Pilihan Hailey Faye

Sesampai di apartemen Hailey pergi ke dapur untuk minum meredakan kekesalannya terhadap Arlo, dia pun menatap pintu kamar Arlo.

"apakah dia sudah pulang? Apa yang sedang dia lakukan dikamar? Apakah dia benar-benar sakit" batin Hailey bertanya.

Tiba-tiba Arlo keluar dari kamar dengan memakai kemeja yang dada nya sedikit terlihat. Hailey dengan cepat membalikkan badan nya dan meneguk minuman nya dengan cepat, dia pergi menuju kamarnya. Arlo melihat Hailey yang berjalan menuju kamar nya "dia sudah kembali dengan selamat" lirihnya.

"kenapa tuan?" tiba-tiba ibu Diana mengejutkan Arlo.

"hmm, tidak apa-apa bu" Arlo sedikit gugup karena dia kepergok bu Diana melihat ke arah Hailey.

"oh, kirain ada apa-apa dengan nona, soalnya tuan melihat arah kamar nona sambil berbicara sendiri"

Arlo hanya melihat bu Diana.

"tolong siapkan makanan untuk nona"

"iya tuan"

*ting tong*

Suara bel berbunyi, Arlo melihat seorang wanita 50tahunan namun masih cantik sedang berdiri didepan pintu. "bu Diana, kenal siapa dia?"

Bu Diana mengecek dari layar CCTV siapa yang datang "oh nyonya Bianca, buka saja"

Mendengar penjelasan bu Diana, Arlo paham bahwa itu adalah mami Hailey, dengan segera dia membuka nya.

Nyonya Bianca pun masuk dengan membawa kotak beberapa makanan ditangan nya. Dia terkejut melihat Arlo berdiri disana. Sementara Arlo membungkukkan badan nya. Bu Diana menyambut dan membantu membawa kotakan makanan yang di bawa nyonya Bianca.

Nyonya masih terus memandangi Arlo penuh tanya.

"dia bodyguard nona yang baru, belum ada sebulan"

"oh" Bianca mengangguk paham.

"mana Hailey?"

"aku di sini mam" tiba-tiba Hailey keluar dari kamar menggunakan kimono piyama nya yang terlihat agak sexy dimata Arlo.

"i miss you sayang, kamu lama tidak pulang, mami kangen banget sama kamu" Bianca memeluk putri nya tersebut.

"i miss you too mam, i'm sorry" Hailey meminta maaf pada maminya karena lama tidak pulang ke rumah.

"mami sehat?"

"seperti yang kamu lihat" maminya tersenyum melihat putrinya. Bianca adalah sosok ibu yang lembut, perhatian, memiliki tutur katanya sangat halus dan pandangan yang sangat teduh, membuat orang yang melihatnya merasa nyaman disamping nya

"kamu sudah makan? Mama bawakan makan kesukaan kamu"

mata Hailey berbinar, tersenyum dan menggelengkan kepalanya. melihat Hailey seperti anak kecil didepan mami nya, Arlo merasa sangat gemas ingin mencubit pipi nya.

"ayo kita makan"

Mereka pun menuju ruang makan dan duduk. Arlo berdiri ditempat. Bianca melihat Arlo masih berdiri, mempersilahkan nya duduk bersama.

"siapa nama mu?

"Arlo"

"ayo duduk Arlo, kita makan bersama" Bianca mempersilahkan dia makan bersama dengan suara yang lembut.

"nanti saja, saya akan makan sendiri"

Hailey melirik Arlo. Bianca berdiri menghampiri Arlo, dan memegang tangan nya untuk menyuruh nya duduk disamping Hailey.

"makan sendiri itu tidak enak" ucap Bianca. Arlo pasrah mengikuti nyonya nya.

"Bu Diana mari sini, kita makan bersama" ajak Bianca. Mami Hailey orang yang sangat baik, dia tidak pernah membedakan status orang lain. Dirumahnya pun dia memiliki meja makan yang sangat besar karena ketika keluarga inti makan, semua yang bekerja harus makan bersama di meja tersebut.

Bianca berasal dari panti asuhan, jadi wajar dia bersikap seperti itu, karena dia merasa kan sepinya jika dia harus melakukan apa-apa sendiri. dia terbiasa dengan suasana ramai. Dia juga mengajarkan kepada anak-anak nya untuk bersikap baik kepada siapa pun tanpa membeda-bedakan status orang lain terlebih lagi kepada orang yang sudah banyak membantu mereka.

"kamu kembali pada nya?"

Hailey melihat mami nya, dia hanya mengangguk.

"kamu yakin dia tidak meninggalkanmu lagi nanti?"

Hailey hanya diam saja. Keluarga nya memang tak menyukai Oliver terlebih lagi kaka nya Sean karena Oliver orang yang tidak bisa konsisten dengan dirinya, dia mudah terpengaruh oleh orang lain, sehingga terkesan tidak bertanggung jawab jika berkomitmen.

"mami tidak pernah melarangmu berhubungan dengan siapa pun, asal dia tidak menyakiti hati mu, ketahuilah papi mu orang yang paling hancur hatinya ketika melihat anaknya tersakiti"

"iya mi"

" mami tidak ingin melihatmu seperti 2 tahun yang lalu, itu menyakitkan buat kami"

Hailey hanya diam. Sedangkan Arlo yang mendengarkan nyonya Bianca bicara seperti itu ikut merasakan sakit hatinya, walau dia tidak pernah tau apa yang terjadi antara Hailey dan Oliver. Tapi dia berjanji akan menjaga Hailey dari orang-orang yang akan menyakitinya, siapapun itu dia akan selalu berada di samping Hailey untuk melindungi nya.

Mereka pun selesai makan. Bianca pun pamit pulang kepada anaknya

"mami pulang dulu, weekend ini main lah ke rumah"

"iya mi"

Bianca menghadap ke arah Arlo

"tolong jaga Hailey, dia memang sedikit keras kepala tapi jangan nyerah sampai dia mengontrakmu seumur hidup" Bianca bicara hal yang serupa dengan Tuan Arthur tapi bedanya nyonya Bianca bicara didepan Hailey juga.

"mami!"

Bianca hanya tersenyum "siapa tau dia jodoh mu, siapa yang tau?"

"cckk, mami!"

"ya sudah mami pulang, jangan lupa weekend pulang ke rumah ya" Bianca memeluk putrinya

"iya mi, hati-hati dijalan"

Arlo kembali mendapat angin segar dari orang tua Hailey, dia seperti mendapat lampu hijau dari mereka. hati nya sangat senang, wajah dingin nya tersenyum tipis mengingat omongan orang tua Hailey.