In Another World With The System

Cuaca hari ini sangat cerah.

Walaupun hanya beberapa hari sejak dia dipanggil ke dunia lain oleh kakaknya, Alice sudah sangat menyukai suasana baru yang dia alami di dunia lain.

Berbeda dengan bumi yang penuh dengan peralatan modern tapi udaranya tidak sehat karena polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dan hal lainnya.

Udara yang ada di dunia lain sangat bersih.

Jika tidak ada beberapa orang jahat yang suka mencegat gadis-gadis di gang kecil, mungkin Alice akan menganggap dunia lain sebagai dunia yang sangat indah.

"Cantik, gaun yang kau pakai terlihat bagus! Bagaimana kalau kau melepaskan gaun itu dan menyerahkannya kepada kami!"

"Hehe, gaun itu terlihat mahal, tapi satu saja tidak cukup. Serahkan semua yang kau punya kepada kami! Dengan begitu, mungkin kami akan mengampuni nyawamu!"

"Hahahaha..."

.....

'Kenapa aku selalu bertemu dengan orang semacam ini?'

Berada di gang kecil, dan bertemu dengan beberapa preman yang memiliki niat jahat terhadap dirinya, karena Alice sudah sering mengalami situasi ini, dia sudah tidak terlalu terkejut atau merasa takut lagi.

Awalnya dia hanya ingin mengambil jalan pintas, sehingga dia masuk ke dalam gang tempat dia berada saat ini.

Namun Alice tidak menyangka kalau kalau dirinya akan dihadang oleh lima preman yang memiliki penampilan menyeramkan.

'Keberuntunganku tidak cukup baik.'

Alice mengeluh.

"Bos, gadis ini terlihat sangat cantik!"

"Hehe, hanya melihat tubuhnya saja sudah membuatku merasa panas!"

"Bos, apa kami boleh mengambil gadis ini untuk bersenang-senang dengan kami?"

"Aku yang pertama, aku akan membuatnya berlutut dan menjilati kakiku!"

Berdiri diam, dan mendengarkan ucapan para preman di depannya, Alice tiba-tiba mengerutkan kening, dan dia menatap lima preman di hadapannya dengan tatapan jijik.

"Hah? Ada apa dengan tatapanmu itu?"

Menyadari kalau Alice menatapnya dengan tatapan jijik, salah satu preman yang berdiri di bagian paling depan segera mendekat ke arah Alice dengan wajah yang menyeramkan.

BAM!

Sebuah tendangan mendarat di perut preman yang ada di depan Alice tanpa peringatan, yang membuat preman itu diterbangkan ke belakang dan menabrak preman lainnya.

"Hentikan omong kosong tidak bergunamu itu! Majulah!" Alice berkata dengan dingin sambil menatap lima preman yang sekarang menatapnya dengan tatapan terkejut.

'Para preman menjijikan ini hanya sedikit lebih kuat daripada orang dewasa pada umumnya, dan dengan kekuatanku saat ini, seharusnya aku bisa menghadapi mereka dengan mudah.'

"Ada apa? Apa kalian takut?"

Alice tersenyum meremehkan.

"Apa katamu?" Salah satu dari lima preman mengepalkan tangannya dan menatap Alice dengan marah, namun dia merasa ragu untuk melawan Alice setelah melihat salah satu temannya di kalahkan dengan mudah.

"Dia hanya sendiri, ayo serang!" Salah satu preman bergegas maju dan mengayunkan tongkat besi di tangannya ke arah Alice.

Dua peman lain juga tidak tinggal diam, dan mereka segera bergabung dengan temannya untuk menyerang Alice, namun preman yang baru saja ditendang Alice dan bos preman masih berdiri di belakang dan tidak bergerak.

'Gerakannya sangat lambat!' Alice melangkah ke samping dan menghindari serangan preman yang memegang tongkat besi dengan mudah sambil mengamati gerakan preman lain yang menyerangnya.

Di matanya saat ini, semua gerakan preman itu entah kenapa terlihat sangat lambat.

Alice tidak tau apakah itu karena preman itu tidak menyerangnya dengan sekuat tenaga atau atau karena mereka memang lambat.

Atau karena...

Kekuatannya jauh di atas para preman itu.

'Sebelumnya aku tidak menyadari ini, tapi sepertinya kekuatan fisikku saat ini sepuluh kali lipat lebih kuat daripada saat aku masih ada di bumi!'

'"Hm!" Alice sedikit menyipitkan matanya saat dia melihat preman yang sebelumnya dia tendang sedang memegang sebuah belati di tangan kanannya.

'Awalnya aku hanya berniat untuk menghajar dan mematahkan beberapa tulang kalian. Tapi karena kau ingin membunuhku, maka jangan menyalahkan aku jika aku membunuh kalian terlihat dahulu!'

Niat membunuh melintas di mata Alice.

Walaupun dia belum pernah membunuh seseorang, tapi semenjak dia tiba di dunia lain, Alice sudah memiliki kesiapan untuk membunuh seseorang.

Dunia lain bukanlah dunia yang damai dimana semua masalah bisa diselesaikan hanya dengan melapor ke pihak hukum.

Setidaknya di dunia saat ini, pembunuhan adalah hal yang sangat sering terjadi.

Daripada menunggu untuk dibunuh, Alice memilih untuk membunuh orang yang ingin membunuhnya terlebih dahulu.

Dia tidak akan ragu-ragu.

Mengambil belati dari Storage, tangan Alice bergerak dengan sangat cepat, dan dalam sekejam dia menebas leher tiga preman yang menyerangnya.

Bruk!

Saat tiga preman itu jatuh ke tanah dengan leher yang berdarah, Alice melangkah maju ke arah dua preman yang tersisa.

