NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Dadakan Gus Dingin

Menjadi Istri Dadakan Gus Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Anak Yatim Piatu / Cerai
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: elva erviana

Bilqis aulia aulfa gadis yang berusia 17 tahun ia mengalami hal yang
tidak di inginkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elva erviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesayangan abang

Ummi Anita berjalan ke kamar utama Gus Yusuf ketika masih lajang. Berapa langkah ummi Anita melihat sang putra sednah duduk bersama Rara.

...Ummi Anita tersenyum melihat kasih sayang putranya kepada istri keduanya ia tidak pernah membeda-bedakan istri keduanya dengan istri pertamanya. ...

Ummi Anita berjalan ke arah sang putra dan menantunya. " Assalamualaikum nak"

"Walaikumsallam ummi" jawab keduannya.

"Nak, ajak ning Rara makan malam bersama dulu sebelum kalian tidur" ucap ummi Anita tersenyum ramah.

Gus Yusuf mengangguk dan tersenyum pada Ummi Anita. Dia melihat ke arah Rara dan memberinya isyarat untuk mengikuti mereka ke ruang makan.

"Baik, Ummi. Ayo kita makan malam bersama," ucap Gus Yusuf sambil mengulurkan tangan kepada Rara.

Rara tersenyum dan mengikuti Gus Yusuf ke ruang makan. Dia merasa hangat dan diterima sebagai bagian dari keluarga oleh Ummi Anita.

Di meja makan, mereka duduk bersama dan menikmati hidangan malam. Ummi Anita mengobrol dengan penuh kehangatan sambil melihat kedekatan dan keharmonisan antara Gus Yusuf dan Rara.

Saat mereka semua menikmati makan malam, mereka merasakan kebersamaan dan kasih sayang dalam keluarga yang saling mendukung dan menghargai satu sama lain.

Ummi Anita merasa bahagia melihat putranya menjalani poligami dengan rasa adil dan mencintai kedua istrinya. Dia berharap mereka semua bisa hidup dengan damai dan bahagia dalam kebersamaan keluarga yang harmonis.

Dalam suasana yang hangat dan penuh cinta, mereka menikmati makan malam bersama, meneguhkan komitmen untuk selalu saling mendukung dan mencintai dalam perjalanan kehidupan mereka sebagai keluarga yang besar.

Rara menggelengkan kepalanya, ia belum siap ketemu dengan keluarga besar Gus Yusuf. Ia merasa tidak pantas untuk berada di lingkungan ini.

"Ummi" lirih Rara menangis.

"Loh, apa yang membuat Ning Rara menangis Hmm. " Ucap ummi Anita.

Ummi Anita menaruh perhatian pada Rara yang menangis dan melihat raut kecemasan di wajahnya. Dia merasa khawatir dan ingin tahu apa yang membuat Rara sedih.

"Ning Rara, apa yang terjadi? Mengapa kamu menangis?" tanya Ummi Anita dengan penuh kelembutan.

Rara mengangguk dengan sedih dan mencoba mengungkapkan perasaannya. "Ummi, aku merasa tidak pantas berada di sini. Aku masih baru dalam keluarga ini dan merasa takut tidak bisa memenuhi harapan semua orang. Aku tidak tahu apakah aku bisa menjadi istri yang baik bagi Gus Yusuf dan bagian dari keluarga besar ini."

Ummi Anita mendekati Rara dan mengelus lembut punggungnya. "Ning Rara, dengarlah. Kamu sudah menjadi bagian penting dari keluarga ini dan Gus Yusuf telah memilihmu sebagai istrinya dengan cinta dan penuh keyakinan. Tidak ada kesempurnaan dalam diri siapapun, tetapi yang penting adalah kamu mencoba menjadi yang terbaik yang kamu bisa. Kami semua di sini mendukungmu dan ingin melihatmu bahagia."

Rara mengangguk, tetapi tangisnya masih mengalir. Dia merasa terharu mendengar kata-kata dukungan dari Ummi Anita.

"Ummi, terima kasih atas kata-kata dan dukunganmu. Aku akan mencoba untuk percaya pada diriku sendiri dan mengejar kebahagiaan bersama Gus Yusuf dan keluarga ini," ucap Rara dengan suara terisak-isak.

