NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 Mie Instan

Gisel telah selesai memasak dua mangkok mie instan yang kini sudah tertata di rapi dimeja makannya sembari menunggu Haikal keluar dari toilet.

“Kok Kak Haikal lama banget yah, dia nggak ketiduran di toilet kan” Gisel menelisik pintu toilet memang belum ada tanda-tanda Haikal akan keluar.

“Gue samperin kali yah” ucapnya lalu turun dari tempat duduknya melangkan ke depan pintu toilet.

Gisel dengan ragu mengulurkan tangannya mengetuk pintu toilet dengan pelan.

“Kak Haikal masih didalam?” tanyanya dengan seura sedikit berteriak memastikan keberadaan Haikal.

Namun tidak ada jawaban dari Haikal, Gisel hendak mengetuk kembali namun pintu toilet sudah kebuka.

Tangan Gisel yang sebelumnya hendak mengetuk pintu kini sudah berada didada Haikal yang dua kancing atasnya sudah kebuka.

Gisel membuka lebar mulutnya karena terkejut dengan posisi tangannya yang terbilang cukup lancang menyentuh dada Haikal yang tampak bidang dan terekspose karena kedua kancing baju atasannya yang kebuka.

“Eh maaf Kak Gue kira tadi kak Haikal ketiduran didalam toilet” ucap Gisel canggung setelah menarik kembali tangannya dari dada Haikal.

“Hmm, Gue tadi pakai toilet Lu buat mandi” balas Haikal dengan wajah datarnya.

Gisel berpikir sepertinya Haikal bukan orang yang memiliki Tingkat kecanggungan, bahkan Ia tampak biasa saja setekah Gisel dengan jelas menyentuh dadanya.

Gisel memperhatikan pakaian Haikal yang tampak basah. Yang kini berjalan menuju dapur, sedangkan Gisel mengikutinya seolah Ia adalah tamu malam ini.

.

Kini keduanya fokus pada mie instan yang ada dimangkok masing-masing, mereka menikmati mie instan berkuah itu tanpa suara.

“Lu suka makan mie instan tiap malam yah?” tanya Haikal memecah keheningan.

“Eh itu…” Gisel berpikir sejenak, awalnya Ia ingin makan mie instanya dimeja belajarnya sembari mengerjakan tugas tapi Ia jadi makan dimeja makan bersama Haikal.

“Nggak kok Kak Gue Cuma pengen aja, terus tadi laper kayanya lebih enak kalau makan mie instan aja” jawab Gisel tidak memberi tahu niat awalnya yang sebenarnya.

“Lu kenapa belum tidur selarut ini?” ucap Haikal yang melirik jam dinding menunjukkan pukul 1 malam.

“Gue lagi ngerjain tugas, buat besok” Gisel menjawab dengan canggung.

Ia begitu canggung ada dirumah berdua dengan laki-laki selain kakaknya. Dengan Tingkat protektif Mark yang tidak membiarkan Gisel dengan pria sembarang, membuat Gisel kikuk berinteraksi dengan pria terutama saat situasi seperti ini.

Haikal hanya menganggukan kepalanya mendengar jawaban Gisel, Ia sekarang paham kenapa bisa bertemu dengan Gisel saat diparkiran tadi.

“Terus Lu udah kelar?” tanya Haikal lagi

Gisel membalas dengan gelengan kepala karena tugasnya cukup membuatnya pusing.

“Sini biar Gue bantui, ngantuk Gue juga udah hilang” jawabnya santai lalu kembali menghabiskan mie yang ada dimangkoknya yang kini tinggal sedikit

Gisel menganggukan kepalanya, Ia seolah mendapat rejeki nomplok ada yang ingin membantunya mengerjakan tugas yang sudah cukup mengurus tetangga dan pikirannya.

.

Gisel keluar dengan membawa laptopnya dan juga baju kaos untuk diberikan kepada Haikal, Ia tidak ingin Haikal masuk angin dengan baju basah yang dikenakannya dan suhu ruangan ber ac.

“Nih kak, Gue liat baju kakak basah, biar nggak masuk angin”” ucap Gisel sembari memberikan baju kaos yang ada ditangannya.

Haikal memperhatikan baju kaos hitam yang sepertinya akan muat di tubuhnya. Ia tidak yakin jika itu baju milik Gisel dengan modelan baju yang tampak seperti baju seorang pria.

“Bajunya besar kok jadi nggak bakal sempit di tubuh kakak” ucapnya meyakinkan Haikal yang tampak menelisik baju yangg diberinya.

Gisel berpikir bahwa Haikal akan berpikiran bajunya kekecilan.

Haikal mengambil baju tersebut menyimpannya disampingnya dan mulai membuka kancing bajunya.

“Kakak mau ngapain?” tanya Gisel dengan wajah terkejutnya melihat gerakan Haikal yang jelas ingin membuka kancing kemejanya dihadapan Gisel.

“Lu kan tadi nyuruh Gue buat ganti baju” Haikal mengangkat kepalanya dan melirik Gisel dengan tatapan yang malas dan tidak paham dengan keterkejutan Gisel.

“Ta-tapi nggak disini juga kak, kan ada toilet” ucap Gisel sembari memeluk laptop yang ada ditangannya.

“Gue Cuma mau ganti baju bukan mau ngapa-ngapain, ribet banget kalau harus ketoilet” Ucap Haikal dengan malas dan tetap membuka kemejanya yang sudah selesai Ia buka kancingnya hingga ujung.

