NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XIII

"Antarkan aku pulang kerumah, aku punya rumah sendiri"

Elion sepenuhnya mengabaikan rajukan Lotus,  ia berjalan lurus menuju mobilnya. Disana seorang pria paruh baya sudah menunggu cukup lama. Dengan sigap ia membukakan pintu mobil.

Elion menurunkan Lotus di bagian belakang.  Kemudian ia juga ikut masuk dan duduk di sebelah Lotus. sedangkan pria paruh baya tadi bertugas sebagai sopir.

Dengan telaten, ia membantu memasangkan sabuk pengaman untuk Lotus dan memastikan hal itu membuat nyaman sang gadis. Lotus seharusnya tersentuh dengan sikap Elion, tetapi entah mengapa baginya hal itu justru sangat menyebalkan.

Dia kesal, mungkin karena perasaan kesalnya masih terasa.

Dia masih menyalahkan Elion atas insiden tadi, yang cukup menarik perhatian para karyawan.

Semua gara-gara Elion.Begitu pikirnya. Dia cemas orang akan berspekulasi aneh tentang hubungan mereka.

Lotus juga tak mengerti ada apa dengan dirinya, kadang ia takut berada dekat dengan Elion, rasanya ingin sekali menjauh agar tetap merasa aman. Kadang lagi ia kesal dan marah, menendang mukanya terdengar seperti ide yang bagus. Tetapi anehnya justru dia sendiri tak bisa menolak dengan lebih tegas setiap afeksi yang di berikan pria itu.

Lotus juga tak paham dengan dirinya ini. Selain labil dia juga selalu denial. Padahal jauh di sudut hatinya yang paling dalam, yang bahkan tersembunyi bagi dirinya sendiri. Diam-diam ia tersentuh oleh sikap Elion. Posisi mereka sudah jauh berbeda, Elion sekarang sudah menjadi direktur sedangkan dia hanya karyawan biasa. Bagai langit dan bumi. Dia bahkan pernah merundung pria itu di masa lalu. Namun Elion masih tetap bersikap baik dan berusaha untuk mau berhubungan dengannya. Kelembutan adalah hal yang jarang ia dapatkan sejak kematian sang ibu.

Jadi dia mudah luluh kepada siapapun, hal yang sederhana bagi orang lain baginya adalah sesuatu yang sangat berharga.  Namun, sikap keras kepala gadis itu dan juga harga dirinya yang teramat tinggi membuatnya memiliki ego yang tinggi pula.

"Ke apartemen ku" Perintah Elion datar kepada pria paruh baya itu.

Pria paruh baya tadi mengangguk paham dan langsung menjalankan mobilnya meninggalkan gedung kantor Adhikara group dengan kecepatan sedang. Lotus menghentakan kakinya dan menghadapkan tubuhnya kepada Elion.

"Kenapa apartemen mu? Aku bilang kerumah saja. Aku punya rumah sendiri"

"Tentu saja Lotus tapi kau sedang sakit, tidak ada siapapun dirumah mu yang bisa merawat mu, di apartemen ku ada yang bisa menemani mu. Aku memiliki asisten disana"

"Astaga! Ya Tuhan. Aku baik-baik saja. Terimakasih atas kepedulian mu tapi aku benar-benar baik-baik saja! Elion"

Lotus melepaskan sabuk pengaman. "Apa aku terlihat seperti akan mati? Mengapa kau begitu berlebihan"

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Elion penuh penekanan.

"Aku akan melompat dari mobil ini jika kau masih bersikeras membawaku ke apartemen mu" Lotus sangat takut, tidak bisa membayangkan jika ada orang tahu bahwa Elion itu berniat membawanya pulang ke apartemennya. Bagaimana komentar dan reaksi orang-orang yang mengetahui hal tersebut? Terlebih Lotus takut menjadi salah paham dengan sikap Elion dan menyukainya.

Dia sadar posisinya hanya teman lama Elion. Itupun tidak memiliki kesan baik.

"Kau gadis gila" desisnya frustasi.

Tangan besar Elion mencekal lengan mungil Lotus, menghentikan apapun yang akan gadis itu lakukan.

"Baiklah aku akan mengantarmu pulang" Ucapnya mengalah.

Sedangkan Lotus tersenyum penuh kemenangan.

"Tolong putar arah, gadis nakal ini memang sangat merepotkan" Kata Elion pada supirnya.