Ummi Anita tersenyum dan memeluk Rara dengan penuh kasih sayang. Dia berjanji untuk selalu menjadi sumber dukungan bagi Rara dalam perjalanan kehidupan barunya sebagai seorang istri.

"Mari, biarkan kami melalui masa-masa ini bersama-sama. Tidak ada yang harus kamu takutkan karena kami semua di sini untuk saling mendukung dan mencintaimu," ucap Ummi Anita dengan hangat.

Dalam pelukan Ummi Anita, Rara merasa didukung dan diterima oleh keluarga besar Gus Yusuf. Dia berjanji untuk menjalani peran barunya sebagai istri dengan keberanian dan keikhlasan, menjaga kebahagiaan dan keharmonisan dalam keluarga ini.

Rara berjalan ke arah ummi Anita ia berhamburan ke dalam pelukan ummi, ia merasa kangen kepada sang bunda. Selama ini telah meninggal dunia.

"Ummi maafin Rara" jawab Rara setelah sadar ia memeluk ummi Anita tanpa izin terlerbih dahulu.

"Iya tidak masalah, kok Ning Rara harus minta izin terlebih dahulu kan ummi adalah ummi kamu juga kan" ucap ummi Anita.

"Tapi tetap saja Rara gak sopan ummi!! Rara selalu di ajarkan oleh nenek harus izin terlebih dahulu" jawab Rara menundukan kepalanya.

"Udah iya, nak ummi sangat sayang sama kamu mari kita makan dulu, atau suami kamu yang akan mengambil makanan ke sini biar kamu nak nyaman yah" ucap ummi Anita tersenyum ramah.

"Sayang, biar Abang ambilin kamu makan malam kita makan di sini dulu yah" Gus Yusuf selalu mengelus rambut panjang Rara.

"Abang, boleh Rara perlahan baju kaya ummi, Ning Husna, dan santriwati yang disini" ucap Rara menatap wajah tampan suaminya.

"Boleh, sayang. Abang sangat senang kamu udah mau menutup auratnya." Jawab gus Yusuf tersenyum hangat.

Gus Yusuf tersenyum dan mengangguk. Dia merasa bangga dan bahagia melihat keputusan Rara untuk menutup auratnya. Dia mengelus rambut Rara dengan penuh kasih sayang.

"Tentu, sayang. Aku sangat mendukung keputusanmu untuk menutup aurat. Akan kuusahakan untuk memberikanmu pakaian yang sesuai dengan gaya berpakaianmu, seperti Ummi Anita, Ning Husna, dan santriwati di sini. Aku bangga melihat perubahan positif dalammu," ucap Gus Yusuf dengan bangga.

Rara tersenyum, merasa dicintai dan diperhatikan oleh suaminya. Dalam kebersamaan mereka, mereka berdua bersatu untuk mendukung perubahan dan perkembangan yang positif dalam hidup mereka.

"Makasih, Abang. Aku beruntung memiliki suami seperti kamu yang selalu mendukungku," ucap Rara dengan tulus.

Gus Yusuf dan Rara mencoba mempererat ikatan mereka sambil menikmati makan malam bersama keluarga. Dalam suasana yang hangat dan penuh kasih sayang, mereka berjanji untuk terus tumbuh bersama dan menjaga nilai-nilai agama dan keluarga dengan sepenuh hati.

Ummi Anita tersenyum, melihat sikap sang putra yang baru pertama kalinya memperlakukan dengan manis. Tidak ketika bersama Ning Husna!! Gus Yusuf merasa segan kepada Ning Husna dan orang tuanya itu yang di hormati banyak orang.

Tidak dengan Rara, di manja meskipun mereka kenal setelah menikah, sikap manis Gus Yusuf pada istri ke duanya itu. Dimana Rara masih polos tapi lebih jauh ilmu agamanya meskipun penampilannya terbuka tapi Alhamdulillah ia bisa menjaga dirinya dari lelaki idung belang di luar sana.

*

*

*

Di ruang makan sudah ada, Gus all, Bilqis, kak Nova, kak faizar, kyai Rahman, ummi Maryam, Gus Irfan, Ning husna dll. Mereka semua menunggu ummi Anita, Gus Yusuf dan juga Rara.

