NovelToon NovelToon
Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: christinsenia seranica

Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.

Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Setelah Anton pergi, Dea segera beres-beres rumah. Ketika sedang membereskan rumah, Tiba-tiba Ima (Sang kakak) dan Dina (anak hasil pernikahannya dengan Furqon) datang kesana.

"Assalamualaikum!" Terdengar ucapan salam dari Ima.

" Waalaikumussalam, Kak Ima!" Dea menyalami tangan sang kakak.

"Mari masuk kak!" Terdengar Dea mempersilahkan sang kakak untuk masuk.

Setelah itu Ima dan Dina pun masuk ke dalam rumah tersebut. 

"Adik Rafa bobo ya ma?" Tanya Dina pada sang mama.

"Iya sayang, Adik lagi bobok!" Jawab Dea.

"Ma, Ayah baru pulang umroh, Kemarin Dina kesana!" Beri tahu Dina pada sang mama.

"Oh iya,Terus ayah bawa oleh-oleh apa untuk Dina!" Ucap Dea dengan antusias.

"Ayah nggak sayang sama Dina, Ayah hanya sayang sama adik aja!" Dina tampak memberengut.

Beberapa bulan setelah Furqon bercerai dengan Dea, Furqon memilih untuk menikah lagi. Sekarang Furqon memiliki dua orang anak hasil pernikahannya dengan isterinya yang sekarang.

Perlakuan Furqon pada anaknya yang sekarang sangat berbeda dengan perlakuan Furqon pada anaknya bersama Dea sehingga wajar membuat Dina sedikit cemburu.

Dea yang melihat sang anak tampak kesal karena ketidakadilan Furqon, Mencoba untuk mencairkan hati sang anak.

"Sayang, Nggak boleh begitu! Adik itu kecil makanya dimanja sama ayah!" Dea tampak menjadi penengah antara Dina dengan Furqon.

"Tapi dulu Dina nggak pernah diperlakukan seperti adik sekarang! Apalagi sampai dibeliin kalung kayak adik!"Terdengar Dina memberontak.

"Sayang, Kalau kamu mau kalung sama kayak adik biar umi yang belikan!" Ucap Ima yang datang tiba-tiba.

"Beneran umi! Makasih umi, Hanya Umi yang paling sayang sama Dina!" Dina tampak senang karena Ima berniat untuk membelikannya sebuah kalung.

Hati Dea terasa seolah teriris mendengar cerita sang anak, Perlahan-lahan air mata Dea keluar begitu saja.

"Kasihan anak-anakku, Nggak pernah dianggap oleh ayahnya!" Gumam Dea.

Dea tidak menyangka Furqon akan membedakan anak-anaknya dengan Dea dengan anak-anaknya dengan isterinya yang sekarang.

"Kamu boleh membenciku, Tetapi kenapa harus anak-anak jadi pelampiasan kebencianmu padaku!" Terdengar ucapan Dea.

"Semoga kelak kalian bisa menjadi seorang anak yang bisa membanggakan agar ayah kalian berhenti membedakan kalian!" Ucap Dea seraya menangis.

Ima yang melihat sang adik terdiam membisu akhirnya mendekat ke arah adiknya itu.

" De, Kamu kenapa?" Tanya Ima

"Aku hanya sedih kak mendengar cerita Dina!" Jawab Dea.

"Sudah kamu nggak usah ambil hati, Mending kamu fokus urus Rafa! Biar Dina jadi tanggung jawab mbak!" Saran Ima.

"Makasih kak, Mungkin kalau kakak nggak ada aku nggak tahu nasib anak-anakku!" Ungkap Dea.

"Anak kamu itu anak mbak juga!" Kata Ima.

"Oh iya kak, Bagaimana keadaan Leo?" Dea menanyakan anaknya yang satunya lagi.

"Leo sekarang masuk asrama! Dia baik-baik saja!" Beri tahu Ima.

"Nanti kapan-kapan kalau ada waktu aku jenguk dia kak!" Ucap Dea

"Iya," 

Setelah lama mengobrol disana, Ima memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, Ima berpamitan pada Dea lalu mengajak Dina yang sedang asik bermain dengan sang adik untuk pulang.

"Din, Ayo pulang!" 

"Iya umi, Dina pamitan sama adik dulu!".

Setelah itu Dina menciumi pipi sang adik yang tambah berisi itu lalu berangkat pulang bersama dengan sang umi.