Lotus mendelik tidak terima, dia merasa tak meminta pria itu untuk melakukan sesuatu. Dan apa katanya? Merepotkan? Sialan sekali. Padahal Elion hanya khawatir.

Seakan tersadar dari sesuatu. Lotus membulatkan matanya, dia meninggalkan tas nya di kantor dan itu berarti semua barangnya disana, ada ponsel, dompet yang berisi kartu-kartu pentingnya untuk naik kendaraan umum dan ATM juga beberapa lembar uang tunai.

"Direktur, tas ku...."

"Ada di depan"

"Hah benarkah? Syukurlah"

"Kau sudah makan?" Tanya Elion.

"Sudah, dokter Nayla merawat ku dengan sangat baik" jawab Lotus dari pertanyaan Elion yang tiba-tiba.

Elion kembali menatap lurus ke depan, mengabaikan Lotus yang berada di sampingnya. Jadi gadis itu memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengamatinya dengan seksama. Andai ia tak kenal Elion, mungkin ia menjadi salah satu gadis yang tergila-gila kepada pria itu. Mengapa orang bisa berubah dengan sangat drastis, Lotus selalu memikirkan hal itu. Dari dulu Elion memang terlihat memiliki hidung yang tajam, tetapi rahangnya tidak setegas dan tajam seperti sekarang.

Jika dulu dia terlihat lucu dengan tubuh besarnya sekarang dia terlihat sangat sexy, liar dan maskulin. Menggambarkan pria matang yang mempesona dan mapan.

Apakah benar pria itu tak menyimpan dendam padanya? Padahal Lotus sering menyiksanya dulu semasa sekolah. Sulit ia percaya, pria sekarang yang duduk di sampingnya pernah ia hajar dan ia tindas. Padahal dia bukanlah apa-apa.

"Aku tau aku sangat tampan, tapi berhentilah menatap ku seperti itu"

Lotus gelagapan telah tertangkap basah memperhatikan Elion dengan begitu intens. Dia mendelik dan merubah posisinya menghadap jendela mobil, memperhatikan pemandangan sisi jalanan ibukota.

Elion tersenyum geli.

Mereka tak terlibat percakapan apapun lagi selama perjalanan menuju rumah Lotus. Gadis itu  sibuk dengan pikirannya sendiri dan Elion  yang mulai menyibukkan diri dengan tab di pangkuannya. Pria itu sambil bekerja.

Mobil berhenti tepat di depan rumah Lotus, gadis itu hendak turun terlebih dahulu. Namun sopir mendahului dan membukakan pintu untuknya.

Lotus menunduk dan berterimakasih dengan sopan. Pria itu kemudian menyerahkan tasnya.

Lotus menerimanya dengan riang, dan langsung berjalan kerumahnya. ketika ia berjalan menaiki anak tangga dengan Elion mengekor di belakang, tetangganya yang merupakan seorang wanita tua menyapa dengan alis mengerut. Apalagi begitu melihat Elion.

"Kau sudah pulang nak?" Sapanya.

"Hai nek, iya aku pulang lebih awal" jawab Lotus ramah.

"Tumben sekali. Hati-hati, kau tau nak. Tak semua orang itu baik"

"Beberapa memiliki tujuan tertentu" peringatnya. "Apalagi kau adalah bunga. Jangan berduan di dalam rumah lama-lama apalagi dengan lawan jenis dan kau wanita single" Cerocos wanita tua itu.

Lotus tersenyum tidak enak. Dia tau maksud wanita tua itu adalah merujuk pada Elion. Apalagi wanita tua itu dengan terang-terangan menatap Elion dengan pandangan tak suka. Mungkin sekilas, Elion seperti pria idaman para orang tua untuk anak gadisnya. Namun berbeda cerita jika melihat sebagai sudut pandang orang tua yang khawatir dengan anak gadisnya yang sendirian dirumah. Atau mungkin menurut pandangan tetangga yang julid?

Elion mengerutkan keningnya, maksud wanita tua itu kepadanya kan? Apa-apaan. Dia tak ambil peduli.

"Direktur akan mampir kerumah ku? Sebaiknya tidak karena aku harus beristirahat. Besok aku akan kembali bekerja" usir Lotus, namun di balut dengan perkataan yang lembut meskipun mengandung ketajaman. Dia tidak nyaman mendengar ucapan nenek tua yang merupakan tetangganya itu.

"Aku akan mampir. Memastikan kau benar-benar berisitirahat"

"Itu tidak perlu" Tegas Lotus.

"Itu perlu" Ujar Elion lebih tegas.

