NovelToon NovelToon
My BOSS Is My WOUND

My BOSS Is My WOUND

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:31.2k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"

Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.

"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.

"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.

---------

Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.

Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.

Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.

Inilah kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya milikku

Didalam kabin private jet, baik Asker atau pun Yara tidak ada sepatah kata pun terucap dari bibir mereka. Keduanya saling membisu, walau duduk berdampingan.

Asker tak tahan, pria itu sudah tidak bisa lagi berdiam diri. Diraihnya telapak tangan Yara, yang membuat wanita itu terperanjat, tersadar dari gulungan rumit benang yang membelit fikirannya.

"Sayang..!"

Yara bergeming, ditariknya tangan yang semula terselimuti oleh tangan sang atasan. Asker membuang nafas berat keudara. Dadanya kembali berdenyut nyeri mendapati sikap penolakan serta diamnya sang pemilik hati.

"Selamat sore pak..!" sapa Liam yang menjemput mereka dibandara.

Pria berusia tiga puluh satu tahun itu memicingkan matanya, menatap wajah pucat sang sekertaris. Terlebih akan sikap diam Yara yang tidak seperti biasanya.

"Antarkan Yara dulu." titah Asker setelah ia dan Yara juga Liam berada didalam kendaraan.

Liam semakin bertanya tanya akan perubahan sikap Yara. Begitu juga dengan sinaran wajah Asker yang jelas nampak berbeda.

"Kita sudah sampai." ucap lembut Asker kepada Yara, setibanya dirumah wanita itu.

"Terima kasih pak, asisten Liam terima kasih." ucap Yara sebelum ia membuka handel pintu kendaraan dan keluar dari dalamnya.

Asker ikut keluar, membantu Yara mengambil kopernya dari dalam bagasi, lalu menyerahkan kepada bidadari bersayapnya itu.

"Terima kasih..!" ucap datar Yara, lalu berbalik badan dan melangkah.

"Sayang..!" seru Asker dan lagi lagi diabaikan oleh Yara, yang tetap melangkah tanpa mau menoleh kepadanya.

Liam menatap tak percaya kepada Asker, kala mendengar panggilan pria itu kepada Yara. Ia langsung melajukan kendaraan setelah Asker duduk dibangku penumpang. Tidak ada percakapan diantara keduanya, sampai tiba ditempat tujuan.

"Kenapa kemari..?" tanya Asker saat menyadari jika mereka kini ada diapartemen.

"Turun, aku ingin bicara." titah tegas Liam.

Asker pun menuruti, dan sebelum memasuki lift yang akan membawa mereka keunit kamar milik keduanya, Liam mengirim pesan kepada Erdem agar segera datang kesana.

"Apa yang kamu lakukan kepada Yara..?" tanya Liam tanpa mau berbasa basi.

Asker lagi lagi menghela nafas beratnya. Disugar rambut hitam lebat lalu dicengkram perlahan. Diaturnya nafas yang mulai memburu, seraya bertolak pinggang.

"Asker...!"

"Aku menjebak Yara lalu menidurinya."

"Bedebah..!" umpat Liam dan BUG. Satu bogem mentah mendarat dirayang kokoh Asker yang mulai ditumbuhi oleh rambut halus.

"Apa kamu sudah gila..? dimana otakmu..?"

"Ya, aku sudah gila. Aku gila karena dia terus menganggapku tidak ada. Aku gila karena dia tidak mau menerima aku dan meninggalkan pria pengganggu itu, aku gila karena Yara menolakku." sahut Asker dengan suara meninggi.

"Itu berarti kamu bukan yang dia mau. Harusnya kamu berfikir, berarti kamu bukan jodohnya, kamu seharusnya melupakannya." balasan Liam dengan suara yang tak kalah menggelegar.

"Aku tidak mau, dan aku tidak bisa. Yara cuma milikku, gadisku itu hanya MILIKKU..!"

"Kamu memang sudah tidak waras, bajingan kamu." umpat Liam dan lagi BUG, tinjuan yang berhasil membuat tubuh tegap Asker terhuyung.

"Brengsek..!" maki Asker lalu mencengkram kerah baju Liam.

"Kamu yang brengsek..!" Liam gantian membalas dan balik mencengkram kerah pakaian atasan sekaligus sahabatnya itu.

Keduanya sama sama menghunuskan tatapan tajam, dan rahang yang mengerat marah.

"Hei, apa yang kalian lakukan..?" suara nyaring mengejutkan Erdem dari ambang pintu.

Liam mendorong kuat tubuh Asker, hingga memaksa pria itu jatuh tertelungkup kesofa. Nafas keduanya nampak kembang kempis tak beraturan. Wajah rupawan mereka sudah berubah merah padam dan menyeramkan.

"Kalian itu kenapa..? ada masalah apa..?" tanya Erdem dengan menatap tajam kepada kedua sahabatnya.

"Tanya bajingan itu..?" sahut Liam sembari menunjuk Asker yang sudah terduduk manis disofa, dengan kedua tangan mencengkram kuat surainya.

"Ada apa Asker..?" tanya Erdem, tapi yang ditanya membungkam mulutnya rapat.

"Jawab BAJINGAN...!" teriak Liam lagi.