'Ini adalah pertama kalinya aku membunuh manusia, tapi entah kenapa aku tidak merasa mual atau semacamnya. Malahan... Entah kenapa, aku merasa sedikit menikmatinya!'

Tanpa sadar Alice tersenyum.

Tapi di mata dua preman itu, senyuman di wajah Alice membuat Alice terlihat seperti seorang iblis yang ingin membunuh mereka.

"Ja-jangan mendekat!" Bos preman langsung lari terbirit-birit dengan ekspresi ketakutan dan meninggalkan bawahannya yang tidak bisa bergerak tanpa ragu-ragu.

"Apa kau pikir aku akan membiarkanmu pergi dari tempat ini?" Alice tersenyum dan segera melemparkan belatinya ke bos preman itu.

JLEB!

Belati itu menusuk kaki kanan preman itu, yang membuat bos preman itu terjatuh dan berteriak kesakitan.

"T-tolong! Tolong jangan membunuhku! Aku akan memberikan semua aku punya!" Bos preman itu memohon dengan ekspresi ketakutan sementara air mata tumpah dari matanya. Wajahnya sangat menyedihkan.

Tapi Alice tidak peduli.

Mengambil belati lain dari storage, sambil melewati preman yang membeku karena ketakutan, Alice tidak lupa untuk menebas leher preman itu dengan gerakan cepat.

Bruk!

Satu korban telah bertambah, menyisakan bos preman sebagai penutup acara itu.

Tiba di depan bos preman, Alice menatap preman itu sambil tersenyum, kemudian dia menginjak kaki orang itu tanpa ragu-ragu, yang membuat preman itu berteriak dengan dengan wajah kesakitan.

"Ada apa? Bukankah sebelumnya kau ingin melakukan sesuatu kepadaku?" Alice berkata sambil tersenyum cerah.

Bos preman itu tidak menjawab saat tubuhnya terus bergetar ketakutan.

"Ah, kalau diingat-ingat, aku punya skill bernama Life Manipulation yang membuatku bisa mengendalikan energi kehidupan."

"Begini begini!" Alice terbatuk sebelum menatap preman itu dengan Kilauan di sekitar wajahnya, "Bagaimana kalau kau menjadi objek percobaan pertamaku?"

Bruk!

Tidak kuat lagi, bos preman itu akhirnya pingsan dengan mulut berbusa, yang membuat Alice membeku dengan mulut terbuka. "Eh, kenapa dia pingsan?"

Alice sedikit memiringkan kepalanya dengan ekspresi imut.

"Ehem! karena kau tidak menjawab, aku akan menganggap itu sebagai persetujuanmu!"

Alice meletakkan tangan kanannya di atas kepala bos preman. "Aku akan mulai!"

Mengaktifkan skill Life Manipulation, aura hijau muncul di telapak tangan Alice, dan energi kehidupan di tubuh bos preman itu perlahan keluar dan masuk ke tubuh Alice.

Setelah lebih dari satu menit berlalu, aura hijau menghilang dan Alice mengambil kembali tangannya dari kepala bos preman sementara bos preman itu jatuh ke tanah dengan tubuh kering dan... Mati.

"Wow, kekuatan hidupnya benar-benar berpindah ke dalam tubuhku!"

Alice merasakan peningkatan energi kehidupan di dalam tubuhnya dengan takjub.

Skill Life Manipulation adalah Skill yang mempunyai kekuatan untuk memanipulasi energi kehidupan.

Skill Life Manipulation dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman dan menyembuhkan luka yang ada pada tubuh makhluk hidup, bukan cuma manusia.

Namun, Skill itu juga bisa digunakan untuk menyerap energi kehidupan orang lain untuk menambah kekuatan hidup pengguna.

Dengan kata lain, pengguna skill Life Manipulation bisa memperpanjang umurnya dengan menyerap energi kehidupan orang lain, atau memperpanjang hidup orang lain dengan memberikan kekuatan hidupnya.

Skill yang sangat hebat.

Alice meregangkan tubuhnya sebelum dia mengamati pakaiannya. Melihat tidak ada darah yang menempel di pakaian barunya, Alice menghela nafas lega.

Alice melihat lima mayat yang tergeletak di belakangnya selama beberapa saat sebelum dia keluar dari gang gelap.

Setelah membeli minuman di pinggir jalan, Alice kembali ke tempat dia dan kakaknya duduk sebelumnya.

"Alice, apa kau tidak apa-apa!"

Mendengar suara Leo yang muncul secara tiba-tiba, Alice hampir melompat karena terkejut. "A-ada apa kak?" Alice menoleh ke samping dan bertanya dengan gugup.

"Sebelumnya Eve mengatakan kalau ada beberapa preman yang meng-!"

Alice menyela ucapan Leo, "Kakak tidak perlu khawatir! Aku sudah mengalahkan preman itu." Alice tersenyum meyakinkan.

Leo menghela nafas lega sebelum wajahnya dipenuhi amarah. "Dimana preman itu? Aku akan menghajar preman itu karena mereka berani mengganggumu!"

"S-soal itu kakak tidak usah khawatir! Aku sudah memukuli mereka semua sampai mereka tidak bisa berdiri lagi. Jadi kakak tidak usah repot-repot mencari mereka."

Aku tersenyum gugup, 'Jika kakak tau kalau aku membunuh mereka, kakak mungkin akan merasa kecewa denganku. Aku tidak boleh membiarkan dia mengetahui hal itu!'

'Kak Eve, bisakah kau merahasiakan soal kejadian tadi! Aku mohon! Igrum juga, tolong rahasiakan hal tadi!'

[Hehe, tidak masalah.]

[Baik.]

Mendengar ucapan dua orang di dalam kepalanya, Alice menghela nafas lega.