NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hidup Dengan santai

Pada malam hari usai sholat maghrib, Dimas dan Indah masuk ke kamar. Sebenarnya mereka belum mengantuk, dan hanya sekedar ingin rebahan. 

"Eeeuuuggghhhh" Dimas merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan nyaman. Nampaknya pinggangnya terasa pegal, dan punggungnya butuh untuk diluruskan. 

"Mas, kata kamu kamu mau sambil cari kontrakan. Apa sudah dapat?" Tanya Indah yang ikut duduk disamping suaminya. 

"Sudah, besok kita cek ya kayak apa. Kalau kamu suka nanti kita ambil, kalau kamu kurang suka nanti kita cari yang lain" Jawab Dimas masih sambil rebahan, namun tangan Dimas meraih tangan Indah dan digenggam. 

"Heemmm, ok lah. Tapi kenapa kamu kekeh banget mau ngontrak aja. Bapak sama ibu kan ngizinin kita tinggal disini selama mungkin, kita nggak perlu repot repot cari tempat tinggal. Sembari kita nabung untuk bikin rumah kan" Kata Indah mencoba bernegosiasi dengan suaminya. 

Dimas kini banten terduduk, lalu menatap Indah dengan lekat. Dan kini tangan Indah diraih oleh Dimas keduanya. 

"Sayang, kita ini sudah berkeluarga. Kita perlu rumah sendiri, atau tempat tinggal sendiri tanpa harus bercampur dengan orang tua. Masa iya, dalam satu rumah ada dua kepala keluarga, lagi pula ada alasan tertentu dibalik alasan itu semua.. " Ucap Dimas seraya menatap bibir Indah. 

"Apa?" Tanya Indah pada Dimas karna Dimas menjeda perkataannya. 

"Supaya kita bebas bercanda dan tertawa, supaya kita bebas melakukan hal apa saja, supaya kita bebas produktif. Mau siang, sore malampun tidak akan ada rasa canggung karna orang tua, ataupun adik adikmu" Jawab Dimas seraya menyunggingkan senyum penuh arti, seiring wajahnya yang perlahan mendekati Indah. 

"Jangan sekarang, mereka belum tidur" Indah menepis tangan Dimas yang menyentuh dagunya. 

"Tuh kan, nggak bebas" Kata Dimas sedikit terkekeh. 

"Ckk, jangan bercanda. Aku lagi nggak mood untuk bercanda" Kata Indah memutar bola mata jengah. 

Dimas memperhatikan raut wajah Indah yang tampak lesu dan tak bersemangat. Bibirnya juga tampak pucat, tak ada caya merah pada wajahnya. 

"Kamu kenapa?" Tanya Dimas mengecek suhu tubuh Indah melalui keningnya. 

"Nggak tau, rasanya badan lemas. Perasaan rasanya dongkol terus, pengen marah tapi nggak tau apa yang harus dimarahi" Jawab Indah masih bernada lesuh.

"Apa kamu marah padaku?" Tanya Dimas mencoba meng introspeksi dirinya. 

"Tidak, aku tidak marah padamu" Jawab Indah. 

"Lalu marah pada siapa? Atau di kantor kamu dapat teman reseh?" Tebak Dimas. 

"Nggak ada, sejauh ini temannya baik semua. Bahkan tadi aku dapat teman super baik" Jawab Indah lagi. 

"Heeemmm, itu artinya kamu sedang dalam kondisi perubahan hormon. Apa kamu sudah datang bulan?" Tanya Dimas. 

"Ah, iya mungkin aku mau datang bulan makanya moodku jadi berantakan" Indah baru sadar, kalau dirinya belum datang bulan pada bulan Ini. 

Malam ini tak banyak percakapan antara mereka, seusai sholat isya. Dimas hanya mengobrol sebentar bersama mertuanya, membahas apa saja. Dan karna merasa lelah serta kantuk yang mulai menyerang, Dimas dan Indah langsung menuju kamar kembali dan langsung tidur. Hingga tiba di keesokan hari, tepat pukul setengah tuju pagi. Dimas dan Indah sudah rapih dan bersiap untuk berangkat bekerja. Begitu pula dengan Intan dan Irwan, mereka semua usai sarapan langsung berpamitan untuk kuliah dan sekolah. 

