NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Bodyguard

"Apa aku tidak salah dengar? Kamu suaminya Jenny? Kalian menikah?!" tanya Sean menahan tawa. "Jennifer, apa kamu tidak salah pilih suami?"

"Tidak Sean! Aku tidak salah memilih suami. Bahkan aku merasa beruntung karena Satya lah yang menjadi suamiku, bukan kamu atau siapapun di dunia ini! Karena Satya memperlakukan aku seperti ratu, bukan seperti pelacur!"

Sean tertawa, "Tapi kamu memang seorang pelacur, Jen!" katanya.

Bug!!!

Satya melayangkan pukulannya ke wajah Sean. "Rupanya uang tidak bisa membuatmu menjadi laki-laki terhormat dan bermartabat!" ujar Satya lalu menarik Jenny dan melanjutkan langkah mereka.

Sean tidak berusaha mengejar mereka. Dia hanya memegang rahangnya yang sakit karena pukulan Satya. "Kembalilah ke kota Jen, wajah bangsawanmu tidak cocok untuk tinggal di daerah terpencil seperti ini!" teriaknya. "Satu hal lagi, kenapa kamu harus kembali ke kota, karena sepertinya aku melihat papamu di sana!" teriaknya lagi.

Deg!!! Jennifer menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan kembali menghampiri Sean tidak peduli Satya berusaha keras menahannya. "Sudahlah Jen, jangan hiraukan dia!" ucap Satya tetapi Jenny tidak mengindahkannya.

Jenny tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Sean dan ingin memastikannya. Tidak mungkin dia sengaja mengatakan itu hanya untuk menggodanya. "Kamu bilang kamu melihat papaku?!" ulang Jenny sambil mencengkeram kerah baju Sean.

"Ya, sepertinya aku melihat papamu di klub malam, semoga aku tidak salah lihat," ucap Sean pelan. Pasalnya tatapan mata Jenny sangat mengerikan, sampai Sean yang seorang laki-laki pun menciut melihatnya.

"Jennifer Ekavira, kita pulang sekarang atau kamu ingin kembali ke kota bersamanya?!" Pertanyaan Satya membuat Jenny melepaskan kerah baju Sean saat itu juga. Bagi Jenny itu lebih terdengar seperti ancaman dari pada sebuah pertanyaan. Jenny berbalik lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Satya dan juga Sean.

Selama perjalanan pulang Jenny diam seribu bahasa, begitu juga Satya.

Sampai di rumah, Jenny langsung masuk ke dalam kamar, sementara Satya tetap di luar memberikan waktu bagi Jenny untuk sendirian.

Pikiran Jenny menerawang. Kebahagiaan yang dia rasakan ternyata hanya sebuah fatamorgana yang sifatnya hanya sementara. Membayangkan sang papa masih bisa bersenang-senang di klub malam sementara dia dan mamanya harus hidup dalam penderitaan membuat Jenny semakin marah dan ingin segera menemui laki-laki bejat yang tidak pantas disebut papa itu. Laki-laki yang menjadi cinta pertamanya dan seharusnya menjadi pahlawan dalam hidupnya tetapi justru menjadi penjahat paling kejam yang telah menghancurkannya.

Jenny membuka tasnya. Lalu mengambil sebuah pisau lipat di dalam tas yang selalu dia bawa kemanapun dia pergi. Sejak dirinya menjadi seorang pelacur, pisau itu tidak pernah keluar dari dalam tasnya.

Jenny memandangi pisau lipat itu. Pisau yang dia sediakan bukan untuk menjaga dirinya dari bahaya, tetapi sengaja dia siapkan untuk menikam papanya jika suatu hari nanti mereka bertemu kembali. Kemarahan dan kebencian kepada sang papa telah mengakar kuat di dalam hatinya. Jenny tidak akan memaafkan laki-laki itu seumur hidupnya. Bahkan tidak segan jika harus membunuhnya agar bisa menyembuhkan sakit hati yang dia rasakan.

...* * *...

Jenny gelisah, tidurnya tidak nyenyak. Bukan karena udara yang malam ini terasa sangat panas, tetapi karena hal lain yang dia sendiri tidak tahu apa. Yang jelas perasaannya tidak enak.

Satya terbangun merasakan Jenny terus bergerak di tempat tidur. "Tidak bisa tidur?" tanyanya.

