Dinikahi Dosen Galak

Raditya masuk ke ruang kelas.

"Kita mulai pelajaran untuk hari ini."Sang dosen mengeluarkan tugas untuk pagi ini dan memberikannya pada seluruh mahasiswa dan mahasiswi di dalam kelas.

Pandang mata dosen tampan itu memang tidak pernah teralihkan, selalu bangku yang diduduki Aida menjadi tujuan utama.

"Aida!"panggilnya pada mahasiswi cantik itu.

"Iya,Pak. Ada apa?"

"Tolong bagikan tugas ini ke teman-teman kamu."Raditya meletakkan tumpukan kertas ke atas meja.

Aida berdiri lalu berjalan dengan lesu ke depan.

"Saya ingin mengajak kamu makan siang di cafe Laskar,"bisik Raditya pelan.

"Pak, tolong jangan bikin semuanya menjadi rumit. Saya nggak mau teman-teman saya tahu kalau saya ini istri Bapak,"balas Aida menolak tegas. Dia mengambil semua kertas lalu berjalan meninggalkan Raditya.

"Lo cantik hari ini,"goda Juna lelaki yang dari dulu menyukai Aida.

"Diam atau gue colok mata Lo," desis Aida emosi kesabarannya tidak lebih tebal dari tisu.

Raditya yang sendiri tadi memperhatikan istrinya, tersenyum kecil. Ia duduk di kursinya lalu membuka laptop.

Selesai membagikan tugas, Aida kembali duduk mengerjakan tugas tersebut dengan tenang.

"Dari tadi gue perhatiin,pak Radit senyum-senyum sendiri. Jangan-jangan benar kalau dia abis olahraga sama Bu Naya," bisik Cantika sambil menyenggol Aida.

Aida melirik suaminya lalu mengatakan. "Bukannya dia udah nikah,nekat amat dia selingkuh di kampus sama Dosen juga lagi," gumamnya.

"Itu dia yang gue maksud, kalau dia belum nikah sih bodo amat. Kasian yang jadi istrinya, tapi gue emang udah curiga kalau dari dulu Pak Radit itu ada main sama Bu Naya."

Aida tak menghiraukan ucapan Cantika,ia kembali fokus pada pelajarannya. "Bilangnya nggak mau mengkhianati pernikahan,taunya malah diam-diam selingkuh. Dasar kucing garong,' gerutunya dalam hati.

"Setelah selesai kumpulkan semuanya di meja saya." Raditya berdiri sambil mengemasi mejanya. "Saya ada urusan sebentar, tolong tenang jangan ada yang ribut! Mengerti?"

"Ngerti,Pak," seru semua mahasiswa dan mahasiswi kecuali Aida.

Aida menatap suaminya. 'Ada urusan? Apa dia mau ketemuan sama Bu Naya?' batinnya.

Setelah sang dosen menghilang dari pandangan, Aida berdiri.

"Mau ke mana Lo,Da?" tanya Cantika melihat sahabatnya.

"Gue mau ke toilet sebentar," jawabnya tergesa-gesa.

Deg!

Dia melihat Raditya masuk ke mobil, tetapi hanya seorang diri. Tak lama berselang,dia melihat Naya juga masuk ke mobil pribadi sang dosen seksi tersebut.

"Janjian? Nggak mungkin hanya kebetulan mereka keluar di jam yang sama." Aida meremas bagian bawah bajunya. "Gue emang nggak cinta sama dia, tapi kalau mau selingkuh tuh bilang-bilang. Lagian cari cewek yang lebih cantik dari gue kek,masa muka dempulan gitu dijadiin selingkuhan," gerutunya kesal.

Aida menghentakkan kaki kembali masuk ke dalam kelas.

"Nggak jadi ke toilet? Kok berhenti di depan pintu doang? Oh iya,Lo tau nggak kalau kemarin Edo kesini nyariin Lo," ucap Cantika.

Deg!

Aida langsung menatap sahabatnya. "Edo? Serius Lo?"

