NovelToon NovelToon
Bara Penjilat

Bara Penjilat

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Harem / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chep 'NJune

Mirna Anak seorang Milyuner bernama Tuan Ambarita, Pemilik 5 perusahaan besar dan mampu mengguncangkan Kota itu dengan Kekayaannya.


Sudah hampir 10 tahun, Mirna menikah dengan Harun, namun perjalanan pernikahannya itu selalu mendapat masalah, lantaran Suaminya Harun berambisi untuk menjadi Seorang Milyuner Kaya.


Sehingga Niat untuk ambisinya untuk mengambil alih Semua perusahaan dari Mertuanya itu dan melakukan hal bodoh untuk mendapatkan segalanya, sehingga imbas dari kelakuannya itu pada Istrinya Mirna.


Hingga pada suatu hari rencana Harun dan Anak buahnya itu untuk menggelapkan Aset Anak cabang perusahaan Mertuanya itu terbongkar dengan tidak sengaja.


Harun pun geram, dan Dia melihat seorang Pegawainya menguping disaat Mereka sedang merencanakan Penggelapan itu.


Lantas Dia memanggil Orang itu dan langsung dipecatnya, dan Orang yang malang itu adalah Hilman, Anak hasil hubungan Mertuanya itu dengan Wanita simpanannya yang tidak diketahui oleh Istri dan keluarga Mertuanya it

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chep 'NJune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu tersayang datang

Kabar Mirna hamil sampai juga ke telinga Ibunya Yohana yang sedang berada di Jepang, dia hari itu juga bergegas ke Bandara untuk segera pulang ke Indonesia dengan pesawat pertama.

“Aku sudah tidak sabar lagi untuk bertemu dengan Anakku Mirna, sebentar lagi Aku menjadi seorang Nenek, bahagianya hatiku ini!” Ucap Yohana di benaknya itu.

Pikiran kebahagiaan Yohana terpancang dalam benaknya, rindu juga dia ingin bertemu dengan putri semata wayangnya itu Mirna.

“Sudah hampir enam bulan Aku tidak mengunjunginya, karena kesibukanku mengurus bisnisku itu, jadi Aku merasa sangat Rindu pada Anakku Mirna!” Begitu pikiran Yohana dalam hatinya itu.

Yohana adalah Istri dari Tuan Ambarita, Dia tinggal di negeri Sakura Jepang karena Bisnis Nya besar disana, dan sesekali dia pulang menjenguk Suami dan Anaknya itu.

Melihat Istrinya datang pikiran Tuan Ambarita seakan merasa sangat khawatir dan merasa tidak senang, karena ulah Harun  ditakutkan menjadi bola panas untuk hubungannya itu,

“Aku harus bicara pada Mirna akan kemungkinan buruk ini terjadi, Aku tidak mau ribut dengan Istriku sendiri karena ulahnya itu!” Ucap Tuan Ambarita dalam hatinya.

Melihat Suaminya diam, Mirna  bingung melihatnya, seolah- olah Suaminya itu sedang memikirkan sesuatu masalah.

“Dari tadi Kamu hanya diam saja, Ada apa? Tidak senang Aku pulang?” Tanya Yohana dengan merasa tersinggung.

Tuan Ambarita gelapan dibuatnya, mendengar Yohana bicara begitu kepadanya.

Lantas Tuan Ambarita pun bicara pada Yohana tentang diamnya itu.

“Aku diam merasa bingung harus bagaimana menyambutmu pulang, tadinya Aku akan mengajakmu makan di luar, tapi waktu yang tersedia sempit, sungguh Aku merasa bahagia bila berada disampingmu, Yohana!” Jawab Tuan Ambarita sambil mencium jemari Istrinya itu.

Mendengar ucapan dari lubuk hati yang paling dalam dari Suaminya itu, senyum indah menghiasi wajah cantik Yohana, merasa saking girang mendengarnya.

“Oh, Sayangku! Aku pun merindukan kita bisa bersama- sama lagi seutuhnya, Aku sangat mencintaimu, Amvarita!” Ucap Yohana sambil mendekapnya erat.

Mereka berdua seakan- akan seoasang dua sejoli yang sedang dimabuk asmara dengan hamparan keindahan terbentang di dalam perasaannya itu.

Sejak dulu Yohana selalu merasa percaya pada Harun, terkadang melebihi percaya pada Suaminya sendiri, itu lantaran karena mulut busuknya Harun, sehingga dengan mudahnya bisa mempengaruhi Yohana.

Yohana adalah Istri yang bertemperamen keras, tidak segan- segan bila dia sudah memutuskan sesuatu maka harus segera dilaksanakan, jika tidak maka kelakuan kejamnya keluar.

