Wu Sheng anak dari juragan Wu seorang yang sangat kaya di desa Kapas Angin. Sebagai orang kaya sejak kecil dia hidup dengan penuh kecukupan, membuatnya menjadi pemalas.
Ayahnya memiliki beberapa pesan untuknya sebelum meninggal. Namun untuk beberapa alasan Wu Sheng tidak suka dengan ayahnya. Tapi setelah tau kalo ayahnya menyayanginya, dia merasa bersalah dan berniat melaksanakan wasiat ayahnya.
Di mulailah perjalanan Wu Sheng di jalan seni beladiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bagas pw GGWP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tempat apa ini?
Menurut apa yang di katakan para preman itu, toko obat berjarak sekitar 2 kilo meter dari sini. Wu Sheng tidak buru-buru, dia berjalan-jalan sebentar menelusuri kota. Wu Sheng tidak pernah ke kota, hal-hal ini sangat baru baginya jadi dia tidak ingin melewatkannya.
Di seberang jalan Wu Sheng melihat rumah besar tiga lantai dengan gaya tiongkok clasik. Tempat itu ber dominan warna merah. Dengan ornamen-ornamen lampu gantung merah. Di atas pintu masuk tertulis 'Restoran Ci yinyang.'
"Sepertinya milik keluarga Ci. Tidak heran itu begitu mewah." Gumam Wu Sheng.
Keluarga Ci adalah keluarga besar yang menguasai seluruh kota Black Star. Mereka mengawasi ketertiban, membangun bisnis serta menarik pajak di seluruh kota Black Star.
Seperti para pemungut biaya masuk yang Wu Sheng temui di gerbang. Mereka adalah orang-orang dari keluarga Ci.
Wu Sheng tersenyum mengelus perutnya yang ingin merasakan makanan. Lagipula dari tadi dia hanya makan makanan ringan, dia butuh daging besar.
Tampa berpikir dua kali Wu Sheng berjalan ke rumah besar itu. Keluarga Ci benar-benar sesuai reputasinya. Restoran kecil ini memilki 2 penjaga yang berdiri di sana. Namun hal yang paling membuat Wu Sheng terkesima adalah dua orang itu terlihat sangat kuat. Auranya benar-benar berbeda dari preman jalanan yang Wu Sheng temui. Jadi Wu Sheng mulai berspekulasi kalo mereka adalah seorang ahli beladiri.
"Berhenti, nak apa kamu tersesat?" Salah satu penjaga langsung menghentikan Wu Sheng.
Wu Sheng mengangkat alis nya dengan wajah aneh. "Tidak."
"Kenapa kamu pergi ke sini?" penjaga lain langsung bertanya lagi.
Wu Sheng memutar matanya dengan tidak senang. "Kenapa kamu datang ke sini? Apa anda perlu menanyakan hal-hal yang sudah jelas? Tentu saja aku ingin makan, apa kalian bodoh?"
Hei, walaupun pakaianku tidak seperti tuan muda kalian! Jangan berpikir aku tidak bisa membayar!
Wu Sheng benar-benar tidak senang. Penampilannya memang terlihat seperti udik desa, karena dia fokus berlatih. Namun hal ini seharusnya tidak menjadi alasan dia di perlakukan secara berbeda bukan?
Mendengar kata-kata Wu Sheng keduanya tersenyum kecut. Salah satu dari penjaga merasa tidak terima dengan kata-kata kasar Wu Sheng. Dia berkata dengan suara rendah. "Hei, nak kami mungkin seorang penjaga. Tapi kami adalah ahli beladiri yang hebat. Apa kamu pikir kami tidak berani memberimu beberapa pelajaran?"
Wu Sheng sedikit menyipitkan matanya, menyadari kalo tebakannya benar, dia cukup senang. Itu berarti kekuatannya benar-benar berkembang. Tapi dia berpura-pura terkejut dan berkata. "Benarkah? Akan tetapi walaupun kalian seorang ahli beladiri. Apa seperti ini cara keluarga Ci memperlakukan pelanggan?"
Mendengar keluarga Ci di sebut kedua penjaga itu menjadi lebih tidak berdaya. Penjaga yang berbicara itu bahkan lebih marah. Namun temannya segera menenangkannya. Kemudian menatap Wu Sheng dengan senyum. "Keluarga Ci sangat menghormati pelanggan, bagaimanapun pembeli adalah raja. Jadi jika teman kecil ingin masuk silakan."
Wu Sheng tersenyum penuh kemenangan dan bejalan memasuki tempat itu. Namun setelah berjalan beberapa langka dia mendengar kata-kata dari belakang. "Pembeli adalah raja, tapi jika raja tidak bisa membayar maka...."
