Gairah Sang Mantan

Waktu berlalu sangat cepat untuk sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Jam sudah menunjukkan pukul 15.00 sore .Meyrina mengajak Rendra untuk segera pulang karena dia takut ibunya mencarinya karena di kawasan air terjun tidak ada signal untuk menghubungi sang ibu.

Randra mengantar Mey pulang, sesampainya di depan rumah Meyrina mengajak Randra untuk masuk , tapi Randra menolak karna dia akan bersiap untuk berangkat kerja pukul 18.00 sore.

"Ya udah hati hati ya pulangnya, jangan ngebut bawa motornya" ucap Mey

"iya sayang.. Kamu masuk dulu sana, nanti aku telpon ya"

"siap kak" sambil mengangkat tangan tanda hormat

"kok masih panggil kakak sih? " protes Randra

Meyrina lalu mendekat ke arah Randra sambil berbisik

" iyaaa sayang.." setelah itu dia berlari meninggalkan Randra yang tersenyum melihat tingkah Mey.

3 bulan berlalu setelah mereka berpacaran, Randra yang sedang cuti kerja mengajak Meyrina berlibur ke pantai. Meyrina sangat senang, karna dia juga sudah lama tidak pernah pergi ke pantai.

"Sayang, besok kita ke pantainya nge-camp apa cari penginapan aja ? Tanya Randra

"Camp aja gimana? kalo cari penginapan emang mau sewa 2 kamar ? Sayang uangnya, aku kan belum kerja.

"yah sewa 1 kamar aja, ngapain banyak², kita kan cuma berdua"

" yaa karna berdua itu yang bahaya sayang"

"bahaya gimana?" tanya randra bingung

" aku takut kamu ntar Khilaf" canda Mey sambil mencolek hidung mancung Randra

" hmmm.. aku malah jadi pengen khilaf sayang " balas Randra dengan menaik turunkan alisnya melihat meyrina .

Sontak Meyrina melempar wajah Randra dengan sweaternya

" udah udah..pokoknya Kita sewa tenda aja" ucap mey sambil manyun.

Randra yang melihatnya sampai tertawa melihat ekspresi Mey.

Pukul 22.30 Di pantai

"akhirnya sampai juga"

Randra menghentikan motornya, dan membangunkan mey yang tertidur di punggung Randra

"sayang, udah sampai nih, bangun.." sambil mengelus tangan mey yang melingkar di perutnya

"hmmm, udah sampai? Maaf ya aku ketiduran tadi "

"iyaa ayo turun, kita pasang tenda dulu. Abis itu istirahat lagi"

Setelah tenda terpasang mereka masuk ke tenda untuk istirahat.

Meyrina langsung merebahkan tubuhnya di atas matras, sedangkan Randara menutup pintu tenda agar angin tidak masuk kedalam. Melihat mey yang sudah berbaring , Randra iseng memainkan rambut mey yang di sapukan ke seluruh wajah mey, yang membuat dia merasa geli langsung membuka matanya.

"ih apaan sih sayang, aku ngantuk nih.. Tidur bentar yaa" ucap mey

"kamu gak laper kah? " tanya randra

"engga.. Istirahat dulu yukk kamu gak capek abis bawa motor jauh gini?

" yaudah kamu tidur aja dulu, aku masih belum ngantuk" lalu randra kembali membuka pintu tenda dan mengambil sebatang rokok , menikmati angin malam dengan suara deburan ombak pantai.

Setengah jam kemudian meyrina merasa kedinginan karna angin masuk ke tenda, dia terbangun dan melihat randra berada di depan tenda sedang menikmati rokoknya.

Tanpa bersuara meyrina memeluk Randra dari belakang

"kenapa belum tidur? " tanya mey masih dalam posisinya

Randra mengusap pucuk kepala mey yang ada di belangkangnya.

"kamu kok bangun?

"iya .. Dinginn.. Kamu sendirian di depan gak takut kesambet? " receh mey

Randra melepaskan pelukan mey, dan menuntunnya duduk di depannya. Mey menurut, dan kini posisi Randra memeluk mey dari belakang.

"biar kamu gak kedinginan" bisik Randra dan mencium belakang kepala mey yang

membuat mey tersenyum.

masih dalam posisi yang sama, mereka terhanyut dalam lamunan masing². Sampai akhirnya Randra yang lebih dulu bersuara

"masuk yuk sayang, makin malam makin dingin disini"

tanpa menjawab, mey ikut bangun dari duduknya dan masuk kembali ke dalam tenda, dengan posisi duduk dia menunggu Randra menutup pintu tenda.

Keduanya saling menatap dalam diam untuk beberapa saat. Sampai Randra merebahkan tubuhnya dahulu dan mengajak meyrina untuk berbaring di sebelahnya.

"sini.. " Randra menepuk tempat di sebelahnya untuk mey

"kamu tidur aja dulu, gantian aku tadi udah tidur.."ucap mey canggung

"udah ayo sini, pintu udah di kunci, di luar juga udah gak ada orang, gausah gantian jaga" sambil menarik tangan mey hingga akhirnya mey jatuh di atas tubuh Randra

Randra menatap manik mata meyrina, begitupun sebaliknya, dalam hitungan detik berikutnya tangan Randra memegang tengkuk mey dan mulai menekannya hingga bibir mey menyentuh bibirnya.. Randra menuntun ciuman mey dengan lembut, tanpa di sadari kini posisi mereka sudah berbalik, mey sudah berada di bawah tubuh randra. Randra melepaskan pautannya. Melihat mata sayu meyrina yang sudah terbuai ciumannya membuat randra kembali mencium bibir mey, dengan lembut semakin lama semakin dalam.. mereka saling menyesap dan memainkan lidah mereka, hingga tangan Randra menyentuh salah satu dada mey, dan sontak mey melepaskan bibirnya.dengan tatapan kaget meyrina memandang wajah Randra. Belum sempat mey berkata Randra kembali mencium bibir mey dengan rakus, mey mencoba menolak tapi kekuatannya kalah dengan Randra yang seorang lelaki, tangan Randra tidak tinggal diam.. ia memasukan satu tangannya kedalam sweater mey, yang langsung di hentikan oleh mey namun berhasil ia tepis, sampai tangannya menyentuh benda kenyal dan padat ,ia meremas dengan lembut dam memainkan pucuknya sesekali.. mata meyrina terpejam sangat erat saat menerima perlakuan dari Randra. Kini bibir Randra sudah lepas dari bibir mey ,dia lanjutkan menciumi telinga dan turun ke lehernya, membuat kiss mark yang membuat mey mendorong tubuh Randra menjauh darinya.

Meyrina bangun dan membenarkan bajunya kembali. Dia melihat Randra yang tersenyum melihat ke arahnya.

"gak lucu yaa sikap kamu barusan" marah mey

"coba lihat" Randra mengangkat dagu mey dan melihat tandanya seketika ia tersenyum dan berkata

"bagus kok" sambil mengelus pipi mey

"udah jangan marah sayang"

"aku gak mau ya gini gini lagi. Keliatan orang gak lucuu.. Malu iyaa" ucapnya sambil cemberut

"gak janji yaa.. Hehe kamu nagihin soalnya" goda Randra "apalagi yang di sini belum" sambil menunjuk dada mey

Sontok mey menyilangkan tangan di depan dadanya.

Randra yang melihatnya tertawa melihat tingkah mey yang takut dan menggemaskan.