"Iya." angguk Cantika. Emang dia nggak cerita sama Lo? Terus dia tuh udah nelpon Lo,tapi hp Lo nggak aktif."

Aida termenung.

"Dia ngelamar Lo?" tanya Cantika.

Aida mengangguk.

"Terus,Lo terima?"

"Belum," geleng Aida.

"Kenapa,Da? Bukannya dari dulu Lo pengen Edo ngelamar Lo? Apa perasaan Lo sama Edo udah berubah?"

"Gue punya alasan, Can. Dia belum bisa jawab sekarang,"jawab Aida.

"Iya tapi kenapa?"

Aida membuang nafas sesak. "Gue nggak bisa cerita, gue butuh waktu. Mungkin gue baru bisa kasih jawaban setelah 3 bulan."

"3 bulan? Lama banget, terus selama itu Lo mau gantungin Edo?"

Aida menggeleng. "Gue bingung, gue... gue punya alasan kenapa gue nggak bisa nerima lamaran dia, tapi maaf gue nggak bisa kasih tahu Lo dan Edo tentang alasan gue itu."sejujurnya Aida tidak ingin menghianati pernikahan, dia akan tetap menunggu sampai Raditya menceraikannya, baru dia memberi jawaban pada Edo.

"Gue yakin Edo mau nunggu Lo,"ucap Cantika mengusap pundak Aida.

...****************...

'Besok perayaan pernikahan kita yang satu minggu. Semoga kamu suka dengan hadiah ini,'gumam Raditya lalu masuk ke mobilnya.

Sedari tadi lelaki itu sudah mampir di berbagai toko untuk membelikan sesuatu yang ia rencanakan.

Selama di dalam perjalanan, yang dipikirkan oleh Raditya hanya istrinya seorang, tetapi entah apa yang dipikirkan oleh istrinya itu.

Drrttt!

Suara deringan ponsel terdengar. Raditya menepikan mobil lalu menerima telepon tersebut dan ternyata dari ayahnya.

"Hallo,Pa. Ada apa?"tanya Raditya.

"Kamu ada di mana? Bisa ke rumah sebentar? Papa mau bicara sama kamu."

"Gimana kalau sore aja? Emangnya Papa mau bicara soal apa?"

"Ya udah ajak Aida juga. Soal kamu dan Aida, Papa ingin kamu dan Aida melakukan program kehamilan karena Papa Baru aja dapat tawaran dari dokter terbaik yang baru aja datang dari luar negeri. Dia teman lama Papa."

Raditya terdiam. Program kehamilan? Sedangkan Aida saja belum mau disentuh olehnya, bagaimana caranya sang istri bisa mengandung?

"Hallo,Radit. Kenapa kamu diam? Bisa kan kamu datang sore ini? Kita bahas di rumah aja biar lebih enak. Papa tunggu kedatangan kalian berdua. Oke."

"Iya,Pa."Raditya mengakhiri panggilan lalu kembali meletakkan ponsel ke jok samping.

...****************...

"Gue mau jemput Aida di kampus dulu,"ucap Edo.

"Lo mau jemput Aida pakai apa? Motor bebek?"Kenzo melihat motor bebek terparkir di halaman gedung kosong, tempat markas Geng Pandawa.

Edo menggangguk. "Iya, emang kenapa?"

Alex mengambil kunci motor sport miliknya. "Nih, pakai motor gue."

Edo menggeleng. "Nggak usah, gue udah sering ngerepotin Lo. Gue nggak mau ngabisin bensin Lo."

"Ya elah Lo, kayak sama siapa aja. Kalau soal bensin, gue talangin,"ucap Kenzo.

"Makasih ya,kalian memang sahabat terbaik gue. Gue pergi dulu ya."Edo menggenggam kunci motor pemberian Alex.

"Pokoknya gue kawal Lo sampai sah!"seru Kenzo.

"Gue bakal bantuin cari Pulau buat bulan madu," kekeh Rio.

Edo tertawa kecil. "Doain aja." Kekehnya sembari memakai helm full face.

"Hati-hati,Do!"

Edo menunjukkan jari jempolnya.