Penjaga pemarah itu tersenyum menyeramkan.
Wu Sheng menggelengkan kepala, kemudian sedikit menasehati. "Saudaraku, tidak baik menjadi pemarah. Ibuku bilang mereka yang pemarah akan tua lebih cepat dan mati lebih cepat."
"Apa katamu?" penjaga itu benar-benar menjadi sangat marah mendengar kata-kata provokasi Wu Sheng. Dia berniat maju untuk memberi Wu Sheng beberapa pelajaran. Akan tetapi temannya dengan cepat menghentikannya dan menenangkannya.
Wu Sheng menggelengkan kepala, lanjut berjalan kedalam.
"Tenanglah Zhen dia hanya anak kecil."
"Anak kecil itu terlalu sombong, dan sejak kapan aku menjadi saudaranya?"
"Jangan di anggap serius." penjaga itu menggelengkan kepala. Temannya mungkin pemarah, namun bocah bau itu benar-benar tau caranya memancing kemarahan.
Setelah masuk, Wu Sheng merasakan sesuatu yang sangat aneh. Tempat ini sangat luas, banyak meja dan kursi tersusun rapi. Ornamen-ornamen menghiasi tempat itu dengan warna merah.
Akan tetapi hal yang membuat Wu Sheng merasa aneh adalah. Banyak pria dan wanita di sini. Para pria itu meminum alkohol dan di temani wanita-wanita cantik dengan pakaian seksi dan agak terbuka.
Apa-apaan ini? Apa ini yang di sebut restoran?
Seorang wanita membawa buku kecil mendekati Wu Sheng. Dia menilai Wu Sheng dari atas kebawah, tatapannya menjadi aneh. Tapi dia segera tersenyum dan berkata dengan nada halus. "Tuan, ada yang ingin anda pesan?"
Menatap wanita itu, Wu Sheng menemukan dia memakai seragam seperti pelayan lainya. Dia menghilangkan semua pikiran anehnya kemudian mulai memesan. "Beri aku daging panggang, dan segelas susu."
Pelayan itu mencatat pesanan. "Baik, tunggu sebentar tuan. Kami akan segera menyiapkan pesanan anda."
Pelayan itu membungkuk dan berjalan ke belakang.
Wu Sheng mencari tempat duduk sambil mengawasi sekitar. Para pria itu tertawa keras saat memasukan minuman ke mulutnya. Di sampingnya sosok wanita cantik menuangkan anggur ketika gelas itu kosong. Wanita cantik itu juga sesekali menggosokkan puncak menggairahkannya pada pria itu, dan melakukan gerakan menggoda. Pria itu tertawa lebih keras sambil memeluk kecantikan di lengannya.
Melihat pemandangan luar biasa ini, nafas Wu Sheng menjadi agak kasar. Bagaimanapun dia masih lah seorang laki-laki yang baru puber.
"Adik kecil apa kamu sendirian." tiba-tiba suara lembut datang dari belakang.
Wu Sheng berbalik untuk menemukan seorang wanita cantik dengan aura dewasa. Dia memiliki mata lebar dan bibir merah. Kulitnya seputih salju yang tidak akan mencair. Rambutnya hitam panjang dan lurus. Dia mengenakan pakaian agak ketat memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah. Namun bagian dada itu agak terbuka memperlihatkan jurang yang dalam dan lembut.
Wu Sheng menelan sedikit ludah. Hatinya menjadi tidak tenang, saat jantungnya berdetak lebih kencang.
Melihat reaksi Wu Sheng yang tersipu membuat wanita itu tersenyum manis. Dia kemudian duduk di sebelah Wu Sheng, membuat bau harum menyebar, menusuk hidung Wu Sheng. Saat dia bergeser untuk menempelkan tubuhnya pada Wu Sheng. Wu Sheng menegang, tubuhnya menjadi kaku, ini adalah pertama kalinya dia di peluk oleh seorang wanita selain ibunya.
Wanita itu terkikik kecil melihat reaksi Wu Sheng. "Adik kecil kamu sangat lucu, siapa namamu?"
Mendengar perkataan itu membuat Wu Sheng agak sadar. Dia mengambil nafas dalam-dalam untuk menenangkan hatinya yang bergejolak. "Tante, aku Wu Sheng."
Mendengar perkataan Wu Sheng wanita itu menjadi cemberut. "Panggil aku kakak Hua, aku tidak setua itu."
Bahkan ekspresi marahnya menjadi lebih imut.
"Baiklah, kakak Hua." Wu Sheng menyetujuinya begitu saja.
Dengan semua hal yang terjadi Wu Sheng masih berpikir sangat keras.
Sebenarnya tempat apa ini?
