Gairah Sang CEO

Lia langsung menjerit histeris dan ga bisa mengendalikan diri sendiri, dia menangis sejadi jadinya. Dan barang di sekitar nya udah hancur berantakan.

Sedangkan suster ngasih tau kepada Raka kalo yang barusan di telpon teriak histeris dan takut melakukan hal yang membahayakan diri nya.

Sebab dari kecelakaan tersebut Raka udah sadar dan cuma luka dikit di bagian kepala.

Jadi suster langsung ngasih tau Raka keadaan seseorang yang di telpon barusan.

Raka jadi panik ga tau mau ngapain ini. Kalo Dahlia ga di samperin takut terjadi hal yang ga di inginkan.

Kalo di samperin bingung mengatasi nya.

Bodo lah ucap Raka, dia langsung pamit terhadap suster untuk melihat keadaan Dahlia.

20 menit berlalu Raka udah sampai di depan rumah Lia.

Tok tok.

Gak dibuka juga.

Raka pun mencoba mengetuk pintu kembali.

Tok tok.

Masih belum ada sahutan.

Dan ternyata pintu nya ga di kunci, Raka langsung aja masuk tanpa permisi.

Ketika masuk dan melihat keadaan Dahlia, Raka langsung sok dan panik kaget.

Astaghfirullah Lia, apa yang terjadi kepada mu.

Kenapa kamu bisa seperti ini.

Raka langsung menopang tubuh Dahlia menuju mobil dan di bawa ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit Lia langsung di tangani suster yang ada di sana.

Kini raka kembali ke ruangan Rayen di rawat. Dan di sana Rayen udah siuman dan sadar.

Raka langsung kasih kabar ke Rayen bahwa Lia juga ada di rumah sakit ini.

Ray Lia ada di sini. Dia pingsan dan rumah nya sangat berantakan pas tau kabar kamu kecelakaan.

Rayen yang mendengar kabar itu langsung syok. Dan bertanya kepada Raka, Lia di ruangan mana?. Ayo antar aku ke sana.

Ya ayo Ray aku antar.

Mereka berdua berjalan menuju ruang yang Lia tempati sekarang.

Sesampainya di ruangan tersebut, Rayen yang melihat kondisi Lia lusuh berantakan dan belum juga sadar jadi sedih dan menitihkan air mata.

Lia bangun, aku ada di sini kamu kenapa bisa begini sih.

Rayen pun bertanya kepada dokter gimana kondisi Lia sekarang.

Kata dokter Lia mengalami depresi dan untung nya cepat di bawa ke sini. Kalo tidak bisa fatal akibatnya, Dia bisa melukai diri nya sendiri.

Rayen yang mendengar ucapan dokter, merasa bersalah terhadap Lia.

Lia begini pasti karena dirinya, mendengar berita dirinya kecelakaan dan dia kebawa peristiwa waktu dulu orang tua nya kecelakaan sampai meninggal dunia.

Rak aku mau di sini dulu jaga Lia, aku takut dia kenapa-kenapa. Soal nya aku udah janji akan menjaga diri nya sebisa ku.

Raka pun menjawab, kamu juga kondisi belum begitu pulih Ray, itu masih ada bekas jahitan dan luka-luka di tangan dan kaki mu.

Gapapa Rak aku ga peduli soal luka ku. Yang aku pikir kan kondisi Lia sekarang. Aku ingin pas dia sadar melihat ku dan bisa tenang nanti nya.

Baiklah kalo begitu Ray. Tapi jaga kondisi mu juga bentar lagi kalian menikah. Dan saya pergi dulu mau ke percetakan undangan dan menyebar kan undangan tersebut ke klien dan orang-orang kantor.

Iya Rak, makasih udah mau mengurus semua nya.

Kini Raka pun pergi keluar, sedang kan Rayen masih stay di samping Lia.

Rayen menunggu Lia sadar. Dan ga lama kemudian Lia pun tersadar dari pingsan nya.

Lia masih menjerit-jerit histeris. Mama papa jangan tinggalin Lia.

Lia takut sendirian hiks hiks.

Rayen yang mendengar Lia histeris begitu, dia langsung memeluk Lia.

Kamu tenang ya di sini ada aku, ikhlas in biar mama papa kamu tenang di sana. Habis kamu pulih kita ke makam mama papa kamu ya.