"Bu, Irwan berangkat ya" Kata Irwan berpamitan pada ibunya. 

"Iya hati hati, jangan terlalu kebut bawa motornya" Jawab bu Aini dan memberi nasehat sedikit. 

"Siap ibu negaraku" Jawab Irwan memberi sikap hormat pada ibunya. 

Setelah berpamitan, Irwan langsung beegegas mengendarai motornya menuju tempat ia magang. Irwan mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal, selap selip dengan lincah menyalip kendaraan yang ada dihadapannya. Oleh karna itu, ia lebih cepat sampai dibandingkan dia sahabatnya, selang lima belas menit Irwan sampai RSJ Irwan mengisi daftar absensi dan jurnal kegiatannya sembari menunggu sahabatnya. 

Kemudian Farid dan Diki akhirnya tiba, lalu melakukan hal yang sama dengan Irwan. Absen dan mengisi jurnal kegiatan. 

"Widiiiww, rajin banget kamu wan, sudah sampai duluan. Apa? Apa ada yang kamu taksir di rumah sakit ini?" Tanya Farid dengan nada mengejek. 

"Mana ada yang ditaksir, perawatnya berbatang semua" Jawab Irwan. 

"Ya kali aja naksir sama pasien, ya nggak dik" Kata Farid masih meledek Irwan. 

"Sembarangan kalau ngomong, kamu kali naksir sama pasien. Kamu kesemsem kan sama pasien yang kemarin?" Balas Irwan meledek. 

"Iya, kayaknya cocok dia buat jaga rumah. Soalnya banyak bocil bocil suka nolongin mangga depan rumah" Jawab Farid. 

"Parah, odgj disamain sama anjing penjaga" Kata Diki seraya terkekeh. 

"Emang parah si Farid, nggak ada bedanya dia sama pasien" 

Irwan, Diki dan Farid tergelak bersama. Tak ada yang merasa tersinggung dengan candaan mereka. Disaat mereka tengah mengobrol, mereka bertiga dipanggil oleh kepala keperawatan. 

"Permisi pak, apa bapak panggil kami?" Tanya Irwan setelah mengetuk pintu. 

"Ya, saya panggil kalian. Silakan masuk" Jawab kepala keperawatan dengan nada yang ketus. 

Ketiga sekawan itu masuk, lalu duduk didepan meja kepala perawat. Tanpa basa basi kepala keperawatan itu bertanya pada tiga sekawan itu. 

"Diantara kalian ada yang bisa bawa mobil?" Tanya kepala perawat. 

"Kita semua bisa pak" Jawab Diki menunjuk diri mereka. 

"Oh, baguslah kalau begitu. Sekarang kalian saya tugaskan jemput pasien di perumahan gang tikus, sekarang" Kata kepala perawat memberi tugas pada mereka. 

Farid, Irwan dan Diki tak lagi banyak tanya pada kepala perawat itu. Karna mereka tau sifat kepala perawat itu sangat keras dan amat pemarah, dari pada mereka dapat omelan panjang lebar mereka memilih segera berangkat. Meski mereka juga bingung, gang tikus itu dimana, mereka baru dengar ada nama gang tikus di daerah mereka. 

"Gimana ini, sudah perjalanan cukup jauh tapi nggak ada tuh yang namanya gang tikus" Kata Irwan yang menoleh ke kanan dan ke kiri seraya menyetir. 

"Coba berhenti dulu wan, tanya sama pak pedangang didepan" Kata Diki memberi interupsi. 

Irwan pun mengikuti arahan dari Diki, mobil ambulance yang mereka kendarai menepi di tepian jalan. Lalu Farid turun dan bertanya pada pedagang disana. 

"Pak maaf, apa bapak tau gang tikus itu dimana?" Tanya Farid pada pak pedangang. 

"Ooh, gang tikus. Abang lurus aja, nanti belok kanan, nah kalok ada jurang abang masuk aja" Kata orang yang ditanya oleh Farid. 

