NovelToon NovelToon
System Fantasy

System Fantasy

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: HuaHuaHuaCry

Kehidupan dewasa hendak dijalani Klein, tapi karena suatu hal, dia malah meninggal dan dipindahkan ke dunia lain. Siapa yang memindahkan Klein? Lalu apa tujuannya?

*Update setiap hari, jam 07:00 Wib.
Jika suka dengan karyaku, mungkin bisa dilike? hehe ... ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HuaHuaHuaCry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Berdua, Untuk Mengucapkan Selamat Tinggal

Hari tanpa disadari berlalu dengan cepat. Kedatangan mereka disambut hangat oleh warga Kota Glant.

Para warga sangat bangga, pemimpin yang mereka hormati benar-benar berguna untuk semua orang.

Keluarga yang memberantas para bandit, hanyalah keluarga Glant yang agung.

"Hidup Glant selamanya!"

"Hidup!"

"Hidup!"

Klein menatap orang-orang bersorak dari dalam kereta. Kali ini, dia tidak sendirian di dalamnya.

"Klein, apa kau sudah siap?"

"Ya, aku siap."

Constantinius sudah mengerti apa yang telah terjadi. Sekaligus menerima permintaan Klein untuk melamar Elizabeth 2 tahun lagi.

Karena nyawa adiknya begitu berharga, dan jika adiknya mau mau saja, tentu Constantinius tidak akan keberatan.

Oleh sebab itu, Klein diminta Constantinius untuk menemui ibunya, sekaligus berkenalan dengan calon mertua.

....

Gerbang istana Glant yang begitu besar terbuka, disanalah suara bising dari para warga tidak terdengar lagi.

Keheningan itu membuat Klein berkeringat dingin. "Sial, aku harus membicarakan apa dengan nona Glant ...."

Elizabeth paham dengan kegelisahan Klein, menemui istri dari salah satu 4 Keluarga Agung adalah tantangan yang sangat berat.

Ditambah dirinya yang seorang 5 Beauty Angel. "Klein, tenang saja, ibuku sangat baik kok."

Klein mengangguk, "Memangnya siapa yang takut ...."

....

Klein tidak bisa mengangkat wajahnya sama sekali.

[Maglorant Glant]

[Title: The Genius One (SS)]

[Power: 500]

[Endurance: 5000]

[Agility: 7000]

[Magic: 20.000]

Kekuatan sihir yang melimpah pada tubuh Nyonya Glant, membuat Klein takut untuk memandang wajahnya.

"Jadi, kau ingin melamar anakku 2 tahun lagi?" Ketus Maglorant.

Maglorant memiliki mata hijau cerah, dan rambut pirang panjang yang ditata dengan rapi.

Wajah Maglorant sempurna seperti Elizabeth, tanpa kerutan sama sekali. Kekuatan sihir yang besar, membuat dirinya mampu mempertahankan kemudaan.

"Betul, ibu ...."

"Ibu?! Memangnya aku sudah merestuimu?!" Bentakan Maglorant membuat ruangan bergetar.

Klein merasa sangat takut, dan terus menundukkan kepalanya. Hanya ada Elizabeth yang menemani.

"Ibu, dia sudah menyelamatkan nyawaku dua kali, jangan kasar begitu."

"Eliz, ibu hanya ingin kau mengerti, bahwa permintaan untuk menikah tidak setimpal bagi orang asing sepertinya!"

"Apa ibu menganggap remeh nyawaku? Aku juga ...," wajah Elizabeth merona, "Aku juga mencintainya, aku ingin menjadi istri Klein."

Mendengar hal itu, Klein membeku, dan segera mengangkat kepalanya. "Nyonya Maglorant, saat dua tahun lagi aku kesini, aku berjanji akan lebih kuat dari kak Constantinius."

"Restuilah kami, nyonya." Sambung Klein.

Maglorant tentu murka dengan Klein yang menurutnya sangat sombong. Constantinius adalah kebanggaan keluarga Glant, "Dia orang nomor 3 di keluarga ini, kau mengatakan akan lebih kuat dariku?!"