Gisel menutup wajahnya dengan laptop yang ada ditangannya, namun tetap saja Ia sudah melihat tubuh Haikal yang terekspos tanpa baju dan itu cukup membuat jantungnya berdebar.

“Dasar ini gara-gara tuh Mie instan, besok gue bakalan stok banyak biar nggak perlu keluar larut malam lagi” ucapnya dalam hati mengumpati kebodohannya.

“Lu masih mau berdiri atau mau dibantuin buat tugasnya?” tanya Haikal yang melihat Gisel masih setia berdiri dengan menutup wajahnya

Gisel yang terkejut mendengar suara Haikal dengan senyum canggung segera menurunkan laptop yang ada didepan wajahnya dan duduk dihadapan Haikal dengan meja yang ada diantara keduanya.

“Gimana Gue mau luat tugas Lu kalau duduknya disitu” Haikal memutar matanya malas melihat Gisel seperti orang bodoh pikirnya.

“Eh i-iya” ucapnya ragu lalu berpindah disamping Haikan yang duduk diatas karpet depan sofa ruang tamu apartemen Gisel.

Gisel membuka laptop yang ada ditangannya dan memperlihatkan apa yang menjadi tugasnya dan membuat kepalanya cukup pening.

Haikal memperhatikan dengan seksama dan mulai menarikan jarinya diata keyboard laptop milik Gisel untuk menuliskan kalimat sebagai tagihan tugas Gisel.

Gisel bukanya memperhatikan apa yang ditulis Haikal, fokusnya malah tertuju pada wajah Haikal yang tampak serius, entah kenapa kadar ketampanannya bertambah dan itu tidak bisa dipungkiri oleh Gisel yang kini ada disampingnya,

“Lu mau liatin muka Gue doang atau meriksa tugas Lu?” tanya Haikal yang mengetahui apa yang menjadi perhatian Gisel saat ini.

“Ehh ma-maaf kak” ucapnya gugup karena kepergok memperhatikan wajah Haikal sedari tadi.

‘Malu, malu deh lu Gi, emang kenapa sih mata Lu harus tertuju disana?’ Kesal Gisel menggerutu pad dirinya sendiri yang tidak bisa terkontrol

.

Setelah mendapatkan arahan apa yang harus dikerjakan oleh Haikal, Kini Gisel telah menyelesaikan tugasnya dengan bantuan Haikal. Dan Kini Ia sudah merenggangkan otot-otot tangannya yang tampak kaku karena berjibaku dengan laptop didepannya.

“Harusnya udah sih ini Kak” ucapnya dengan senyum manis pada Haikal.

Namun bukannya mendapat jawaban yang ada kini suasana hening dan membuat Gisel sedikit merinding.

“Kak Haikal kok nggak jawab sih” ucapnya pelas sembari membalikan badanya pelan.

Entah apa yang ada dipikiran gadis itu yang tiba-tiba menganggap Haikal adalah hantu yang membantunya, Ia pikir kenapa juga Haikal harus membuang waktu untuk membantunya.

“huh” nafasnya lega saat melihat Haikal yang sudah tertidur.

“Sepertinya Kak Haikal sangat kelelahan dan mengantuk” Gisel memeperhatikan Haikal yang tertidur dengan menyandarkan kepalanya diatas meja dan berbantal lengannya.

.

.

“Gi Lu kenapa pijitin leher gitu?” tanya Karin yang melihat Gisel dari kejauhan memijat lehernya.

“Semalam ketiduran di meja belajar saat ngerjain tugas” jawabnya santai.

Ia tidak sepenuhnya berbohong, sebenarnya Gisel telah selesai mengerjakan tugasnya namun saat Ia hendak masuk ke kamar Haikal yang mengigau memegang tangannya sehingga Ia tidak jadi masuk kekamar dan ikut tertidur diruang tamu

“Tumben banget, Lu bukannya paling nggak bisa yah tidur di meja belajar” tanya Karin “Apa seberat itu yah tugas kampus ditambah tugas BEM?” Karin tampak sedih melihat temannya yang disibukkan banyak hal, bahkan Gisel juga harus memeriksa omset toko, dan akan mengunjungi tokonya jika tidak ada kegiatan kampus.

“Nggak usah lebay, lagian kalau Gue bilang mampu yah mampu” jawabnya dengan memberikan senyum manisnya.

“Manis banget sih neng, hati-hati diculik tukang ojek” ucap Candra yang muncul entah dari mana bersama dengan Jigar

“Lu ngapain disini?” tanya Karin yang melihat kehadiran Jigar

“Kelas dia gedung sebelah kali, nggak masalah juga kalau mampir sini” balas Candra yang hanya dibalas cengiran Karin dan juga Gisel.

“Wah kita free pagi ini guys” ucap Gisel yang baru saja membaca notif pesan yang masuk pada ponselnya.

Karin dan Candra juga segera membuka pesan grup yang juga masuk pada ponselnya.

“Elah, kenapa nggak dari semalam sih infonya, mana Gue sampai begadang lagi ngerjain tugasnya” Keluh Karin.

“Sama lagi, tau gini kan gue nggak bakalan sakit gini lehernya” keluh Gisel lalu duduk disalah satu kursi yang ada disekitar kelas tersebut.

“Halo” sapa Nia yang baru saja datang bersama dengan Wina

“kalian ngapain disini?”

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!