"Oke baiklah, lagipula kita harus membicarakan sesuatu kan" kata Lotus lambat-lambat.

Gadis itu membuka kunci pintu rumahnya, setelah terbuka ia membiarkan Elion lebih dulu untuk masuk. Kemudian pria itu duduk di sofa ruang depan tanpa menunggu di suruh oleh pemiliknya.

Lotus menyusul, dia kemudian berkata "kau mengirimkan sarapan kepadaku pagi ini. Itu sogokan agar aku mau menjadi asisten mu kan? Aku tak akan bicara formal sekarang. Lagipula kita hanya berdua dan kita tidak sedang di kantor"

Elion menyeringai. "Jika itu yang kau pikirkan maka ya"

"Aku tak mau jadi asisten mu"

"Kita sudah membicarakan hal ini di klinik. Dan aku sudah memberikan alasan mengapa aku mau kau yang menjadi asisten ku. Apa yang kau permasalahkan sekarang? Tidak ada ruginya kau menjadi asisten ku"

‘Ya memang, tapi itu artinya aku menghabiskan banyak waktu denganmu’. Ujar Lotus hanya sebatas di dalam hati. ‘Dan aku tak mau’.

"Mulai besok, kau resmi menjadi asisten ku. Riko akan membantumu nanti" Ucap Elion mutlak.

"Tap—"

"Kau sudah tak punya posisi di divisi pemasaran. Manager Nia tak memerlukan dirimu"

Lotus bungkam dia sudah tak memiliki pilihan lagi. Memangnya bisa apa dia? Direktur kan yang mengatur semuanya.

Tak mungkin juga dia harus keluar dari Adhikara group sebagai reaksi berlebihannya. Dulu dia bersusah payah untuk masuk.

"Sana istirahat di kamar mu" Perintah Elion.

Gadis itu menurut dia menghentakan kakinya menuju kamar. "Sebaiknya kau pulang setelah aku selesai tidur lagi" ucapnya sebelum menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Elion  terpaku di tempatnya.

***

Seolah tidak ada puasnya, Lotus benar-benar memanfaatkan waktu istirahat dengan sangat baik.

Gadis itu kembali tertidur setelah menonton sebuah film. Dia bangun tepat pada jam makan malam. Saat hari mulai gelap dan lampu dirumhanya sudah menyala.

Berpikir mungkin Elion sudah meninggalkan dlrumahnya. Namun ternyata ia salah besar. Ketika ia membuka pintu kamar, ia masih mendapati pria itu duduk di sofa depan rumahnya sambil bekerja.

Tetapi pakaiannya sudah berubah. Kali ini terlihat jauh lebih santai, tidak ada jas mahal yang membalut tubuh atletisnya, kali ini dia hanya menggunakan kaos tanpa lengan berwarna putih dan celana kain berwarna hitam. Namun tak menghilangkan kharismanya. Dia tetap mencerminkan gambaran pria mahal.

Baik, dia terlihat jauh lebih tampan.

"Kau masih disini?!" Kata Lotus tak percaya, gadis itu sedikit menyesal tidak mengecek penampilannya terlebih dahulu di depan cermin sebelum keluar kamar. Tak mengantisipasi keberadaan Elion di rumahnya.Karena yang pasti sekarang dia terlihat mengerikan dengan rambut yang acak-acakan khas bangun tidur.

Meskipun ia tak peduli bagaimana dia terlihat di depan Elion. Tetapi setidaknya dia masih punya rasa malu.

Elion tak menjawab, ia sibuk dengan pekerjaannya. "Kenapa belum pulang juga? Aku baik-baik saja" tanyanya lagi Karena tak kunjung mendapatkan reaksi. Akhirnya Elion mengalihkan pandangannya dari bertumpuk berkas yang tadi sekertaris Eriko antarkan kesini kepada Lotus yang berdiri di ambang pintu. "Makan dulu, aku sudah memesan makanan untuk mu"

"Aku bertanya kenapa kau belum pulang juga?" Kata Lotus dengan nada menuntut.

"Aku hanya takut kau mati" jawabnya dingin.

Lotus berpikir jawaban manis yang akan dia dapatkan. Gadis itu mendengus, dia langsung berjalan menuju kamar mandi, melewati Elion begitu saja.Badannya terasa lengket jadi dia memutuskan untuk membersihkan badan terlebih dahulu sebelum makan malam. Sepertinya ia tak akan bisa tidur semalaman karena menghabiskan banyak waktu tidur di siang hari.