Setelah kepala keluarga, ada Zen Mika, lalu Constantinius, bahkan Maglorant tidak lebih kuat dari Cere Bella.

Dia hanya ibu rumah tangga biasa, bisa bertarung sedikitpun sudah luar biasa.

Tapi, tidak untuk Klein yang kekuatannya jauh di bawah Maglorant.

"Aku akan lebih kuat dari siapapun, dan Elizabeth selalu aman dalam perlindunganku, restui kami nyonya!"

Cekikan keras membuat Klein meringis kesakitan. Elizabeth menangis kencang saat ibunya tidak mau melepas cekikan itu.

"Ingatlah selalu rasa sakit ini, bangsat. Jika 2 tahun lagi kau masih bisa kucekik, kau benar-benar akan mati."

Maglorant mendengus dan pergi dari ruang tamu. Sementara itu, Klein masih kesakitan akibat cekikan ibu mertuanya.

"Wanita gila ...." Batinnya dalam hati.

"Klein, maafkan ibuku ...." Elizabeth menangis sambil meminta maaf. Dia merasa bersalah, ibunya terlalu kasar untuk orang yang sudah menyelamatkan nyawanya dua kali.

Bahkan Klein sampai kehilangan kedua kakinya. Untung saja ada Gilbert yang mampu memproduksi obat ajaib secara cepat, sehingga bisa menumbuhkan kembali kaki Klein.

"Tidak apa-apa, aku selalu tahu, melamar gadis secantik dirimu akan sangat sulit."

"Jangan menggodaku terus, Klein. Sudahlah, ayo aku obati lukamu itu ...."

Klein tertawa kecil.

***

Klein dan Elizabeth duduk di bangku taman berduaan. Mereka menatap bulan dan bintang dalam keheningan.

"Liz, lihatlah bintang itu, mereka tampak semakin menjauh." Klein memperhatikan bintang kecil yang jauh selama beberapa hari.

"Itu adalah bintang Meryl, dan bintang Zhana. Keduanya memang selalu berpisah, tapi setiap 1000 tahun sekali, keduanya akan bertemu lagi."

"Haha, sudah kuduga, kau pasti tahu itu."

Elizabeth menatap wajah Klein dengan raut sedih. "Klein, ayolah, belajar bersamaku di akademi."

"Apa yang harus kupelajari? Aku lebih suka belajar sendiri, dengan cara mengunjungi setiap tempat yang ada." Klein membuka lebar telapak tangannya.

Elizabeth memperhatikan itu.

Cahaya emas bersinar dari sana. Cahaya yang lebih kecil dari kelereng.

Klein membentuk cahaya itu menjadi sebuah cincin. "Ini adalah elemenku, elemen cahaya."

"Itu hebat Klein ...." Elizabeth tersenyum, lalu menyerahkan tangannya pada Klein.

Klein membalas senyuman Elizabeth. "Berjanjilah padaku Liz, kau akan selalu berada disampingku selamanya." Klein menyematkan cincin itu di jari manis Elizabeth, jari yang menciptakan Dewi Cinta.

"Tidak pernah berkhianat, selalu mendukung, dan menjadi pendampingku sampai akhir hayat."

Elizabeth mengangguk, "Kau juga ya? Harus setia, jangan melirik perempuan lain."

"Tentu saja, nona Liz." Klein mencium lembut lengan Elizabeth. "Tidak ada wanita yang secantik dirimu."

"Chaleristha?"

"Seram."

"Kak Bella?"

"Terlalu besar."

"Ibu?"

"Kau gila ya?"

Keduanya tertawa bersama, Klein dan Elizabeth saling memandang.

"Liz, mungkin inilah saatnya."

"Kenapa tidak besok saja?" Senyum Elizabeth perlahan menghilang.

"Akan lebih indah jika ditemani bulan."

Air mata menetes membasahi tangan Klein. Itu adalah tangisan Elizabeth.

"Sudahlah, jangan menangis, mana wajah datarmu saat pertama kali bertemu?"

"Berisik."

Klein memeluk Elizabeth, membelai rambutnya dengan lembut.

Setelah Elizabeth sudah tenang, Klein berdiri dan berlutut dihadapan gadis itu.

