NovelToon NovelToon
Adipati Negeri Vs Sekar Kedaton 3

Adipati Negeri Vs Sekar Kedaton 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Kehidupan Tentara
Popularitas:42.3k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )

2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.

Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.


SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Keberanian tingkat tinggi.

Papa sudah meminta ibu setengah baya itu untuk pergi dahulu dari rumah. Papa pun mendudukkan aku juga Sakti dan Brajamusti. Dengan mata nanar menahan laju air mata, Papa berhadapan dengan kami.

"Maafkan Papa, sudah menyimpan rahasia ini pada kalian. Memang.. JJ bukan berasal dari Papa dan Mama tapi Papa dan Mama sangat menyayangi JJ lebih dari apapun." Kata Papa Arma.

Aku syok, duniaku runtuh. Sungguh aku mencintai wanita yang duduk bersanding dengan pria yang menyebut dirinya Papa di hadapanku. Tenagaku sirna dan musnah, kenapa baktiku menjadi tidak berarti???. Aku marah pada keadaanku.

"JJ.. leeee..!!" Mama Nadia berusaha menggapaiku.

"Dengan apa saya harus membalas kebaikan bapak dan ibu?" Tanyaku menahan sesak dalam dada ku.

"Kenapa Abang bilang begitu?? Anak tidak perlu membalas apapun yang orang tuanya lakukan." Jawab Mama Nadia.

"Maaf, saya butuh menenangkan diri." Pamitku pada semuanya.

Saat itu di kecil Niar menangis meraung-raung melihatku, dia memeluk kakiku. "Abang mau kemana? Niar ikut..!!" Pintanya, tak sedikitpun ia melonggarkan pelukannya.

"Niar minggir..!! Abang ada tugas kelompok." Kataku.

"Niar ikut sama Abang..!!!" Rengeknya masih juga tak melepaskan pelukan.

"Niaar..!!!!!!" Ini adalah kali pertama bentakan ku untuk adik kecilku dan semua terasa menyakitkan.

"Jangan keluar dari rumah ini..!!" Cegah Papa tapi aku tidak menggubrisnya.

Aku mengemas barang-barangku dan entah akan mengadukan nasib ini kemana.

"Mau kemana kamu??" Sakti menahan tanganku, bahkan Braja yang masih kecil juga ikut menahanku.

"Sudah cukup aku mengganggu keluarga kalian. Ternyata selama ini aku hanya beban." Kataku sudah sangat kalut.

Secepatnya Sakti menarik tangan Braja dan mengunci pintu kamar kami bertiga.

"Jangan macam-macam kau b*****t..!!!" Ucapanku sudah serampangan padahal Mama paling benci semua kata umpatan.

...

Hingga sore hari tiba, tidak ada yang membuka pintu untuk ku. Aku tidak kehabisan akal, segera ku congkel ventilasi kamarku dan aku kabur melewati para penjaga yang notabene adalah anak buah Papa.

Aku berlari sekencang-kencangnya membawa pakaianku tanpa tujuan dan arah yang jelas. Nafasku sampai terengah-engah di buatnya. Aku berpikir keras kemana diriku akan melangkah sebab Sakti pasti tau keberadaan ku jika aku tetap berhenti pada tempat yang sama.

***

Aku berhenti di sebuah pondok tua dalam keadaan kelaparan, tidak ada yang bisa aku makan apalagi hujan deras. Bajuku juga sudah basah kuyup. Beruntung tasku anti air hingga aku bisa mengganti pakaianku, setidaknya agar tidak masuk angin.

Kulihat diriku, pakaian itu masih memakai uang Papa Arma, tapi aku tidak punya pilihan lain selain memakainya, sisa uang yang kubawa juga berasal dari Papa Arma. Sungguh aku merasa bagai parasit. Harga diriku terinjak-injak.

Aku membanting diriku dalam gelapnya malam dan dinginnya hujan yang terasa menusuk tulang. Ingin kutahan laju air mataku tapi akhirnya aku pun menumpahkan seluruh tangis dari ribuan rasa sakit hatiku.

"Mereka membuangku??? Semudah itu mereka meninggalkan aku di rumah sakit karena tidak punya biaya?? Kenapa mereka melakukan hubungan terlarang jika akhirnya tidak sanggup menjagaku???? Manusia keji..!!!!" Umpatku tidak terima dengan nasibku. "Pak Arma pun sama, kenapa mereka tidak pernah memberi tahu keadaan yang sebenarnya??? Kenapa??? Anak pungut tetap anak pungut, aku hanya anak haram yang merepotkan." Aku berteriak-teriak tak bisa menerima kenyataan.

