Menjadi Istri Dadakan Gus Dingin

Menjadi Istri Dadakan Gus Dingin

Kesempatan untuk Dekat dengan Adik Perempuan

Di kediaman Nova dan Faizar, Nova sedang berjalan menuju ruangan kerja suaminya.

"Mas, boleh minta tolong gak?" tanya Nova dengan hati-hati.

"Minta tolong apa, sayang? Hmm, katakan saja," jawab Faizar.

"Tolong jemput adik perempuanku yang sedang mondok di pesantren," ucap Nova.

"Hmmm, jam berapa harus dijemput ya?" tanya Faizar.

"Nanti jam 15.00 kalau bisa, mas. Aku takut sibuk di kantor," jawab Nova.

"Iya, insya Allah, mas akan menjemput adikmu, sayang," ucap Faizar.

"Beneran, mas bisa jemput?" tanya Nova.

"Iya, beneran. Sayang, apa sih yang gak akan aku lakukan buat kamu?" jawab Faizar.

Dalam hati, Faizar berpikir, "Ini kesempatan untuk bisa dekat dengan adik perempuannya."

*

*

*

Bilqis telah mondok sejak usia 13 tahun setelah kedua orang tuanya meninggal. Dia enggan tinggal bersama kakak iparnya karena takut akan perlakuan kakak iparnya.

Di Pondok Pesantren Al-Huda, Bilqis menjalani kehidupannya.

"Bilqis, kamu mau pulang sekarang?" tanya Ustadzah Annisa.

"Iya, ustadzah. Kakak memintaku pulang sekarang," jawab Bilqis dengan duka yang terlihat di wajahnya.

Bilqis merasa sedih harus meninggalkan pondok pesantren tempat dia sudah lama tinggal. Namun, permintaan dari kakak iparnya membuatnya tak punya pilihan selain pulang. Apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kehidupan Bilqis? Mari kita ikuti kisahnya di bab berikutnya.

"Hmmm, sepi banget kalau Bilqis pulang," kata Ustadzah Aisyah sambil melihat wajah murung Bilqis.

"Kan masih banyak santri yang lain, Ustadzah," jawab Bilqis.

"Iya sih, tapi kami merasa dekat hanya dengan kamu," ucap Ustadzah Annisa.

"Tapi Bilqis sudah izin mau pulang dengan Ummi Maryam kan?" tanya Ustadzah Aisyah.

"Hehe belum, ini aku mau izin pulang dulu," jawab Bilqis.

Bilqis merasa sedih meninggalkan para ustazah yang telah menjadi keluarga baginya di Pondok Pesantren Al-Huda. Namun, dia harus memenuhi permintaan kakak iparnya. Apakah izin pulangnya akan disetujui? Mari kita saksikan kelanjutan cerita Bilqis dalam bab berikutnya.

Tiba-tiba, Ummi Maryam dan Kyai Rahmat lewat dan tanpa sengaja mendengar obrolan mereka.

"Assalamualaikum," Ummi Maryam dan Kyai Rahmat memberi salam.

"Walaikumsalam," jawab Bilqis sambil tetap menundukkan kepalanya.

"Apa yang sedang terjadi di sini?" tanya Ummi Maryam.

"Ummi, Bilqis mau izin pulang dulu," ucap Bilqis dengan suara pelan.

"Hmmm, iya, tadi Bilqis sudah minta izin kepada kami, ummi dan abi," kata Kyai Rahmat.

"Jadi, kamu boleh pulang dan akan dijemput oleh kakak iparmu," tambah Ummi Maryam.

Bilqis merasakan kekacauan dalam hatinya. Dia takut harus dijemput oleh kakak iparnya. Dia berdoa dalam hati, "Ya Allah, mengapa harus dengan kakak ipar? Aku takut, ya Allah."

"Baik, Kyai, Bilqis akan segera siap untuk pulang," ucap Ummi Maryam.

"Iya, nak, kamu siap-siap dulu. Sebentar lagi sudah azan Ashar," kata Kyai Rahmat.

"Iya, ummi, kami akan siap-siap untuk sholat Ashar dulu," ucap Bilqis.

"Baiklah, kami pamit dulu," ucap Ummi Maryam.

Dalam hatinya, Bilqis merasa cemas dengan keputusan untuk pulang dan dijemput oleh kakak iparnya. Bagaimana perjalanan pulang Bilqis akan berlangsung? Mari kita ikuti kisahnya dalam bab berikutnya.

Setelah sholat Ashar, semua santri dan santriwati kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat sejenak.

"Qis, sekarang kamu mau pulang?" tanya Amira.

"Iya, Ra, tapi aku takut kalau yang menjemputku adalah suami kakakku," jawab Bilqis.

"Kenapa takut? Ada yang terjadi?" tanya Amira.

"Aku hanya merasa takut," jawab Bilqis dengan cemas.

"Sebenarnya, aku sangat takut pulang karena kakak iparnya begitu menakutkan," batin Bilqis.

Ternyata, ada seseorang yang tanpa sengaja mendengarkan percakapan mereka.

"Hmmm, jadi aku ikut khawatir untukmu," kata Gus Al.

"Iya, semoga tidak ada yang buruk terjadi padaku, ya Ra," ucap Bilqis.

"Amin, Qis, berdoalah," kata Gus Al.

"Kenapa kamu juga mau pulang?" tanya Bilqis.

"Kata ummi, kakakku sakit," jawab Gus Al.

"Hmmm," Bilqis merasa ada yang aneh.

"Iya, Gus, kok bisa kalian ada di sini?" tanya Bilqis.

"Saya kebetulan lewat," jawab Gus Al.

"Oh ya, maaf, aku harus beranjak dulu. Aku harus siap-siap pulang," ucap Bilqis.

Bilqis pergi dari kamar menuju tempat yang telah disiapkan untuknya. Ada kecemasan yang terus menghantuinya saat akan pulang. Bagaimana perjalanan pulang Bilqis dan apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari kita ikuti cerita ini dalam bab selanjutnya.

All merasa ada sesuatu yang akan terjadi, meskipun dia tidak tahu persis apa itu. Rasa gelisah pun menghantuinya. All segera mempercepat langkahnya untuk pulang.

"Assalamualaikum, ummi," sapa Gus Al kepada Ummi Maryam.

"Walaikumsalam, ada apa, Nak?" jawab Ummi Maryam.

"Gus Al mau keluar sebentar untuk membeli jus dekat sini," ucap Gus Al.

"Baik, hati-hati ya, Nak," ucap Ummi Maryam.

"Assalamualaikum, ummi. Gus Al pamit dulu," kata Gus Al.

"Walaikumsalam," jawab Ummi Maryam.

Setelah berada di luar, Gus Al melihat seorang wanita yang sudah menunggunya. Wanita itu menyuruh seorang ibu-ibu untuk mencampurkan sesuatu ke dalam jus pesanan Gus Al.

All tidak menyadari rencana jahat yang sedang berlangsung di balik layar. Dia benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mari kita ikuti kelanjutan cerita ini dan lihat apa yang akan terjadi pada Gus Al dalam bab berikutnya.

Terpopuler

Comments

rhani bhelLo💕

rhani bhelLo💕

ini tuh tokohnya Bilqis apa Yumna si ???????????

2024-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!