Farid terkaget mendengar jawaban dari bapak bapak itu, "loh saya tanya beneran ini pak, soalnya dari tadi saya muter muter nggak ketemu"

"Ya makan dulu" Jawabnya lagi. 

Semakin bingung Farid dibuatnya oleh orang yang ditanyai oleh Farid tersebut, tapi tiba tiba Farid di hampiri oleh ibu ibu bertubuh bongsor. 

"Mas, orang ini jangan ditanya. Otaknya emang geser seperempat" Kata ibu ibu itu menegur Farid. 

"Ooo, pantesan. Ditanya apa jawabnya apa, kalau begitu saya tanya sama ibu aja deh. Apa ibu tau gang tikus itu dimana?" Tanya Farid pada Ibu ibu itu. 

"Gang tikus mah sudah kelewatan mas, mas puter balik aja. Nanti sekitar lima puluh kilo meter dari sini, ada gang gajah namanya, masnya masuk. Nah setelah lima meter dari mas masuk gang gajah itu, mas nanti belok kiri, setelah itu gang pertama mas belok kanan. Nah itu disekitar situ gang tikus mas" Jawab ibu ibu itu. 

"Oh, ok terimakasih bu" Jawab Farid lalu bergegas kembali menuju mobil. 

Farid memberi tau Irwan, lalu Irwan memutar balik ke arah yang Farid tunjukan. Sesuai interupsi dari Farid dan berdasarkan petunjuk ibu ibu tadi, mereka sampai pada titik akhir dimana mereka bertiga bertolak pinggang melihat gang didepannya. 

"Ini benar gang tikus?" Tanya Diki pada Farid. 

"Menurut petunjuk ibu tadi ya ini gang nya" Jawab Farid. 

"Kamu pastiin nggak ibu itu gila atau waras" Tanya Irwan pada Farid. 

"Ya waras, ditanya aja nyambung" Jawab Farid yakin. 

"Terus ini kita gimana masuknya. Pantes aja namanya gang tikus" Kata Diki sambil geleng geleng kepala. 

"Iya sih namanya gang tikus, tapi nggak sesempit ini juga keles. Terus kita bawa pasiennya gimana" Kata Irwan melihat gang yang begitu sempit, bahkan masuk satu orang saja harus berjalan layaknya tuan crab. Berjalan dengan posisi miring. 

Namun mau tak mau mereka harus melewati gang itu, karna gang itu adalah salah satu akses keluar masuk penduduk dibelakang pabrik kopi. Mereka sudah bertanya pada warga sekitar, dan hanya itu salah satu jalan yang bisa dilewati. 

"Memang benar disana ada orang gila mas, tapi untuk masuk kesana cuma ini jalannya" Jawab warga yang mereka tanya. 

"Huuuffftt, terpaksa guys. Kita harus cosplay jadi tuan crab" Kata Diki. 

Akhirnya mereka melewati jalan itu, dan menjemput pasien odgj untuk dibawa ke RSJ. Perjuangan mereka tak cukup sampai disana, saat tengah perjalanan menuju rumah sakit jiwa. Ada kendala pada ban mereka, tiba tiba bocor disaat mereka setengah perjalanan lagi menuju RSJ. 

"Ah, sialan. Kenapa apes banget sih. Pakek acara bocor segala ni ban mobil" Tutuk Irwan yang mengecek ban mobil itu. 

"Kenapa wan?" Tanya Diki dan Farid yang ikut turun. 

"Ini bannya bocor" Jawab Irwan. 

Disaat mereka kebingungan dan tak ada ban serep di ambulance itu. Irwan, Farid dan Diki sama sama berjongkok dan bingung harus berbuat apa. Tiba tiba si pasien didalam ambulance menyeletuk.

"Hidup bawa santai aja boss, ngopi dulu nggak seeehhh yaaaa, asiek" Kata Si pasien ODGJ. 

Seketika tiga sekawab itu bangkit berdiri, dan menengok pasien yang ada didalam. 

"Betul uga kamu, ya sudah. Kamu jangan kemana mana. Sini aja, kita mau ngopi dulu" Kata mereka bertiga yang kini pergi meninggalkan ODGJ itu didalam mobil. Mereka mampir ke warung kopi sejenak. 

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!