NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Hardi Naksir Clara

  "Cla, Sayang." Jabar mengusap pipi Clara yang saat itu tengah tertidur pulas sembari mengecupnya. Ditatapnya dengan lekat wajah cantik nan polos itu dalam-dalam, tanpa merasa terganggu Jabar tidak tega membangunkan Clara yang tengah pulas.

  Malam ini, Jabar sengaja pulang dulu ke rumah di jam istirahat seperti janjinya tadi siang pada Clara. Namun sayang, dia mendapati Clara sudah terlelap. Tanpa maksud membangunkannya, Jabar bergegas keluar kamar dan menuruni tangga.

  Jabar menuju dapur untuk mengambil makan karena perutnya terasa lapar. Setelah makan, Jabar menyeduh kopi dan memilih menuju ruang tengah, lalu membuka pintu rumah, dan keluar untuk merokok dan menikmati kopi.

  Hembusan angin seketika masuk melalui celah pintu yang terbuka, hawa panas di tubuh yang tadi dirasakan, kini tersapu oleh hembusan angin malam yang masuk.

  "Segarnya," serunya menikmati angin malam yang menerpa tubuh. Di jauh sana, Jabar melihat ke arah pos ronda yang terdapat beberapa orang di dalamnya. Sejenak Jabar menghela nafas lega, sebab jika meninggalkan Clara sendirian malam-malam saat dia masuk shift malam, perasaannya sedikit tenang, karena selain di depan portal sudah ada Satpam yang berjaga, orang-orang setempat yang bertugas kebagian ronda, selalu berkeliling menjaga keamanan kawasan perumahan Cemara Residen ini.

 "Abang, kapan pulang?" Tiba-tiba suara Clara terdengar memanggil Jabar. Sontak dengan penuh suka cita, Jabar menoleh ke arah Clara yang kini berada di muka pintu.

  "Adek, kamu bangun? Kenapa bangun? Abang setengah jam lagi juga kembali ke pabrik," ujarnya seraya membalikkan badan dan menghampiri Clara lalu menggiringnya ke dalam. Jabar menutup kembali pintu itu.

 Dilihatnya wajah sendu Clara yang terlihat masih ngantuk, Jabar merasa iba, lalu ditariknya lengan Clara menuju tangga. Jabar harus mengantar Clara ke ke tempat tidur dan menidurkannya kembali.

  Clara menahan kakinya sebagai tanda protes, padahal ia terbangun karena ingin menyambut Jabar yang siang tadi berjanji akan pulang saat jam istirahat.

  "Abang, tapi Cla mau menyiapkan makan Abang," tahannya yang tidak dihiraukan Jabar.

  "Tidak perlu, abang sudah makan kok, ini tadi di luar abang sedang ngopi dan merokok. Ayo, kamu kembali ke kamar dan tidur. Biar abang temani tidurnya," ujarnya tanpa ragu lagi. Jabar memang ekspresif memperlihatkan perasaan cintanya pada Clara, tanpa ditutup-tutupi lagi.

  "Baringlah dan biarkan sejenak saja abang memeluk kamu untuk menghilangkan sakit di kepala ini karena mesin yang trouble di pabrik," ujarnya seraya membaringkan tubuh Clara. Kemudian Jabar menyusulnya dan berbaring di samping Clara. Tanpa rasa malu Jabar memeluk Clara dari belakang, merapatkan tubuhnya di tubuh Clara.

  Clara melakukan pergerakan, sebab keadaan ini benar-benar di luar bayangnya. "Diamlah, Dek. Biarkan abang begini. Abang akan tidur sejenak sembari memeluk kamu. Kamu tidurlah, saat abang nanti kembali ke pabrik, kamu sudah nyenyak," tukasnya seraya menumpu sebelah pahanya di kaki Clara yang jujur tidak bisa apa-apa selain menurut.

  Deru nafas lelah itu berhasil menyapu leher Clara. Jabar ternyata tidur beneran, padahal sisa waktu istirahat hanyalah sebentar lagi.

  Menjelang pukul satu dini hari, Clara yang sejak tadi tidak bisa tidur karena ulah Jabar yang memeluknya sampai tidak bisa berkutik, perlahan menggoyah tubuh Jabar.

  "Abang, bangun. Sebentar lagi jam satu. Jam istirahat sudah habis," bisik Clara seraya mengurai pelukan Jabar. Jabar yang merasa terusik, terbangun dengan mata yang masih terpejam.

  "Jam berapa ini, Dek?" tanyanya lalu bangkit.

  "Hampir jam satu."

  "Ahhh, kampret," rutuknya seraya bangkit lalu menuju kamar mandi membasuh wajahnya dari ngantuk.

  "Abang, pergi lagi," ujarnya seraya membalikkan badan menuju pintu. Namun dua detik kemudian, Jabar kembali membalikkan badannya dan berhadapan dengan Clara yang akan mengantarnya sampai pintu depan.

