NovelToon NovelToon
Dinikahi Dosen Galak

Dinikahi Dosen Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:16.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Handayani

Menikah dengan dosen sendiri?
Cinta Aida tidak pernah menyangka lelaki yang dijodohkan kedua orang tuanya adalah lelaki yang selamat setahun lebih dia benci. Bagaimana tidak, setiap kali dia melakukan kesalahan di kampus, hukuman yang diterima sangat tidak masuk akal. Namun ternyata pak dosen yang dia benci adalah calon suaminya sendiri.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akankah cinta tumbuh di hati keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Handayani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

    Pagi harinya....

     Raditya membuka mata lebar lalu menyempitkan kembali saat melihat cahaya terang matahari memasuki celah jendela kamar.

       "Hoam!" Ia mengubah posisi menjadi duduk, melebarkan kedua tangan lalu melihat ke bagian bawah yang ikut terbangun.

       Menghela nafas panjang. Sempat bermimpi dia sudah melakukannya bersama Aida. "Pake mimpi basah segala, jadi kesiangan,"gumamnya lalu turun dari tempat tidur.

       Setelah menyiapkan pakaian, sang dosen masuk ke dalam kamar mandi, menoleh sesaat pada Aida yang masih terlelap. "Aida! Bangun!"teriaknya lalu menutup pintu rapat.

        Raditya mempercepat gerakan saat melihat yang sudah menunjukkan pukul 07.00. "Macet. Macet!"ucapnya bergegas menyelesaikan mandi.

       Sang dosen keluar hanya menggunakan handuk putih di pinggang. "Aida! Bangun! Kamu mau bolos kuliah? Atau mau saya hukum lagi?"

       Raditya mendekati sang istri, lalu berjongkok.

       Tak puas hanya menggerakkan lengan, jiwa usilnya memuncak. Ia berbaring lalu memeluk tubuh Aida erat.

      Deg!

      "Panas, Aida. Kamu demam?"Raditya kembali duduk, kemudian menempelkan punggung tangan ke kening Aida. "Kamu demam? Hah?"Raditya panik.

       Tak mendapatkan respon sama sekali. Dia menggendong Aida, membawanya ke atas ranjang.

      "Edo," racau Aida.

     Raditya menghela nafas panjang. "Jangan kuliah dulu, kamu sakit. Maaf semalaman aku lupa memindahkan kamu ke atas ranjang. Maaf,ya,"ucapnya mengecup kening Aida.

        Ia bersiap turun dari ranjang.

      "Do, jangan pergi!" racau Aida memegang lengan lelaki tampan itu.

      "Istirahatlah, hem,"ucap Raditya.

        "Do! Temenin gue di sini!"Aida menarik lengan sang dosen hingga tubuh kekarnya menimpa wanita cantik itu.

       Bruk!

       Kini wajah mereka sangat dekat, bahkan tubuh yang belum ditutupi pakaian itu menimpa dada Aida.

      DEG! DEG! DEG!

     Jantung Raditya berdegup kencang, deru nafas terdengar memburu dengan dada kembang kempis tak karuan.

       Hasrat kelakiannya memuncak, tak sanggup lagi untuk ditahan saat Aida melingkari kedua tangannya di tubuh Raditya.

      "Edo, gue kangen sama Lo," racau Aida.

       Meski nama lelaki lain yang disebut istrinya, tetap tak membuat rasa ingin itu berkurang.

       Raditya menghela nafas panjang, perlahan melepas tangan Aida yang melingkar di tubuh.

         Karena rasa ingin yang kian memuncak, Raditya nekat mengungkung tubuh sintal istrinya.

        "Kamu milikku, Aida Gestiana,"gumam Raditya melepas handuk, melemparkan ke bawah ranjang.

        Raditya tak bisa menahan diri lagi, ditambah pusakanya sudah mengeras siap untuk mencari kenikmatan dari bagian indah milik istrinya.