Didalam kamar mandi, tak henti-hentinya ia mendumal. Tak mengerti jalan pikiran Elion yang seenaknya bisa datang kerumahnya dan tinggal. Gadis itu menyikat lantai kamar mandinya dengan rajin untuk menyalurkan perasaan cemasnya.

Selesai dengan kegiatan mandi, bodohnya dia lupa membawa handuk. Selama ini hal itu tak menjadi masalah. Dia bisa berlari ke kamarnya dalam keadaan telanjang. Namun sekarang posisinya Elion sedang berada di rumah dan bajunya suda basah. Dia lupa malah merendamnya untuk di cuci.

Bodoh sekali. Umpat Lotus pelan.

Dia mengutuki dirinya berkali-kali dan memukul kepalanya. Sampai pada akhirnya dia berada cukup lama di kamar mandi. Mau sampai kapan ia mendekam disana? Tubuhnya sudah menggigil kedinginan.

Akhirnya dengan terpaksa ia memanggil Elion untuk meminta bantuannya, meskipun penuh dengan perasaan sungkan dan malu"Elion~" panggilnya dengan nada ragu.

Karena rumah Lotus yang mungil. Jadi pria itu bisa mendengarnya dengan jelas. Sekalipun suara gadis itu teramat kecil.

"Kenapa? mandi lama sekali" jawabnya tenang.

"A—ku lupa membawa handuk, boleh minta tolong ambilkan aku handuk?"

Kata Lotus ragu.

Elion otomatis menghentikan pekerjaannya. Dan melirik sumber suara.

"Tidak aku sibuk"

"Hah kau mau membiarkan aku mati kedinginan disini?"

"Keluar saja apa susahnya"

"Ya!!! Itu artinya aku harus telanjang"

"Itu jauh lebih baik" jawab Elion sambil menyeringai, suaranya tiba-tiba memberat membayangkan Lotus akan benar-benar melakukan hal seperti itu. Konyol sekali.

"Lion!" Teriak Lotus marah.

Elion tak bermaksud untuk serius, dia hanya berniat menggoda gadis itu, Tetapi gadis itu langsung tersinggung dan menyembulkan kepalanya keluar lalu melempar lap basah ke muka Elion. Gadis itu benar-benar nekat keluar telanjang bulat setelah melempar lap basah ke mukanya. Gadis itu kemudian berlari ke kamarnya secepat kilat.

Elion terpaku di tempatnya dengan wajah memucat. Dia memang tak melihat apapun selain bagian belakang tubuh Lotus, namun ia tak menyangka sedikit pun gadis itu akan melakukan hal tersebut.

Wanita itu benar-benar sudah gila.

Dia membiarkan Elion melihatnya.

Melihat semuanya.

Ketika masih memproses apa yang baru saja terjadi, wanita itu keluar dari kamarnya dengan gaun tidur lusuh, rambutnya masih basah dan ia biarkan terurai. Dia duduk di sebelah Elion dan mengintip makanan yang tersedia di meja. Dengan wajah polos seperti tanpa dosa karena sudah kelaparan.

Wangii sabun beraroma susu dan vanila tercium lembut dari tubuh Lotus, gadis itu terlebih dahulu melempar bantal kecil ke muka Elion.

Dia sudah kehilangan rasa takut dan sungkannya pada pria itu sekarang.

Dan Elion melotot, namun Lotus sama sekali tak takut ataupun malu mungkin.

"Kau pesan apa? Padahal aku bisa memasak sendiri"

"Apa kau gila?!" Hardik Elion kesal.

"Kenapa?" Tanyanya dengan alis berkerut tanda keheranan.

"Yang tadi kau lakukan!"

"Apa yang aku lakukan?"

"Kau benar-benar bodoh! Apa kau tidak malu?" Kata Elion kehilangan kesabarannya.

Lotus tampak berpikir, kemudian dia tersenyum lebar."Ah— itu? Itu karena aku sudah kedinginan! Kulitku sudah keriput karena terlalu lama berada di kamar mandi. Aku bisa mati!! Aku tak mau menghabiskan waktu semalaman disana ! Dan aku juga lapar" cicitnya di akhir kalimat.

"Dan kau tak bisa di mintai pertolongan " Lanjutnya dengan suara lebih pelan. "Atau karena aku melempar mu dengan lap? Atau bantal? Kau tersinggung ya?"

"Kau itu gadis yang pintar tapi ternyata bodoh! Kau tidak berpikir bahwa kau dirumah tidak sendirian? Aku seorang pria. Apa kau tidak takut?" Tanya Elion.