  "Yang, kamu tidak akan salim sama abang, cium tangan kek?" ujar Jabar membuat Clara tengsin setengah mati dengan diiringi jantung yang berdisko ria, sebab panggilan sayang yang disingkat menjadi 'yang', justru terdengarnya semakin romantis dan mesra saja, membuat hati Clara melambung di udara.

  Dengan malu-malu Clara meraih tangan Jabar dan menciumnya seraya berkata, "Hati-hati."

  "Ya ampun, kalau seperti ini bisa-bisa abang kepikiran." Setelah mengatakan itu, tanpa permisi Jabar justru mengecup bibir Clara dan membenamkannya beberapa detik di sana. Clara kembali dicuri ciuman dua kali oleh Jabar. Namun dia tidak bisa berkutik dan pasrah.

  "Hahh, hahhh." Deru nafasnya sampai terdengar setelah melepaskan tautan bibirnya. "Ok, baru tenang," ujarnya seraya membalikkan badan dan berjalan menuju pintu kamar.

  "Abang pergi, ya. Kamu baik-baik di rumah. Cepat tidur jangan bergadang, besok pagi kamu kerja," peringat Jabar seraya menatap wajah Clara sejenak, lalu menutup pintu rumah dan menguncinya.

  "Assalamualaikum," salamnya seraya menyalakan mesin motor dan melaju meninggalkan halaman rumahnya.

  "Waalaikumsalam." Clara menyahut seraya menatap kepergian motor Jabar sampai menghilang. Clara berjalan menuju tangga sembari mengingat kembali ciuman di bibirnya akibat ulah Jabar tadi. Sesekali Clara tersenyum dan memegangi bibirnya.

***

Di Pabrik

Tepat jam tujuh pagi, Jabar sudah bersiap untuk pulang. Setelah bertemu Hakiki dan serah terima mesin, Jabar bergegas menuju ruang Teknisi untuk membawa jaketnya yang ditinggal di sana.

Jabar bertemu Hardi yang sedang sibuk menyiapkan pekerjaannya. Jabar tidak menyapa Hardi, karena ia kesal dengan Hardi yang sudah berkata yang tidak-tidak tentangnya kepada Clara.

"Bar, wajah masam kali persis asam kandis," ejek Hardi seraya menyenggol lengan Hardi.

"Apaan sih, Di? Jangan senggol-senggol gua kalau kagak pengen kena gibeng," balas Jabar terdengar sewot.

"Pagi-pagi sudah sewot lu, dasar duda kesepian," ejek Hardi lagi. Kali ini mengundang emosi Jabar.

"Apa sih urusan elu sama gua, Di? Elu ejek gua terus, ada masalah?" sentak Jabar tidak suka seraya melotot ke arah Hardi. Hardi tidak menciut dia justru cengengesan.

"Sudah, elu balik saja ke rumah. Bini elu sudah mengunggu. Gua di sini bakal senang-senang sama cewek gebetan baru gua. Pergi sana. Oh, ya, elu tahu kagak siapa yang gua maksud bini elu? Kompor gas sama tabungnya, wkwkwkwk." Tidak henti Hardi mengejek Jabar sampai Jabar kesal.

"Kampret lu. Ingat ya, selama elu kerja kagak usah gangguin operator di mesin gua. Terutama Clara, karena gua takut elu hanya memberikan harapan palsu pada gadis itu. Kalau elu tidak ikuti kata-kata gua, maka elu akan tahu akibatnya," ucap Jabar bernada ancaman.

Hardi tersenyum remeh, dia menganggap ancaman Jabar hanya main-main. Tidak ingin tambah pusing kepala, Jabar segera meninggalkan ruang Teknisi dan berniat pulang.

Saat berjalan melewati mesin 10, Jabar sudah melihat Clara duduk di belakang meja kerjanya di buntut mesin. Sambil melewatinya Jabar memberi peringatan pada Clara.

"Yang, abang pulang, ya. Jangan lupa pesan abang, jangan pernah tergoda sama lelaki playboy kaya si Hardi. Jaga hati dan cintamu." Tidak Jabar sadari, tiba-tiba Hardi sudah berada di samping Jabar. Otomatis Jabar dan Clara kaget.

"Jaga hati dan cintamu, memangnya Clara milik elu? Jangan coba-coba elu pengaruhi otak Clara dengan pengaruh buruk elu, Bar. Seenaknya ngatain gua playboy. Waraslah sedikit, mentang-mentang sudah dua tahun duda, elu bisa-bisanya menjelekkan gua di depan cewek yang gua taksir," tukas Hardi membuat hati Jabar semakin panas, sebab terang-terangan Hardi mengatakan bahwa dia naksir Clara.

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!