"Paman, kemana kak Yusuf, kak Rara?? Kok belum datang-datang sih. Iqis udah kelaparan nungguin mereka?" Tanya Bilqis cemberut menunggu sang kakak kesayangan lama.

"Sayang, sabar yah mungkin sebentar lagi mereka datang." Ucap Gus all yang mewakili pamannya Bilqis.

"Tapi, iqis udah lapar loh Gus, ini juga" jawab Bilqis menunjuk perutnya.

"Saya tau, bayi kita kuat seperti ummanya" ucap Gus all mengelus perut datar Bilqis.

Ummi Anita, Gus Yusuf, dan Rara akhirnya tiba di ruang makan. Semua orang menyambut mereka dengan senyuman dan kehangatan.

"Maaf untuk keterlambatan kami. Kami sedikit terhalang dalam perjalanan ke sini," ucap Gus Yusuf dengan raut wajah yang meminta maaf.

Bilqis langsung berjalan ke arah kakak kesayangannya dan memeluknya dengan erat. "Kakak, iqis kangen!"

Gus All tersenyum dan membalas pelukan adiknya. "Maaf iqis sudah membuatmu kelaparan. Kakak juga kangen sama kamu."

Semua orang duduk di meja makan dan menikmati hidangan bersama. Suasana penuh kebahagiaan dan kebersamaan terasa di ruangan tersebut.

"Sekarang, mari kita mulai makan malam bersama!" ucap Kyai Rahman dengan riang.

Mereka semua menikmati hidangan sambil bercerita dan tertawa bersama. Kebersamaan keluarga ini memberikan mereka kekuatan dan kebahagiaan dalam menjalani hidup mereka. Dalam kebersamaan ini, mereka berkomitmen untuk saling mendukung, mencintai, dan menjaga keharmonisan keluarga yang mereka bangun.

Sebelum Bilqis menjawab, Gus Yusuf dan juga ummi Anita datang bersama kecuali Rara di kamar sendirian. Gus Yusuf bersama ummi berjalan bersama ke ruangan makan.

"Assalamualaikum" ucap keduanya.

"Walaikumsallam"Jawab semau orang.

"Maaf, sudah membuat kalian semua menunggu lama. Soalnya Rara sakit demam malam ini." Ucap Gus all.

"Kakak, Rara sakit. Kakak kenapa gak bawa makan dari tadi tau istrinya sakit" jawab Bilqis sangat gereget.

"Iya, kakak ngaku salah. Tapi Rara tidak mau di tinggal sendirian. Rara memilik rasa trauma di masa lalunya." Ucap Gus Yusuf mengusap kepala Bilqis yang tertutup hijabnya.

"Sayang, udah kasihan Gus Yusuf kalau terus kamu omelin" ujar Gus all mengusap punggung sang istri.

"Maaf, Gus. Iqis udah sayang sama kak Rara maka khawatir." Ucap Bilqis menundukan kepalanya ia sangat takut saat mendengar teguran Gus all.

"Sudah, kenapa kalian malah ribut. Nak bawa makan malam buat istrimu lalu kasih obat, kalau demamnya masih tinggi bawa Rara ke rumah sakit segera."

"Baik, Abi. Yusuf mau menyiapkan makan malam yang akan di bawa ke kamar. Kasihan Raranya soalnya ia tidak mau di tinggal."

"Baik, nak biar Abi gantikan kamu kajian malam ini"

"Iya Abi, maafin Yusuf gara-gara Yusuf Abi yang turun tangan sendiri menghadiri kajian di luar."

"Udah, nak Abi akan mengajak faizar untuk menemani Abi, kajian." Ucap kyai anton ia tau kalau gak ada dirinya faizar akan mendekati Bilqis.

Mereka semua setuju dengan rencana tersebut. Gus Yusuf pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan untuk Rara, sedangkan Bilqis memilih obat-obatan yang dibutuhkan untuk membantu meredakan demam Rara.

Kyai Anton dan Faizar menemani Ummi Anita ke kajian malam, meninggalkan Gus Yusuf dan Bilqis bersama Rara di kamar. Mereka semua sangat peduli dan ingin memastikan Rara mendapatkan perawatan yang baik.

