Dark Chaser

Melihat Erick yang duduk di tanah dengan wajah pucat penuh keringat, sudut bibir William berkedut keras.

Dari penampilannya, pria itu seperti selesai melakukan olahraga berat. Faktanya, dia hanya berjalan sekitar satu kilometer.

Berapa jarak satu kilometer? Berlari joging sangat lambat membutuhkan waktu kira-kira memerlukan 8 menit, dan cukup 6 menit jika sudah terbiasa. Jika dihitung dengan langkah, jumlahnya 1260 sampai 1510 langkah.

Jaraknya benar-benar pendek!

Bahkan jika membawa beberapa barang, seharusnya penampilannya tidak akan begitu menyedihkan.

Memikirkan bawahan yang akan tumbang setelah seratus langkah, William memijat pelipisnya.

Lihat anggota tim lain yang bisa berlari belasan kilometer tanpa mengeluh, siap bertarung kapan saja, tegas, dan disiplin.

Lalu lihat pada pria yang tumbang dalam seratus langkah, gadis pemalu yang tidak bisa berbicara lancar dengan orang asing, dan anggota baru yang masih begitu hijau sehingga perlu banyak pelatihan.

‘Mereka pasti bisa melakukan pekerjaannya dengan baik ketika mengikuti mu. Aku memilihmu karena kamu yang bisa melakukannya!’

Mengingat wajah tersenyum Michael yang mengatakan kata-kata penuh semangat sambil mengacungkan jempol, William tiba-tiba merasa ingin memukul seseorang.

“Lain kali kamu harus melatih fisikmu, Fatty. Setidaknya bisa joging 3 kilometer dan sprint 500 meter,” ucap William datar.

“EH?!”

Erick yang sedang duduk kelelahan langsung mengangkat wajahnya dengan ekspresi tercengang. Dia langsung menatap William dengan ekspresi tidak percaya.

“Bukankah disepakati kalau aku akan berada di bagian belakang, dan selama aku bisa melakukan coding serta hacking dengan handal maka kondisi fisik tidak perlu diperhatikan?” ucap Erick sambil membela diri.

“Berhenti berdiam diri di depan komputer mu dan keluar sesekali.” William memutar bola matanya. “Kamu tidak ingin sejarah hitam itu disebarkan, bukan?”

Mendengar itu, ekspresi Erick langsung menjadi pucat pasi. Dia langsung duduk bersandar pada pohon seperti sedang kehilangan cintanya.

Berbeda dengan kasus yang agak menyedihkan dan suram ketika menemukan Yona lalu memintanya bergabung, cara William bertemu Erick itu-

Bagaimana mengatakannya? Bisa dibilang, cukup unik.

Ketika mengingatnya kembali. Hari itu hujan deras yang terjadi di sekitar awal musim semi.

Saat itu, William mendapatkan tugas dari Michael untuk melindungi putri rekan si pirang menyebalkan.

Rekan yang dimaksud adalah salah satu pria kaya dan berkuasa. Kebetulan, putrinya mulai membangkang dan melarikan diri dari rumah. Namun, tidak lama ini gadis itu menelepon kembali ke rumah dan berkata kalau dirinya sedang diincar.

Sebagai orang yang sangat kaya, hal semacam itu bisa terjadi. Ditargetkan oleh saingan bisnis adalah suatu hal yang biasa.

Menurut laporan, gadis itu merasa selalu diawasi setiap malam ketika berada dalam apartemennya. Hal yang sama juga terjadi beberapa kali ketika pada pagi hari saat dia hendak pergi ke kampus.

William yang mendapatkan tugas akhirnya datang untuk menyelidiki. Hanya saja, hasilnya berbeda dari yang banyak orang duga.

Pada awalnya, William berpikir kalau itu adalah hal yang dilakukan oleh penculik atau pembunuh. Bahkan ada kemungkinan kecil hal tersebut dilakukan kontraktor iblis. Namun, ternyata pelakunya adalah seorang penguntit.