"Memang apa yang akan kau lakukan?" Tanya Lotus dengan mata menyipit. Elion tertawa sinis. "Kau menantang pria asal kau tahu"

‘Pria yang sangat menginginkan mu’. Lanjutnya di dalam hati.

"Begitukah?"

"Ya" Jawab Elion dengan suara berat. "Tolong jangan gegabah jika sedang bersama orang lain"

Elion memandang Lotus dengan tatapan dalam, awalnya terlihat sinis namun perlahan melembut menjadi memuja dan berubah lagi menjadi penuh gairah. pria itu terlihat bersinar dan gadis itu seolah tersihir dengan tatapan matanya.

Udara di sekitar terasa lebih panas. Ketika Elion mencondongkan tubuhnya Lotus diam saja tak bisa mengendalikan tubuhnya. Pikirannya berkelana. Mengikuti arus dari galaxy yang menenggelamkan jiwanya yang terdapat di manik mata Elion yang tajam dan indah itu.

Bahkan ketika pria itu menyentuh pinggang dan pipinya. Lotus seolah pasrah, dia membiarkan tubuhnya semakin dekat untuk di peluk. Bahkan ketika mereka telah berganti posisi dengan Lotus di bawah tubuh pria besar itu.

Deru nafas Elion terasa lembut menyapu wajahnya. Pria itu kemudian memiringkan kepalanya dan benda kenyal serta lembut milik pria itu kemudian mendarat di bibirnya.

Tangan besarnya berpindah untuk menahan tengkuk Lotus, tangan lainnya masih berada di pinggang gadis itu dan mulai memberi usapan halus yang terasa sensual.

Bagi Lotus, bibir Elion terasa dingin, namun menghantarkan sensasi panas yang menjalar hingga bagian inti tubuhnya.

Lotus sangat ingin memberontak, tapi tubuhnya melakukan hal yang sebaliknya. Dia menyentuh bahu Elion dan berpegangan disana.

Menikmati apa yang pria itu lakukan, membiarkan bibirnya di lumat dan di hisap dengan rakus.

Elion sangat bersemangat ia memperdalam ciumannya hingga Lotus tak bisa mengimbangi ciuman basah dan panas itu, Saliva mengucur dari sudut bibir Lotud dan turun menuruni rahang hingga lehernya. Entah milik siapa.Tak tinggal diam, tangan pria itu juga bergerak mengelus pinggul Lotus dan menyusup kedalam gaun katun murah gadis itu. Menuju punggungnya yang terasa halus dan lembut.

Elion mengerang dalam sela-sela ciumannya. Lotus benar-benar lembut dan hangat, sangat cocok di pelukannya. Dan berbanding terbalik dengan dirinya yang keras. Elion benar-benar terbuai dengan kehangatan dan aroma dari tubuh Lotus.

Pria itu mencari-cari pengait dari bra Lotus kemudian melepaskannya.

Tangan besarnya mencari-cari dan mendarat di gundukan gadis itu yang tak terlalu besar namun cukup berisi dan kencang. Lotus mendesah, ia melepaskan ciumannya dan mengerang karena godaan tangan Elion.

Elion tak tinggal diam dia berpindah, dan mendaratkan bibirnya di leher jenjang Lotus, menyusuri jejak Salivanya dan menjilatinya dengan rakus. Pria itu meninggalkan jejak kecupan basah dan turun menuju tulang selangkanya. Baginya Lotus sangat manis, Elion dibuat menggila detik itu juga.

Taangan pria itu tak tinggal diam. Dia terus bergerak menggoda kedua gundukan Lotus hingga si empunya mengerang nikmat. Elion menyeringai, dia menurunkan bibirnya dan menarik gaun gadis itu, hingga ia bisa melihat payudara Lotus yang terlihat kencang dan menggoda. Tak menunggu lama, dia langsung memulutinya, dan menghisapnya dengan kuat, sesekali ia menggodanya dengan lidahnya yang menekan nakal di pucuknya. Lotus mendesah, ia menarik rambut Elion dan menekuk kakinya.

Astaga, ini sangat gila.

Lotus sendiri bahkan tak sanggup menahan gairahnya. Dia menginginkan hal yang lebih dari Elion. Sesuatu yang lebih liar secara naluria.

Dia mendesah semakin keras saat Elion menghisap payudaranya lebih kuat. Tangan besarnya juga tak pernah diam, bergerak kemana-mana menyentuh setiap inci kulitnya.