\=\=\=

Kuhisap rokok yang terselip di sela jemari ku. Satu minggu aku menggelandang. Tidak berangkat ke sekolah padahal semua sudah pada akhir kelulusan. Aku sudah serupa gembel tanpa tujuan hidup.

Sejak hari itu di keseharian ku, aku bisa membuat keributan sampai lebih dari tiga kali. Sifat liar dan bengalku keluar, aku mendatangi tempat tak lazim.

-_-_-_-_-

Seorang pria menyeretku keluar dari tempat hiburan malam. Pria ini membawaku ke dalam mobilnya.

~

Aku mengadu ketangkasan dengan pria ini, memang aku mengikuti judo dan taekwondo di luar kegiatan sekolahku. Merasa aku mampu, aku pun melawan pria ini secara serampangan.

Kulihat dua orang pria mendekatiku lagi dalam gelap malam. Baru kulihat jelas ternyata dua orang itu adalah Papa Arma dan Sakti yang membuatku jengah.

Tanpa perintah dan aba-aba, Sakti menyerang ku membabi buta. Tapi jelas saja kami imbang sampai Papa Arma sendiri yang turun tangan menghajarku.

buuugghhh...

"Sudah puas kamu merepotkan semua orang?????" Bentak Papa Arma sambil mencekal leher dan kedua tanganku. "Mama sakit karena menunggu mu pulang. Apa seorang anak memang harus terlahir dari rahim dan bibit yang sama?????"

Aku terdiam di buatnya tapi saat itu keadaan ku sedang di butakan amarah.

"Dimana tanggung jawabmu sebagai anak tertua di rumah??" Tanya Sakti padaku.

"Bukankah kau senang tanpa aku di rumah????" Kataku dengan kesal.

Tak lama terdengar suara motor dan ada langkah kaki kecil disana. Seorang gadis berlari menghampiri ku dan Papa melepas cengkeraman nya.

Gadis itu memeluk ku dengan begitu eratnya. "Kita pulang ya, Bang..!! Niar rindu Abang."

Desir di dadaku tak terkendali. Entah kenapa suara gadis kecil ini begitu bagai candu bagiku, gadis yang masih menduduki bangku SMP.

'Yang benar saja. Aku luluh dengan suara anak kecil ini?? Suara adik yang begitu kusayangi.'

"Pulang, Abaaang..!!! Niar mau sama Abang..!!" Rengeknya.

Tubuhku menegang bagai sengat aliran listrik, kini kusadari kegilaanku. Aku tidak menyadari pernah berfantasi gila memikirkan adik perempuan ku yang memiliki body aduhai padahal dirinya masih SMP.

'Ya Tuhan, sadarkan pikiran kurang ajarku. Jangan biarkan pikiran setan masuk ke dalam akal pikiran dan hatiku. Dia adik kesayanganku. Aku tidak mungkin bertindak ceroboh dengan memiliki perasaan tidak normal seperti ini.'

Aku mengangguk, merasa begitu lemah berhadapan dengan Niar.

...

Aku masih tetap pada pendirian dan egoku. Tapi ketika melihat Mama Nadia menghampiri ku. Rasanya gengsiku turun perlahan.

Mama mengusap pipi dan wajahku lalu memelukku. Kini Mama terasa begitu kecil jika aku mendekapnya.

"Anak tetaplah anak, selamanya akan tetap Mama sayangi sepenuh hati. Mama merawat Abang karena memang Mama sayang sama Abang, bukankah sayang memang tanpa perlu banyak alasan. Abang adalah sebelah hati dan dunia Mama yang lain saat sebelah hati ini berjuang mencari Abang Sakti yang hilang. Lalu kenapa sekarang Abang memilih meninggalkan Mama? Apa ada dosa Mama mencintai, menyayangi dan mengasihi Abang dalam hidup ini??"

Wajahku serasa tertampar dan dadaku sesak bagai terhimpit batu besar. Inikah cinta seorang ibu yang tiada tara. Aku tak sanggup menahan laju air mataku.

"Jika saja takdir bisa Mama ubah, Mama ingin Abang juga terlahir dari rahim Mama, sama seperti Abang Sakti. Daripada kehilangan Abang, lebih baik Mama mati saja..!!"