"Liz, aku akan pergi, sampai jumpa lagi dilain waktu."

Elizabeth menjawabnya dengan anggukan, dia tidak kuat untuk berbicara.

Klein berdiri, dan berpaling dari Elizabeth.

Melihat punggung Klein yang semakin menjauh, Elizabeth memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

....

Di atas istana, terlihat Maglorant berdiri memperhatikan.

Dia masih kesal, sekaligus bingung kenapa Elizabeth bisa jatuh hati pada bocah itu.

"Bocah kurang ajar, sudah mendapatkan hati malaikat kecilku, sekarang malah ditinggalkan,"

"Ah, sudahlah."

***

Saat Klein berhasil keluar dari kota Glant, yang dia temui hanyalah pepohonan dan hutan-hutan.

"Apa dunia ini seluas itu ya? Terlalu banyak hutan, sialan!"

Klein juga lupa untuk membeli peta di kota. "Bodohnya aku!"

Pergi tanpa persiapan apapun, Klein pikir akan keren jika langsung pergi, tapi dia malah kesulitan dan tersesat.

Untungnya, dia segera melihat nyala api unggun dari kejauhan. "Mungkin ada orang yang bisa membantuku di sana?"

Sesampainya Klein di tempat api unggun itu berada. Dia hanya bisa melihat beberapa barang berserakan, tanpa ada penghuni sama sekali.

Dia menyusuri sekitar, di mana ada beberapa tenda kosong yang ditinggalkan.

"Apakah ada serangan?" Setelah mengecek apa yang ada di dalam tenda, Klein hanya bisa menemukan lencana kecil bertuliskan Bourdock.

"Sial, Bourdock?" Dari buku yang Klein baca, Bourdock adalah salah satu dari 4 keluarga agung, disusul keluarga Glant, Ground, dan Madison.

Keluarga Bourdock terkenal dengan keluarga penempa. Sebagian besar pasar senjata di benua biru, semuanya berasal dari keluarga Bourdock.

Bahkan, tombak milik Elizabeth saja buatan Bourdock. "Apa yang dilakukan oleh Bourdock disekitar sini?"

Klein bingung, tapi dia memutuskan untuk tidak mengambil pusing.

Dia segera memadamkan api, dan tidur di dalam tenda karena sudah lelah.

"Seharusnya aku tidur saja di istana ...."

____________________

1
Taufiq Qurahman
first
Vemas Ardian
lah kok kenal?
just a dream: kn ada di tabel ranking
total 1 replies
syirubin nadzri
bang up bang
syirubin nadzri
up lah bang sudah ku tonton video untukmu bang
just a dream: setiap jam 7 bg
total 1 replies
Banak Bincir
MCnya rada eror dikit..
Razali Azli
niat berbagi membawa bencana pada yg menerima. kasihan si wanita
Saman
menarik, tak simak kelanjutannya borr
just a dream: makasiiiiiii
total 1 replies
Ziren
keren
Ziren
floria 😢😢
Ziren
keren thor, lanjut terus
just a dream: makasiii /Whimper//Whimper/
total 1 replies
Ziren
seru nih, semangat thor !
Mahlubin Ali
Keterangan dapat poin nya gimana?
just a dream: ada kok
total 1 replies
Vemas Ardian
anjr, mc nya mati wowkwok
Aryanti endah
Luar biasa
just a dream: makasiiiii
total 1 replies
Vemas Ardian
bjiirr jdi starboy
just a dream: ssttt
total 1 replies
kartika rchmdni
seruu bangett ceritanyaa, tetep semangatt! ❤
just a dream: makasi ayang 😍😍
total 1 replies
Anton Saputra Idola
lanjut Thor, ceritanya bagus
just a dream: tengkyu somachhh
total 1 replies
Nino Ndut
aish bener2 g ada otak mc nya..
Nino Ndut
asli bodoh bener mc nya..mc model begini sih harusnya mc yg bakalan mati cepet y..apalagi klo keberuntungannya ilang pasti langsung tamat novelnya..wkwkwkwk
kartika rchmdni
semangatttttt, rajin postt yaa, seruu ceritanyaa😍
just a dream: ayang 😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!