketika menjadi tersenyum. "Tidak usah, saya sudah punya sendiri, saya ikhlas kok balikin dompet itu ke anda."

"Tidak apa-apa tuan, ini untuk tuan." Maura yang kembali menyodorkan uang tersebut ke arah Kenan.

"Nama saya Kenan, panggil saja Kenan."

"Iya ini buat anda tuan, eh Kenan, ini ucapan terimakasih dari saya karena sudah membantu saya."

"Tidak usah.. simpan saja, tapi anda bilang, anda ingin membalas kebaikan saya bukan, tapi saya tidak mau di balas dengan uang, tapi dengan cara yang ain, anda bisa menghubungi saya kapan pun saat anda ingin membalas kebaikan saya." Kenan yang sudah memberikan kartu Identitas dari namanya, pekerjaannya, bahkan alamat rumah nya tercantum di kartu kecil tersebut.

Maura pun segera meraih kartu berwarna gold dari tangan Kenan, dan sekilas membacanya, saat Maura membaca ternyata itu kartu Identitas.

"Kalau begitu saya permisi dulu nyonya Maura, selamat pagi dan selamat bekerja kembali." ucap Kenan lalu berjalan keluar dari ruangan.

Maura tidak lagi mencegah kepergian Kenan, ia biarkan begitu saja Kenan untuk pergi. "Kok dia bisa tahu namaku Maura, oh iya kemarin kan kita udah kenalan di rumah sakit, tapi cukup tajam juga ingatan dia, padahal kita ketemu cuman sebentar, aku saja lupa nama dia siapa." ucap Maura pelan.

Maura pun kembali menatap kartu kecil yang ada di tangannya, dan langsung membacanya. "Namanya Kenan Malik Raharja, jabatan Ceo, oh.. ternyata dia seorang Ceo di perusahaan Raharja Grup, berarti dia bukan laki-laki sembarangan dong, pantas saja aku kasih uang dia tidak mau dan menjawab kalau punya sendiri." Maura yang seketika tersenyum kala mengingat ucapan Kenan kalau dia sudah punya uang sendiri.

Setelah bertemu dengan Kenan, Maura pun kembali ke ruangannya yang berada di lantai 2, ia kembali menyibukkan diri untuk melayani pasien-pasien yang memeriksakan kandungan. Maura melayani masyarakat dengan teliti dan penuh tanggung jawab, ia harus tetap bersikap profesional walaupun sedang di terpa masalah.

Tidak terasa hari semakin sore, sudah waktunya untuk Maura pulang, sebenarnya dia begitu malas untuk pulang ke rumah karena harus bertemu dengan mamanya, apa lagi debat dengan orang-orang rumah yang tidak percaya dengan ucapan-ucapan nya, namun Maura tidak berkecil hati, ia akan membuktikan kepada ayah dan juga kakaknya bahwa ucapannya itu adalah benar.

Maura segera melepas almamaternya dan segera mengemasi barang-barang yang akan di bawa pulang, lalu ia masukan barang tersebut ke dalam tas branded nya. Maura sudah melangkahkan kaki keluar dari ruangan. Saat ia melewati koridor-koridor rumah sakit ia bertemu dengan sesama dokter, dari dokter kulit, ahli bedah, dan dokter yang lainnya, mereka semua saling menyapa satu sama lain.

Mobil mewah berwarna merah baru saja tiba di halaman rumah yang begitu megah, Maura baru saja tiba di rumahnya, dan segera turun dari mobil, namun saat Maura turun dari mobil ia melihat terdapat mobil milik orang tua Panji, dan juga mobil Panji yang terparkir di depan halaman rumah. Maura yang melihat mobil-mobil tersebut seketika semakin malas untuk masuk ke dalam rumah.

Mau tidak mau Maura pun harus masuk ke dalam rumah, walaupun dengan keadaan terpaksa. Maura sudah berjalan masuk, saat tiba di ambang pintu benar saja di ruang tamu Maura melihat sudah ada orang tua Panji yaitu tuan Gara dan nyonya Adeline yang sedang berbincang-bincang dengan ayahnya tuan Guntoro dan nyonya Geraldine. Di sana Maura juga melihat ada Panji dan juga kak Dinda.

"Tuh yang kita tunggu-tunggu akhirnya pulang juga." ucap nyonya Geraldine.