Bilqis membawa makanan yang disiapkan oleh Gus Yusuf ke kamar Rara. Setelah memberikan makanan dan obat kepada Rara, Bilqis duduk di sampingnya dan memeluknya dengan lembut.

"Rara, aku sangat khawatir padamu. Aku berharap kau cepat sembuh," ucap Bilqis dengan suara lembut.

"Terima kasih, Iqis. Aku juga berharap cepat sembuh. Maaf telah membuatmu khawatir," jawab Rara dengan nada lemah.

Bilqis menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Tidak perlu meminta maaf, Rara. Kami adalah keluarga, kami saling mendukung dan mengasihi satu sama lain. Kami akan tetap di sampingmu dan membantumu melewati masa sulit ini."

Mereka berdua duduk bersama dalam keheningan sejenak, memberikan kehadiran dan dukungan satu sama lain. Meskipun Rara merasa lemah dan sedih, dia merasa tenang karena memiliki Bilqis di sisinya.

Di tengah kekhawatiran dan perawatan yang dilakukan oleh keluarga mereka, Rara tahu bahwa dia tidak sendirian. Masa depan yang lebih baik menanti mereka, dan dengan keberanian dan dukungan bersama, mereka akan menghadapinya dengan kuat.

Dalam ketulusan dan kehangatan keluarga, mereka berdua berjanji untuk terus mendukung dan mencintai satu sama lain, menjalani kehidupan pernikahan yang penuh cinta dan kebahagiaan.

*

*

Setelah siap dengan makan malam, Gus Yusuf membawa ke kamar dimana sang istri sedang duduk didekat jendela memandang cantik ya bulan.

Ceklek... Pintu kamar terbuka lebar masuklah pria tampan membawa nampan berisi satu piring makanan lengkap. Di tambah satu air putih satu gelas coklat hangat.

Gus Yusuf melangkah menghampiri istrinya yang melamum entah apa yang di pikirkan.

"Assamualaikum, sayang" salam Gus Yusuf.

"Walaikumsallam, Abang sudah kembali." Jawab Rara memeluk suaminya itu.

"Udah sayang, lagi apa kok melamun sih.. ada yang mengganggu pikiran kamu" ucap Gus Yusuf.

"Rara, hanya rindu nenek dan kakek. Apa kabar ya bang mereka." Jawab Rara menangis.

"Sayang nanti kapan-kapan kita ke tempat nenek dan juga kakek"

"Benar, Abang mau ke rumah nenek dan kakek?" Tanya polos Rara bahagia mendapatkan suami sebaik Gus Yusuf.

"Iya, kesayangan Abang yang bawel."

Gus Yusuf tersenyum mendengar kepolosan dan kebahagiaan Rara. Dia mengusap lembut pipi Rara yang sedang menangis.

"Tentu, sayang. Kita akan pergi ke rumah nenek dan kakekmu suatu hari nanti. Kita akan berbagi kebahagiaan bersama mereka," ucap Gus Yusuf dengan penuh kasih sayang.

Rara tersenyum bahagia, merasa dicintai dan diperhatikan oleh suaminya. Dia tahu bahwa Gus Yusuf akan selalu menjaga kebahagiaan dan keamanan dalam keluarga mereka.

"Terima kasih, Abang. Aku sangat bahagia memiliki suami sepertimu yang selalu mengerti dan peduli," ujar Rara dengan suara lembut.

Gus Yusuf memeluk Rara erat, merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam pelukan mereka. Mereka berdua tahu bahwa bersama-sama mereka dapat mengatasi setiap rintangan dan membangun kehidupan yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Dalam ketulusan dan cinta mereka, Gus Yusuf dan Rara berjanji untuk saling mendukung dan mencintai dengan sepenuh hati, menjalani setiap hari dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan.

1
Raditia Akbar
ceritanya lerlalu berbelat belit
Elva Evoot: kalau gak suka gak usah di baca kak.
total 1 replies
Elva Evoot
bagus
rhani bhelLo💕
ini tuh tokohnya Bilqis apa Yumna si ???????????
Elva Evoot: Bilqis aku lupa di ubah
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!