Dan dia juga sangat menyayangi Mirna dan Suaminya Harun, terlebih lagi dulu Harun Lah yang membuka kedok Tuan Ambarita, saat berselingkuh dengan Handayani, sehingga Yohana murka pada Suaminya itu, lalu memutuskan untuk tinggal terpisah dengan Suaminya Ambarita, kemudian hubungan kedekatan Yohana dengan Harun terjalin lantaran permasalahan aduannya itu tentang perselingkuhan Tuan Ambarita dan Handayani tersebut.

“Aku juga ingin bertemu dengan Harun, dia adalah menantu yang bisa Aku andalkan untuk saat ini!” Ucap Yohana pada dirinya itu.

Yohana adalah sebagai jalan terakhir bagi Harun jika dia berseteru dengan Tuan Ambarita, dan sosok Yohana inilah yang selalu membantunya.

Mendengar Ibu Mertuanya akan datang, Harun seolah berjingkrak dengan senangnya, waktu inilah yang ditunggu- tunggu Harun untuk mewujudkan niat dan rencananya itu.

“Aku sangat gembira Ibu Mertuaku akan pulang. Nanti Aku akan bicara tentang rencanaku ini, agar Ambarita tidak bisa berkutik karenanya!” Ucap Harun pada dirinya itu dengan sangat bergembira.

Akhirnya Harun segera meneruskan meetingnya itu, walaupun dalam pikiran Harun rasa ingin segera untuk bisa bertemu dengan Ibu Mertuanya itu Yohana.

Tapi ketakutan Istrinya Mirna justru semakin besar, melihat Ibunya Yohana pulang dan menjenguknya, karena Mirna tahu bahwa Ibunya itu lebih mempercayai Harun dibanding dengan Suaminya sendiri.

“Aku takut jika nanti Ibu tahu kebodohan yang dilakukan Harun itu menjadi masalah bagi mereka berdua, walau bagaimanapun Aku harus menutupinya agar Ibuku tidak mengetahuinya!” Begitu pikiran resah Mirna dalam kepalanya.

Tepat siang hari, terdengar Yohana menyapa Mirna dengan senyum gembira di bibirnya.

“Selamat Siang putri kesayangan Mama!” Ucap Yohana pada Mirna sambil memeluknya.

“Selamat siang juga Mama yang cantik, Hahaha…!” Jawab Mirna sambil berkelakar padanya.

Terlihat Ayahnya Tuan Ambarita pun datang menemaninya sambil menatap penuh kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya itu.

“Met siang juga, Ayah!” Ucap Mirna lagi pada Ayahnya Ambarita.

Ayah Ambarita diam tidak menjawabnya, dia hanya mengangguk pada Isabel anaknya itu.

Mereka saling bicara dengan segudang perbincangan layaknya keluarga yang bahagia.

“Bagaimana keadaan kandunganmu itu, Mirna!” Tanya Yohana merasa ingin tahu padanya.

Sambil tersenyum senang, lantas Mirna pun menjawabnya.

“Baik- baik saja, Ma!” Jawab Mirna menjelaskan padanya.

“Kamu harus terus jaga kandunganmi itu, jangan kecapean dan banyak pikiran, ditakutkan nanti calon bayimu itu kenapa- napa, Mirna!” Ucap Yohana lagi pada Mirna mengingatkannya.

Dengan serta merta Ambarita pun bicara menimpali ucapan Istrinya itu.

“Betul yang dikatakan Mamamu itu, kamu harus mendengarkan segala nasehat dari Mamamu itu, Mirna!” Ucap Ayah Ambarita menegaskan padanya.

“Baik, Ayah!” Jawab Mirna sambil menghampiri untuk duduk disamping Ibunya Yohana.

Tapi ketakutan Mirna akan kelakuan Harun semakin menyesakkan di dalam dirinya, yang ditutupi dengan sekuat tenaga.

“Bagaimana perasaan Suamimu Harun, setelah mengetahui bahwa Kamu itu hamil, Mirna?” Tanya Yohana ingin tahu.

Mirna dengan cepat menjawabnya agar tidak terus bicara tentang Harun lagi.

“Dia sangat begitu gembira setelah mengetahui Aku ini hamil, Ma!” Jawab Mirna dengan tegas bicara pada Ibunya itu.

Dalam perbincangannya, Yohana pun menyinggung tentang Harun Suami Anaknya dan tentang bisnisnya itu.

“Suamiku, Bagaimana Harun mengurus bisnisnya itu, Apakah dia bisa untuk membuat Perusahaan kita maju?” Tanya Yohana pada Suaminya itu merasa penasaran.

Mendengar Istrinya Yohana bertanya tentang Harun, wajah Tuan Ambarita berubah memerah, mungkin dia merasa takut jika Istrinya Yohana mengetahuinya, dan dengan segala kemampuannya Ambarita pun menutupinya sambil matanya melirik Mirna memberikan isyarat untuk mendukungnya.