          "Edo,"racau Aida yang perlahan membuka mata. "Pak Radit! Ngapain Bapak di atas badan saya?"

       Raditya tersenyum. "Saya ingin mengambil hak saya sebagai seorang suami."

      "Nggak mau! Cepat turun!"teriak Aida.

       "Please Aida, saya udah nggak tahan. Kamu lihat sendiri,"ucapnya menunjuk bagian bawah.

       "AAKKKHHH! APAAN TUH!"teriak Aida sembari memejamkan kedua mata. Dengan seluruh tenaga yang tersisa, Aida memberontak lalu menendang perut Raditya.

        "AAKKKHHH! Sakit, Aida!"pekik Raditya memegang perut.

      "Bodo amat! Cepat pakai handuknya,Pak Radit!"teriak Aida.

        Bukannya memakai handuk, Raditya justru kembali naik ke atas ranjang. Meskipun memejamkan kedua mata, tetapi Aida tahu suaminya kembali naik.

       "Pak Radit! Jangan macam-macam! Cepat pakai handuk!" teriak Aida.

         Tok! Tok!

        Raditya menoleh ke pintu.

      Terdengar suara ketukan dari luar. "Aida! Raditya, kalian lagi ngapain? Kok teriak histeris begitu? Nggak enak didengar tetangga."

       Raditya turun dari tempat tidur, kemudian memakai handuknya. "Nggak lagi ngapa-ngapain kok, Mi,"sahutnya.

       Aida bergeming.

      "Kalian nggak berangkat kampus? Udah siang loh,"tanya Lesti.

       "Sebentar lagi, Mi. Ini lagi siap-siap,"sahut Raditya.

       Suara langkah kaki terdengar, menandakan Lesti sudah pergi.

       "Kamu istirahat aja hari ini, kamu lagi demam. Saya kasih izin satu hari untuk istirahat di rumah,"ucap Raditya.

       Aida membuka mata sedikit, melihat suaminya sudah memakai pakaian lengkap. "Serius? Saya boleh bolos hari ini?" Ia menyeringai.

         "Hmm, cuma satu hari,"jawab Raditya.

      "Alhamdulillah, tolong kasih tahu Mami. Bilang kalau aku lagi demam,"ucap Aida.

       Raditya menatap Aida lekat. "Tapi ada syaratnya."

      "Kok pakai syarat segala? Kan Bapak yang nyuruh saya untuk istirahat di rumah,"protes Aida.

       "Ya udah kalau nggak mau, nanti saya bilang sama Mami kalau kamu malas kuliah, dan kamu mau bolos,"ucap Raditya.

      Aida mendengus kesal. 'Pokoknya hari ini gue nggak mau kuliah, gue mau cari tahu di mana Edo. Katanya dia udah pulang dari Bandung, kemungkinan sekarang dia ada di Jakarta,"gumamnya dalam hati.

       "Syarat apa?"tanya Aida.

     "Cium bibir," kekeh Raditya.

     "Ihhh, nggak ah. Cium pipi aja," ucap Aida.

     "Bibir satu kali, pipi dua kali."

     "Pak Radit!"kesel Aida. "Syarat yang lain aja!"

      "Ya udah, batal."

     "Apanya?"

     "Izin untuk istirahat di rumah,"jawab Raditya.

      "Pak!" kesal Aida.

     Raditya melangkah mendekati istrinya lalu duduk di Raditya melangkah mendekati istrinya lalu duduk di pinggir ranjang, ia menatap Aida tanpa berkedip.

       Raditya mengumpulkan keberanian lalu mulai merengkuh cengkungan leher Aida.

      "Tunggu!"tahan Aida saat Raditya mulai mendekati bibirnya.

        "Apalagi?"

     "Pipi aja,ya. ini ciuman pertama aku. Aku maunya yang nyium aku itu cowok yang saya su....." ucapan Aida terhenti saat Raditya mengecup bibir merah alami itu.