"Aku menjebak Yara lalu menidurinya. Aku merampas kesucian gadisku." ucap lesu Asker dengan terselipkan kesedihan.

Tapi bukan kesedihan karena masalah menjebak dan meniduri, namun kesedihan akan ingatan wajah kesakitan serta tangisan pilu Yara.

"Apa..?" ucap kaget Erdem. Dialihkan matanya guna menatap Liam, yang masih nampak emosi itu.

"Brengsek...!" umpat Erdem kemudian, dan dengan gerakan cepat pria itu melayangkan kepalan tangannya kewajah Asker.

BUG

"Kamu keterlaluan Asker, kemana hatimu..? bisa bisanya kamu berbuat hal serendah itu..? menjijikkan."

"Aku sudah lelah, aku putus asa Erdem. Semua yang aku lakukan tidak pernah dianggap oleh gadisku. Dia terus menolakku, menganggap aku hanya atasannya saja, aku lelah dengan semua itu." ucap sengit Asker dengan netra merah menyala dan berkaca kaca.

"Kamu tidak mencintai Yara, kamu cuma terobsesi kepadanya." cibir Erdem.

"AKU MENCINTAINYA..!" sanggah Asker tak terima.

Pria itu menepuk dadanya kuat kuat "disini, dihatiku, hanya ada namanya. Hanya ada wajahnya, tawanya, senyumnya, semuanya hanya ada GADISKU."

"Kamu memang sudah tidak waras." Liam buka suara "Kamu menghancurkan kebahagiaannya, tujuh hari lagi Yara akan bertunangan, dan sekarang kamu malah menodainya. Dimana hatimu..? kamu sudah menyakitinya, kamu juga menyakiti pria itu, Altair----

"Aku tidak perduli dengan pria itu..!" potong Asker dengan menatap tajam Liam.

"Aku hanya mau gadisku, aku yang lebih pantas untuknya. YARA CUMA MILIKKU."

Erdem dan Liam semakin tersulut emosi mendengar ucapan tak mau kalah Asker. Dengan susah payah kedua pria itu meredam gejolak yang meletup letup didada mereka. Erdem dan Liam berusaha menahan keinginan untuk kembali menghajar Asker.

Jika mereka tidak bisa menahan itu, sudah dapat dipastikan, Asker akan berakhir terbaring diranjang rumah sakit.

"Aku menyesal menerima Yara dan menempatkannya menjadi sekertarismu. Maafkan aku Yara, aku sudah memasukkanmu kemulut srigala." oceh Liam dengan rasa bersalah bersarang didadanya.

Pria itu bahkan sampai mengusap wajahnya dengan kasar berkali kali.

Erdem dan Liam kompak menyeret bangku makan lalu mendudukinya. Kini ketiga pria itu mengatupkan bibir serapat mungkin, sembari menetralkan nafas, emosi dan juga berfikir.

"Bagaiman dengan nasib Yara..? dia pasti sangat tertekan. Orang tuanya, adiknya, belum Altair dan orang tuanya, juga sahabat sahabatnya, pekerjaan, semua sekarang pasti menjadi beban fikirannya." oceh lemah Liam menatap nanar langit langit apartemen.

Erdem gantian menghembuskan nafas frustasinya. Pria itu juga sejak tadi memikirkan bagaimana keadaan Yara sekaran, dengan semua beban yang wanita itu harus lewati.

1
Muliana
Hai Kaka aku mampir nih/Heart/
Delia ATA
ah, akhirnya. Tuh Asker apa apa itu tanya dulu, egois sih
Delia ATA
Asker nih batu banget dah, cintanya keYara bener bener bikin dia jadi buta
Delia ATA
Asker jitak nih 😡😡😡😡
Delia ATA
mantap Erdana, lelaki idaman ey
Anis Rohayati
yara menye2 ngemis2 sgala bodoh apa2 nangis harus nya tinggalin si smpah asker
Anis Rohayati
jiji sma si jalang gracia bnr2 wanita jalang
Anis Rohayati
yara menye2 harus nya kasih pelajaran asker kabur aja buat asker kapok jangan menye2 jadi istri apa2 nangis bikin muak aja
Anonymous
Masalah pil KB kok ga selesai2…
Anis Rohayati
asker kebanyakan salah paham lebih baik yara cerai kan si asker lama2 muak liat kelakuan nya
Delia ATA
ah, senangnya. Hayuk Yara tinggal kamu mau hamil, jangan minum pil kontrasepsi lagi
Delia ATA
uh gini dong Asker. Awas kalo loe tantrum lagi nanti.
Evy Natonis
So Sweet,,,Dari Dulu ke Asker hhh
Anis Rohayati
tuh dengerin toriq asker jangan smpe nnti yura berubah
Evy Natonis
pendek amat thor up nya....
Datu Zahra: sabar ya kak, masih ada satu bab lagi.
total 1 replies
Anis Rohayati
pokus cerita yara dan asker aja ka
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍
Anis Rohayati
ga sabar yara hamil ka seru bgt 😍😍😍😍😍😍😍😍
dwi ka
Bagus critanya..
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..

Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣
Anis Rohayati
jiji sma si altair dan reha kaga cocok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!