Maura pun tanpa mengucapkan salam masuk ke dalam rumah. Nyonya Geraldine yang melihat anaknya sudah pulang pun mencoba mendekat, namun saat nyonya Geraldine baru mau mendekat ke arah Maura, Maura malah berjalan melewati mamanya begitu saja, tanpa menyapa orang tua Panji dan juga Panji.

"Maura.." Panggil nyonya Geraldine namun Maura tidak menoleh sama sekali, Maura tetap saja jalan santai bersiap untuk menuju anak tangga.

"Maura.. mama sedang memanggilmu, apa kamu tidak mendengar?." ucap nyonya Geraldine.

Tuan Gara dan nyonya Adeline yang melihat perilaku Maura seketika terkejut, tidak biasanya Maura bersikap tidak sopan seperti itu, nyelonong masuk ke dalam rumah begitu saja.

Tuan Guntoro yang melihat perilaku anaknya seketika menjadi malu kepada calon besannya. "Maaf.. mungkin Maura sedang lelah jadi seperti itu." ucap tuan Guntoro kepada calon besannya.

Kak Dinda yang melihat perilaku adiknya tidak heran lagi, pikir kak Dinda Maura masih marah dengan masalah Panji yang berselingkuh dengan mamanya sendiri, walaupun maslah itu belum jelas benar atau salah, karena kak Dinda juga belum tahu kebenarannya.

"Ada calon mertua kamu, seharusnya kamu menyapa mereka terlebih dahulu, bukan jalan melewati mereka begitu saja." ucap nyonya Geraldine lagi kepada Maura.

Maura seketika membalikan tubuhnya menatap ke arah sang mama." Maura capek, Maura mau mandi dan ganti baju terlebih dahulu, baru menemui mereka, tidak lucu bukan kalau bau badan langsung menemui keluarga selingkuhan mama itu." ucap Maura dengan sangat sinis.

Nyonya Geraldine yang mendengar ucapan putrinya hanya diam, nyonya Geraldine tidak lagi berbicara apa-apa, dan Maura pun kembali menaiki anak tangga untuk menuju ke kamarnya.

1
Heriyani Lawi
maura2, rasa sakit itu akibat keegoisan kamu sendiri. Diajak nikah nolak mentah2 eh pas ketahuan hamil pengen nikah, orang tua mana yg mau dipermainkan seperti itu
Heriyani Lawi
dokter kandungan tp bodoh masa dirinya hamil ga tau
Heriyani Lawi
kalo tertukar rasanya aneh benar thor, kan wajahnya tak sama meskipun namanya mirip, masa ortunya sendiri tdk kenal wajah anaknya. lain hal kalo masih bayi masih mungkin tertukar
Betty
bagus
Eries Prita
/Heart/
Alif
gobloknya kenapa gk di rekam, bisanya cm diam dan nangis
Alif
lha terus emaknya itu umur brp sdang anaknya sdh 20 lbh, kdg ceritanya gk di sesuaikan keadaan
Murni Hj'Nasir
aku benci Maura tu otak nya pintar plin plan dn sok bjak
Bunda Iwar
Luar biasa
Nonik Anda Swl
Maura bego, ngapain cuma nonton ngk ngambil vidio/foto, bego
Mamadut
menjijikkannnn
Misaza Sumiati
Rey gak waras lagi
Misaza Sumiati
kenan laki 2 tidak punya pendirian , ganti Lo pakai daster
Misaza Sumiati
kenan karakter nya jelek sama dengan ayah angkatnya
Misaza Sumiati
bukannya Dinda sudah punya anak , kenapa kok beda yah keguguran
Misaza Sumiati
syukurin Maura keras kepala
Misaza Sumiati
kayanya Agnes pacar panji
Ning Suswati
pucuk dicinta ulampun tiba, bisalah buat mengalihkan fikiran maura yg kalut, ketemu dg laki2 yg baik hati
Ning Suswati
ya sangat bisa gk percaya karena hanya dg kata2 dan tdk ada bukti sama sekali, napa juga maura saat mengikuti mereka berdua tdk dividiokan, mungkin saking stres kali ya mendapati tunangan selingkuh dg ma2 nya sendiri, jadi otaknya ngbleng
Ning Suswati
bagus deh, maura segera tau dan melihat dg mata kepalanya sendiri apa yg dilakukan tunanganny dg ma2nya, ceritanya lancar luncur gk berbelit aq suka, lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!