Tangis tanpa suara nyatanya memang sangat menyakitkan bagiku, apalagi kini Niar kembali ikut memeluk ku.

"Jangan begitu Ma..!! Abang minta maaf, Abang salah. Abang egois dan tidak berpikir panjang. Ampuni Abang ya Ma..!!" Pintaku penuh permohonan.

"JJ. Anak Mama, anak bujang Mama.. Anak pertama Mama."

Sungguh aku merasa berdosa sudah membuat Mama jadi seperti ini.

\=\=\=

Mama terlihat begitu bangga di hari pelantikanku dan Sakti. Hari ini di pundak ku sudah bertengger pangkat Letda sama seperti Papa.

Kubiarkan Mama menikmati pertemuan dengan sesama orang tua di sudut sana dan Sakti yang sibuk dengan kawanku yang lain.

Aku menarik nafas panjang lalu ku dekati Papa.

"Aku mau bicara, Pa."

"Ada apa?" Seperti biasa Papa bersikap datar saja padaku. Memang begitulah sifat Papa meskipun pada putra putrinya.

"Aku sudah memiliki pekerjaan tetap." Ku ambil kotak kecil, lalu aku menyorong benda tersebut di hadapan Papaku.

"Buat Mama lagi?" Tanya Papa sambil menikmati camilannya.

"Aku ingin melamar Niar..!!"

"Apa kamu tidak waras? Niar pacaran sama Seno." Bisik Papa terdengar kesal.

"Aku tau, tapi aku ingin melamarnya..!!"

"Stress kamu J?????"

.

.

.

.

1
mudahlia
terkadang gk semua laki-laki menyukai gadis manja
Nabil abshor
namany sll luar biasa,,,,,
Mika Saja
Niar kpn kau berubah,,,,,bang JJ untung SDH pisah klo blm darting kau🤭🤭🤭
Murni Zain
terkadang laki-laki ada pengen istrinya manja.. ada yg lbh menutut untuk mandiri
Yayuk Bunda Idza
gemes sama kelakuan si Niar
mudahlia
btul kita bang jj seharusnya jgn egois dong bang cuma mementingkan diri sendiri dan istri org lain gk di perdulikan
mudahlia
masya'allah bang ht mu se luas itu
Lendra malayu
teganggggg
Mika Saja
walah kacau nih bang gorga ,gak gitu jg konsepnya SM Niar itu mah SM aja ngelimpahin tanggung jawab SM rindang SM bang JJ,,
Titin Maulida
niat dan bang jj sbenarnya cocok tapi karna keras kepalanya niar yg msih bocil apalagi saat itu dia hamil ngk bisa nentuin benar sma salahnya niar nih bikin bang jj sakit sampai akhirnya pisah dan mendapatkan wanita cantik lagi 🥲padahal pengen banget lihat niar sama bang jj kembali kyk dulu lagi, tapi ya sdh lah namanya juga novel. apa jangan jangan ini terinspirasi dari kehidupan nyata lagi ?
mudahlia
wes tanjap gas
Nabil abshor
hawa hawanya menuju kepembaringan ini,,,, waaahhhh waaahhh
Murni Zain
Mantap.. bibit premium ora kaleng ' topcer 👍🏼🥰🥰
Mika Saja
🤪🤪🤪bang JJ,,,Aya Aya wae.....bener bgt semua memang cerita lama,bleh disesali dan jd pelajaran tp hadirnya anak tdk ada kata sesal,,,mantep bang JJ
Titin Maulida
boleh ngk sih ada filem sperti ini😭 pengen banget bisa nontonnya
dibaca aja udh seru bgt apalagi dijadikan film
Nabil abshor
semangat abang,,, witeng tresno jalaran kulino,,,,,
Mika Saja
teruslah berjuang bang gorga,,,sadarkan Niar klo hidup itu msh pjng dengan harapan2 yg LBH baik dan bahagia,,lupakan ms lalu tp jadikan itu smua pelajaran,,
Yayuk Bunda Idza
semangat bang Gorga juga Niar, jalan hidup masih panjang, tatap masa depan mu, jangan menoleh lagi, jika hanya akan membuat hati rapuh dan menyesal
Murni Zain
Rasa cinta itu akan dtg dgn berjalan ya' waktu.. semangat bang Gorga 💪🏼🥰
siti muhlihah
sabar yo bang g,inshaa alloh nnt sabar mu memberikan kebahagian untukmu juga kelak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!