Kini tangan pria itu turun kebawah. Mengusap bagian inti Lotus dari arah luar. Nafasnya terdengar memburu.

Awalnya hanya memberi usapan lembut sampai kemudian pria itu menurunkan celana dalamnya. Dan melebarkan kaki Lotus. Mengelus bagian inti gadis itu dengan pelan hingga gadis itu menggelinjang tak nyaman.

"Ahhh" Desah Lotus nikmat.

"Eunghh— Lion" bisik Lotus lirih.

Elion kembali menurunkan bibirnya. Menciumi bagian perut Lotus hingga perut bagian bawahnya. Gadis itu kemudian merengek manja sambil menjambak rambut Elion saat pria itu memberikan kecupan disana. Perutnya terasa mulas dan di penuhi ribuan kupu-kupu.

Elion menghentikan aksinya. Dia menatap mata Lotus yang sama berkabutnya dengan dirinya. Keduanya di liputi nafsu. Apalagi suasana sangat mendukung.

Seolah Lotus memberi persetujuan dari sorot matanya, Elion kembali naik ke atas, mencium telinga Lotus dan meniupkan udara hangat disana, ia menjilati daun telinga gadis itu, setelah dirasa puas ia kembali mencium bibirnya.

Bagian bawah tubuh Lotus sudah terasa basah dan sangat panas. Siap menyambutnya. Elion menggeram tak sabar, namun ia menahannya.

Ia membelainya dengan lembut, kemudian mencari-cari lubang manis Lotus sebelum memasukan jari tengahnya dengan perlahan.

Lotus menahan nafas saat merasakan sesuatu yang keras menembus bagian inti tubuhnya. Ia melepaskan ciumannya dan melemparkan kepalanya ke belakang. Bagaimanapun ini pengalaman pertamanya.

Gadis itu mendesah pelan, dan Elion mengerang. Dengan gerakan pelan Elion semakin memasukan jari tengahnya. Dia tau ini pengalaman pertama untuk Lotus dari reaksi ketakutan dan sakit itu. Rasanya berbeda. Lotus sangat tegang di penuhi penolakan dan lubangnya sangat sempit.

Elion mengeram, oh ya ampun. Dia tak menyangka bisa menyentuh Lotus seintim ini. Dia merasa senang luar biasa, semakin bersemangat setalah tau dia yang pertama.

Kemudian jarinya bergerak teratur dengan tempo lembut dan juga pelan. Untuk mengalihkan rasa tegang Lotus pria itu kembali mengajaknya berciuman. Lotus mendesah. Saat Elion akan mempercepat gerakannya, Suara Bell di tekan dari arah luar menghentikan aksi keduanya.

Awalnya dia akan mengabaikan hal itu. Namun suara bel di tekan terdengar semakin tidak sabar, Elion mengerang kesal dan mengumpat.

Sedangkan Lotus diam saja dengan mata terpejam. Mengatur nafasnya yang terengah-engah.

Elion mencium pipi Lotus.

"Oh, hentikan, aku harus mengeceknya"

"Tidak abaikan saja" bisik Elion lirih.

Tetapi bel semakin terdengar bertambah kencang dan tak sabar. Lotus menyentuh tangan Elion dan menepisnya. Gadis itu mendorong tubuh Elion yang berada diatas tubuhnya. Awalnya pria itu menolak sampai kemudian Lotus menghela nafas.

"Tetangga ku akan marah jika mendengarnya"

"Tapi setelah ini kau harus berjanji mau melanjutkan apa yang baru saja akan kita mulai"

"Ya!!" Jawab Lotus cepat.

Elion tersenyum ia membiarkan Lotus menarik kembali celana dalamnya dan merapikan penampilannya.

Gadis itu berjalan keluar untuk mengintip siapa yang datang.

Langkahnya terlihat aneh. Kalo boleh jujur, meskipun Elion baru hanya memasukan sesuatu dengan jari tapi rasanya cukup sakit bagi gadis itu.

"Kau harus bersembunyi" ujar Lotus dengan panik ketika berbalik menghadap Elion.

Dia melihat teman-teman kerjanya datang. Disana ada Manager Nia, Grace, Lewly, Claudia, Nancy dan juga.....

Dan juga Nicole.

Astaga Nicole.

Seolah mendapatkan pukulan besar, Lotus di hantui rasa bersalah.

Dia merasa seolah-olah telah berselingkuh dari pria yang baru di kenalnya itu.

Tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!