Jenny mengangguk. "Malam ini udaranya terasa sangat panas," dalihnya.

"Kamu masih memikirkan mamamu dan papamu?" tanya Satya tiba-tiba. Dia yakin Jenny tidak bisa tidur bukan karena kegerahan, melainkan karena pikiran yang tidak tenang.

Lama Jenny terdiam, tidak segera menjawab pertanyaan Satya.

"Aku tidak punya pilihan kan, Sat? Kalau aku ke sana, maka bayiku taruhannya. Tetapi kalau aku tetap di sini, mamaku yang jadi korbannya," ucap Jenny dengan suara yang tiba-tiba terdengar serak. Ini baru masalah mamanya, belum tentang dendamnya dengan sang papa. "Menurutmu aku harus bagaimana?" Ini adalah pilihan yang mungkin tidak seorangpun bisa memilihnya.

"Bertahanlah sebentar lagi, Jen. Setidaknya sampai anak kita lahir. Setelah itu kita pikirkan bagaimana caranya menyelamatkan mamamu."

"Bagaimana kalau mereka membunuh mama?" Suara Jenny terdengar semakin serak.

"Tidak! Mereka tidak akan melakukannya! Aku yakin itu!" Tepat disaat Satya selesai bicara, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah Satya. Suasana malam pedesaan yang hening membuat suara mobil terdengar dengan jelas.

Satya dan Jenny saling pandang. Ini hampir dini hari, dan tidak ada satupun warga desa yang memiliki mobil. Seketika jantung Jenny berdebar hebat. "Sat???" ucapnya dengan wajah pucat.

"Larilah, Jen!!! Cepat!!! Sembunyi di tengah sawah!!!" bisik Satya. Tetapi belum juga Jenny bergerak, terdengar suara pintu di buka dengan paksa.

"Siapa kalian? Mau apa kalian kemari?" suara Iswari terdengar dari dalam kamar.

Beberapa detik kemudian pintu kamar Satya dan Jenny juga dibuka dengan paksa dan terlihatlah dua orang pria berbadan besar berdiri di depan pintu. Baik Jenny maupun Satya tidak bertanya siapa mereka karena sudah tahu jawabannya, pasti orang-orang suruhan Ira.

"Bos, dia di sini!" ucap salah satu dari mereka sambil menoleh ke arah ruang tamu, sementara pria satunya terus mengawasi Jenny dan Satya agar tidak kemana-mana.

Kedua pria berbadan besar itu menepi, memberi jalan kepada seseorang yang dipanggil "Bos" itu untuk mendekat.

Jenny melihat laki-laki yang dipanggil bos itu. "Ben?!" Pantas saja dia dipanggil "bos" karena dia adalah orang kepercayaan Ira, bodyguard kesayangan Ira.

"Aku menemukanmu, Jen. Kita pulang!" ucap Ben datar.

"Tidak! Aku tidak mau kembali je rumah laknat itu. Inilah rumahku!"

Ben tidak menghiraukan kata-kata Jenny. Dia mencengkeram lengan Jenny lalu menariknya keluar dari kamar.

"Lepaskan dia!!!" teriak Satya, tetapi Ben juga tidak menghiraukannya. Kedua bodyguard tadi menahan Satya agar tidak menghalangi Ben membawa Jenny. Satya meronta dan melakukan perlawanan tetapi kedua bodyguard tadi mengeroyoknya. Satya bisa ilmu bela diri, tetapi dua bodyguard yang sudah terlatih dan berpengalaman seperti mereka jelas bukan tandingannya.

"Suruh mereka menghentikannya, Ben! Aku akan ikut denganmu!" ujar Jenny tidak tega melihat anak buah Ben menghajar Satya.

Ben mengangkat tangannya, lalu kedua orang ini pun berhenti menghajar Satya. "Aku ambil barang-barangku dulu," ucap Jenny, lalu mengambil tasnya yang dia gantung di dinding. Setelah itu dia berjongkok menghampiri Satya yang tergeletak di lantai. "Maafkan aku, Sat," ucap Jenny sambil mengusap wajah Satya yang berlumur darah.

"Tidak, Jen! Jangan pergi, aku mohon!" balas Satya berusaha bangkit. Hampir saja air mata Jenny lolos tetapi dia berhasil menahannya.

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!