      Tak perduli istrinya baru saja bangun tidur, sang dosen tanpa menikmati ciuman itu, yang artinya dia baru saja mendapatkan ciuman pertama istri cantiknya.

       Kecupan hangat berubah penuh hasrat saat Raditya mulai kehilangan kendali.

      "Pak!" Aida mendorong tubuh kekar Raditya lalu memalingkan wajah ke samping.

        Dadanya sesak, membayangkan ciuman pertama itu bukan dia berikan pada Edo, tetapi justru pada dosennya sendiri.

       "Saya berangkat kerja dulu,"ucap Raditya lalu berdiri. Ia mengecup kening Aida lembut. "Minum obat dan istirahat, Hem."

       Aida menggangguk pelan.

      Raditya merapikan kemeja, mengambil tas tenteng berisi laptop dari atas meja belajar lalu berjalan keluar dari kamar.

       

Aida memegang bibirnya yang dilumat habis oleh Raditya. "Maafin gue, Do. Gue udah menghianati cinta kita," isaknya. "Gue harap, Lo mau nunggu gue sampai pak Radit ceraiin gue. Tunggu ya,Do."

...****************...

"Aida nggak kuliah? Udah jam berapa sekarang?"tanya Lesti.

"Dia lagi demam, aku yang memintanya untuk istirahat, Mi,"jawab Raditya. "Tolong buatkan susu hangat dan berikan obat ke kamar Aida ya,Mi."

"Ya Allah, kok bisa dia demam? Iya nanti Mami bawain obat ke kamar dia,"jawab Lesti.

"Makasih, Mi,"ucapan Aditya lalu mencium punggung tangan mertuanya. "Nanti sore aku bawa dia pulang ke rumah."

Lesti mengangguk. "Iya, sebaiknya kalian kembali ke rumah. Kalian kan sudah punya rumah pribadi, Mami nggak apa-apa tinggal di sini sendiri."

Raditya tersenyum. "Aku berangkat, Mi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Lesti.

...****************...

Sang dosen merapikan kacamata lalu turun dari mobil.

Drmmm!

Suara motor gede terdengar, motor tersebut melintas tepat di depan Raditya.

Terlihat seorang lelaki pengendara motor sport itu memarkirkan motor di parkiran khusus lalu membuka helm full face, memperlihatkan wajah tampannya.

Deg!

Raditya melihat jelas wajah lelaki itu sama seperti wajah yang ada di ponsel Aida.

"Apa mungkin lelaki itu yang bernama, Edo? Mau apa dia ke sini?"gumam Raditya, nyaris melepas tas laptop di tangan.

Edo menoleh ke arah Raditya lalu tersenyum ramah, melihat penampilan Raditya seperti seorang dosen.

"Pak,"sapa Edo menundukkan kepala, lalu melangkah masuk ke dalam gedung kampus.

Raditya mengepalkan tinjuan ke samping. "Mau apa dia ke sini? Mencari Aida? Mencari istriku? Sial!" Kesalnya.

1
Elen Gunarti
kok lama up-nya
Raisa Nafisa
kapan up nya kakak
Raisa Nafisa
sangat nagus
Elen Gunarti
double up thor 👍,aidanya dibuat bucin dong ma pak dosen
Reni Anjarwani
doubel up thor
Elen Gunarti
certnya lebih seru klu double up thor 👍
Pichaacha
aaaahhhh..... sesak thor huhuhu
Pichaacha
pen ngakak tpi kasian 😭, semangat pak! wkwkwk
Reni Anjarwani
doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up
Reni Anjarwani
doubel up thor
Isti Nasa
Luar biasa
Isti Nasa
astaga.... seru sekali 😆😆❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Syafrudin Manggapa
ceritanya ngegantung bikin penasaran
Nina Herlina
lanjutkan thor
Rita Riau
dosen galak bertemu siswi tengil,, cocok dah 🤭😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!