Ya, penguntit itu adalah Erick yang sekarang menjadi bawahannya sekarang.

Saat itu Erick sama sekali tidak menyangka kalau tindakannya akan ditemukan. Lagipula, dia melakukannya sembunyi-sembunyi dan merasa tindakannya tidaklah berbahaya.

Erick tinggal di gedung tua yang cukup jauh dari apartemen gadis itu berada, tetapi dua bangunan berhadapan dan keduanya tinggal di lantai yang terbilang cukup tinggi.

Apa yang pria itu lakukan sebenarnya bukan sesuatu yang besar, Dia hanya ‘mengintip’ gadis itu secara diam-diam.

Selain memiliki jemari yang sangat lentur dan refleks jari cukup bagus, mata Fatty bisa memandang sangat jauh. Bahkan orang itu bisa melihat dengan detail seolah gerakannya melambat.

Apa yang dilakukan Erick sebenarnya ‘hanya’ melihat gadis itu saat bersantai di malam hari. Karena berada di lantai atas, gadis tersebut merasa lebih aman dan nyaman. Jadi dia sering bersantai setelah mandi, hanya memakai beberapa helai kain, dan sering memakai piyama tipis.

Pemandangan gadis cantik setelah mandi, setelah berolahraga di pagi hari, dan sedang santai di malam hari. Apa yang dilakukan Erick adalah menggunakan kemampuan yang dia dapatkan untuk ‘memanjakan matanya’, dan memuaskan hal lainnya.

Banyak orang yang bisa merasakan, atau terkadang merasa sedang ditatap. Kebetulan William cukup sensitif dan merasakan tatapan Erick ketika memeriksa kamar gadis itu.

Awalnya dia berhati-hati karena merasa sedang bertemu dengan kontraktor iblis. Namun setelah datang ke gedung tua lalu menerobos apartemen kecil Erick, pria itu benar-benar tercengang.

Bukan penampilan ganas seorang kontraktor iblis dan bukan kamar yang penuh dengan senjata atau semacamnya, apa yang William adalah kamar sempit penuh dengan pakaian kotor, tumpukan sampah dari makanan instan, dan tisu bekas yang berantakan di mana-mana.

Belum lagi, ketika menerobos masuk dan mengacungkan pistolnya, William melihat Erick duduk di depan komputer, sedang menonton film tertentu dan melakukan hal tak terlukiskan.

Benar-benar membuat matanya pedas dan merasa tidak nyaman!

Mengingat penampilan Fatty yang awalnya tampak sangat bersemangat lalu jatuh dari kursinya dan loyo setelah melihat pistol yang diarahkan kepadanya, sudut bibir William berkedut.

Walau terasa tidak nyaman di mata, tetapi penampilan itu benar-benar membuatnya tidak bisa menahan senyumnya.

“Seperti yang diharapkan dari pembunuh terkenal yang mengincar putri pengusaha kaya,” gumam William.

“Hentikan! Aku tidak mendengarnya! Sama sekali tidak!”

Erick duduk meringkuk sambil menutup telinganya. Sama sekali tidak ingin mendengar gumaman, apalagi ejekan William.

Saat dia menutup telinga dan memejamkan mata, William menepuk bahunya dan mengguncangnya. Sesaat kemudian, pria itu terkejut ketika tubuhnya ditendang dan berguling di rerumputan.

Erick menoleh ke arah William, meminta penjelasan karena sudah dianiaya!

Sebagai tanggapan, William yang selesai menendangnya menunjuk ke arah tertentu. Di sana, tampak seekor merpati yang mengepakkan sayap dan berkicau dengan panik.

Saat itu juga, suara dingin William kembali terdengar.

“Siapkan senjata dan ikuti aku.”

William melirik Erick dengan dingin.

“Saatnya untuk bekerja!”

>> Bersambung.