Ditempat lain terlihat Anton sedang berjaga di posko TNI angkatan darat. Setelah bebarapa lama Anton berjaga disana, Akhirnya terlihat teman Anton yang akan menggantikannya disana. 

Setelah temannya datang menggantikannya berjaga disana, Anton pun bergegas untuk pulang ke rumah isteri mudanya yang tak lain adalah Dea. Namun ketika hendak berangkat, Tiba-tiba ponsel Anton berbunyi.

Drttttt.......

Drttttttt........

Terdengar ponsel Anton berbunyi. Mendengar itu, Anton langsung mengambil benda pipih itu dari saku celananya.

"Halo Anton, Kamu lagi dimana?" Terdengar suara sang mama dari seberang sana.

"Anton lagi diposko ma!" Jawab Anton.

"Kamu bisa nggak pulang cepatan! Rita kesakitan dari tadi mungkin mau melahirkan!" Beri tahu sang mama dari seberang sana.

"Iya ma, Anton langsung berangkat!"

Kemudian  panggilan pun  terputus, Setelah panggilan terputus  Anton dengan segera bergegas untuk mengambil mobilnya diparkiran lalu mengemudikan mobilnya itu untuk pulang kerumahnya.

Sepanjang perjalanan pulang Anton tak bisa tenang karena terus memikirkan sang isteri yang hendak melahirkan.

Beberapa waktu kemudian, Anton telah sampai didepan halaman rumahnya. Sesampainya disana, Anton langsung masuk ke dalam rumahnya. Disana Anton melihat sang isteri tampak meringis kesakitan.

"Mas sakit! Aku sudah nggak kuat mas!" Pekik Rita.

"Kamu yang kuat ya sayang! Kita kerumah sakit sekarang!"

Anton langsung mengangkat tubuh sang isteri, Lalu dibawanya masuk ke dalam mobilnya. Setelah itu, Anton langsung melajukan mobilnya menuju sebuah rumah sakit yang paling dekat dengan rumahnya itu.

Diperjalanan menuju rumah sakit, Anton tampak gelisah karena terus mendengar jeritan sang isteri yang terus terdengar meringis kesakitan.

"Sayang, Kamu sabar dikit ya!" Anton berusaha menenangkan sang isteri seraya menyetir mobilnya tersebut.

Beberapa saat kemudian, Mobil yang dikemudikan itu telah sampai di depan rumah sakit yang tak jauh dari rumahnya itu. Begitu sampai dirumah sakit tersebut, Anton langsung turun dari mobilnya lalu mengangkat tubuh sang isteri untuk masuk ke dalam rumah sakit tersebut.

Sesampainya didalam rumah sakit, Tim medis rumah sakit tersebut langsung menangani Rita Disana.

Ketika tim medis sedang menangani Rita didalam, Anton hendak keluar dari ruangan itu namun tangan kecil nan mungil Rita langsung menahannya.

"Mas, Jangan pergi! Temani aku disini!" Ucap Rita dengan manja.

"Tapi sayang, Kan disini banyak bidan sama perawat yang menemani kamu!" Anton tampak sungkan dengan perawat dan bidan itu.

"Pak, nggak usah sungkan dengan kami! Mungkin jika bapak tetap disini akan lebih mempermudah proses kelahiran anak bapak!" Celetuk salah seorang bidan yang ada disana.

"Tu kan mas, Nggak apa-apa mas disini! Aku nggak mau mas pergi!".

Rita sama sekali tak mengizinkan Anton untuk pergi bahkan untuk membeli makanan diluar pun tidak boleh. Entah mengapa semenjak kehamilan Rita yang kedua ini banyak keanehan dalam diri Rita, Terkadang Rita tak ingin disentuh sang suami namun terkadang Rita tak ingin jauh sedikit pun pada sang suami. Seperti halnya saat Rita tak mau sang suami pergi dari ruangan tersebut karena sang suami harus menemaninya ketika proses persalinannya. 

Proses lahiran Rita kali itu sangat jauh berbeda dengan proses kelahiran anak Rita yang pertama yaitu Ciko. Sewaktu Rita melahirkan Ciko, Rita harus berjuang sendiri diruang persalinan karena pada saat itu suami sedang menjalankan tugas negara untuk berjaga didaerah perbatasan.

Kali ini proses persalinan Rita harus ditemani oleh sang suami, Agar sang suami melihat sendiri perjuangan isterinya antara hidup dan mati untuk melahirkan buah hati mereka.

1
aca
pelakor mengharap bahagia jangan mimpi
aca
dea dea np harus selingkuh sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!