“Ya, begitulah Yohana! Masih ada yang harus dia pelajari lagi, dan lagi dia tidak mempunyai pengalaman untuk memimpin perusahaan, jadi wajarlah jika ada sedikit- sedikit kesalahan, Yohana!” Jawab Tuan Ambarita menjelaskan dengan sedikit menutupinya itu.

Yohana tersenyum mendengar Suaminya mengatakan tentang Harun kepadanya itu.

“Itu tugasmu untuk memberikan pelajaran padanya agar dia paham untuk mengendalikan Perusahaan itu, tapi Ibu yakin Harun pasti bisa.” Jawab Yohana pada Suaminya itu Ambarita merasa yakin padanya.

Jauh dilubuk hati Tuan Ambarita sebenarnya merasa ngiris bila saja Istrinya Yohana tahu yang sebenarnya tentang Harun.

“Aku tidak berani mengatakan yang sejujurnya, jika Harun itu adalah seorang pribadi yang rakus dengan ambisinya, Aku tidak mau berselisih paham dengan Istriku, Aku malu pada Anakku itu, Mirna!” Gumam Tuan Ambarita  dalam pikirannya.

“Tapi Ayah sangat perhatian pada Harun, Ma! Terbukti setiap kesalahannya selalu Ayah yang menegur dan memberitahunya!” Ucap Mirna menimpali untuk mendukung Ayahnya itu bicara pada Ibunya.

“Kalau memang begitu baguslah, jadi Mama tidak pusing lagi untuk memikirkannya!” Jawab Yohana sambil tersenyum pada mereka berdua dengan senangnya.

Lalu terdengar ucapan pujian dari mulut Yohana terlontar untuk Harun.

“Suamimu itu pribadi yang hebat, Mirna! Mama yakin lima tahun kedepan perusahaannya akan maju pesat karena kepemimpinannya itu!” Ucap Yohana pada Mirna dengan merasa yakinnya itu.

Yohana dan putrinya Mirna sebenarnya merasa takut juga bila Yohana tahu semuanya.

“Jika saja Mama tahu watak tidak berbudi dari Suamiku itu Harun, pasti dia akan sangat kecewa!” Ucap Mirna pada dirinya itu mengkhawatirkannya.

Terdengar lagi Yohana bicara menanyakan Harun kepada Istrinya itu Mirna.

“Suamimu kemana, Mirna?” Tanya Mama Yohana merasa penasaran padanya.

Yohana menggeleng- gelengkan kepalanya, dan tidak lama dia pun menjawab pertanyaannya itu.

“Tadi pagi bilangnya ada meeting dengan kliennya, Ma! Mungkin sebentar lagi juga dia pulang.” Jawab Mirna menjelaskan pada Yohana Mamanya itu.

Mendengar Mirna menjawab seperti itu, semakin merasa sayang saja Yohana pada Harun itu.

“Wah! Suamimu itu Pemimpin perusahaan yang ulet dan rajin, Mirna! Buktinya jam segini saja masih bekerja, walaupun pasti dia tahu Ibu mertuanya akan datang, tapi dia seolah menomorsatukan pekerjaan, itu yang membuat Mama percaya pada dia!” Ucap bangga Yohana pada Harun.

Jika Yohana sampai tahu hal sebenarnya, pastilah dia akan membantu Harun untuk meluluhkan hati Ambarita Suaminya itu.

“Yang Aku takutkan jika Harun mengadu domba kedua Orang Tuaku, dengan mulut busuknya itu, demi mewujudkan Ambisi dirinya!” Begitu pikiran ketakutan di dalam benak Mirna.

Tiba- tiba terdengar langkah Kaki berjalan menghampiri mereka bertiga yang sedang melepaskan kangennya itu, suara langkah itu semakin jelas terdengar di telinga mereka.

“Plak…plak…plak!” suara langkah kaki Mendekati mereka.

Mereka bertiga pun merasa penasaran dibuatnya, dan dengan segera ketiganya pun langsung membalikkan tubuhnya.

Disaat mereka semua membalikan tubuhnya itu maka,

Boom!

Tampaklah sosok Orang yang tidak diinginkan hadir disitu oleh Mirna dan Tuan Ambarita.

Tampak dia menyapa Yohana dengan rasa bahagianya itu.

“Mama!...Mama Yohana! Bagaimana kabarnya?” Tanya dia pada Mama Yohana dengan rasa penasarannya itu.

Melihat dia dengan sangat gembiranya menyapa Mama Yohana, ketakutan Tuan Ambarita dan Mirna akan mulut busuk aduannya itu kini semakin jelas di hadapan mereka. Membuat mereka berdua seakan mengalami depresi kelas tinggi dalam hatinya itu.

1
Ramadhan Lukman Hady
Cihuyyy🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!