Aluna tiba-tiba diceraikan oleh suami nya Wardana, tepat saat anniversary pernikahan mereka yang ke 7 tahun. Padahal malam itu dijadikan Luna sebagai momen untuk membagi kabar bahagia, kalau ia telah sembuh dari sakit kanker yang menyerangnya selama 4 tahun terakhir.
Wardana mengatakan ingin menikahi Anita Yang sedang hamil anak kakak nya, Tapi fakta baru terungkap, keluarga Wardana menginginkan kematiannya, dapatkah Luna mengungkap tabir misteri yang keluarga Wardana sembunyikan?
Yuuk dukung karya terbaru aku.. jangan lupa subscribe nya ya..
karena subscribe kan kalian sangat berarti untuk menambah imun biar lebih semangat lanjutin cerita nya❤️🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanayaa Irany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
“Dia punya bukti dari mana kamu dan Anita sudah menikah? Selama ini dia kan selalu dirumah.. ngurusin penyakit nya..” Sahut mama mertua.. Ternyata selama ini seperti itulah sifat asli mertua yang aku gadang-gadang selalu baik dihadapan semua orang.. Ya Allah.. setelah 7 tahun.. kenapa baru terungkap sekarang..
“Dia aktif mengajar lagi ma.. itu artinya kesehatannya mulai membaik kan..” jawab mas Wardana..
“Bodoh!! Kalau sampai dia sembuh semua rencana kita bisa gagal!”
“Ma.. tolonglah… Aku tak tega kalau harus menyakiti Aluna.. Aku cinta dia ma..”
“Jangan terpengaruh dengan cinta bodoh mu itu.. kalau sampai dia berani menjebloskan kamu ke penjara peras emosi nya.. selama ini itu yang kamu lakukan kan.. Tolong ya Dan.. kita bisa kehilangan segalanya kalau sampai Aluna masih ada di dunia ini..”
“Apa gak ada jalan lain ma? Kasihan Aluna..”
“Itu jalan satu-satunya.. perusahaan nya besar, kalau kamu sampai membiarkan dia tetap hidup dalam jangka waktu yang lama.. kamu yang akan hancur Wardana!”
Harta?? Harta apa yang mereka semua bicarakan sampai mereka ingin menyingkirkan aku? Sebegitu
berartinya kah harta itu sampai harus mengorbankan nyawaku?
Apa maksudnya semua ini ya Allah.. bukti yang aku temukan seperti kepingan puzzle yang harus aku susun dan menemukan jalan keluar nya,, kalau memang mas Wardana menginginkan aku tiada, kenapa dia begitu cemas saat aku membutuhkan darah waktu itu?
Bintang mengatakan kalau mas Wardana sangat khawatir.. dia bingung saat stok darah dirumah sakit sedang kosong.
Apa semua itu hanya pura-pura juga? Rasanya aku tak sanggup lagi mendengar kebenaran yang terungkap saat ini.. keluarga yang aku anggap baik.. suami yang ku anggap sangat mencintaiku, ternyata menyimpan sejuta kebohongan yang tidak aku ketahui.
Mendadak aku lemas lagi.. tulang kaki ku seakan tak bisa aku gunakan untuk menapak dengan sempurna..Dalam keadaan begini pun aku harus sakit? Enggak Luna.. Kamu harus kuat.. para penghianat itu sedang menunggu momen kematian mu.. Jangan biarkan mereka semua menang.
Dengan sedikit kekuatan yang aku punya, aku melangkahkan kaki kembali kedalam kamar..aku harus menelepon Bintang untuk menanyakan perihal obat yang mereka bicarakan.. kebetulan stok nya masih ada, obat terakhir yang mas Wardana berikan padaku saat dulu aku belum dinyatakan sembuh oleh Bintang.
Aku mengambil obat yang berada di kamar utama.. kamar yang sudah tak ada lagi ranjang disana sebelum aku kembali masuk kedalam kamar tamu. Saat obat itu aku ambil..Tiba-tiba mas Wardana masuk kedalam kamar.. Ia Nampak kaget aku ada disana.
“Lun.. kamu kembali kesini? Kamu rindu dengan kenangan kita dulu?” Tanya nya dengan ekspresi senang, apa kau pikir aku akan senang saat sudah mengetahui semua nya mas? Kebohongan mu.. tipu muslihat mu.. semua nya membuat ku jengah mas..
“Aku mengambil obat ku!” jawab ku singkat.. dia belum tahu kalau aku sudah sembuh.. jadi dia tidak akan curiga kan?
“Kau mau minum obat? Jangan obat yang itu Lun.. aku baru menebus obat mu tadi siang.. tunggu aku ambilkan!” mas Wardana bergerak menuju ruang kerja nya yang terhubung dengan kamar utama.. tak lama setelah itu, dia kembali dengan membawa dua botol obat yang baru.. apa obat itu sudah ia tukar dengan racun yang mereka maksudkan tadi?
Mas Wardana mengulurkan tangannya untuk memberi ku obat yang ia bawa.. aku mengambilnya..
“Berikan obat yang lama mu Lun.. Mas akan membuang nya!”
“Jangan mas.. biar aku saja.. terimakasih karena masih mencemaskan aku!”
“Kenapa berkata begitu? Kamu tahu kan mas sangat mencintai kamu.. meskipun mas harus menikahi Anita, tapi semua itu mas lakukan karena mas harus bertanggung jawab atas anak mas Doni yang Anita kandung. Mas tetap tidak melupakan kewajiban mas Lun..”
“Kamu sudah membohongi ku mas.. apa aku harus percaya padamu sekarang?”
“Bohong apa? Mas tidak pernah membohongi kamu..”
“Kamu sudah menikahi Anita 7 bulan yang lalu mas.. sekarang kamu bertanya apa kebohongan mu?”
“Lun.. soal itu mas bisa menjelaskan, mas terpaksa.. karena Anita mengancam keluarga mas..”
“Kenapa harus mas yang menikahi Anita kalau memang itu anak mas Doni? Pada tanggal pernikahan
kalian mas Doni masih sehat kan? Dia kecelakan sore hari.. dan dijalan Melati..Jalan menuju kompleks perumahan kita! Apa kalian berdua yang sengaja menyingkirkan mas Doni? Demi untuk meresmikan hubungan gelap kalian?”
“Aluna..”
“Apa mas? Semua ucapanku benar?”
“Kenapa kau menuduhku melenyapkan kakak ku sendiri?”
“Karena cinta kalian itu buta! Saat cinta buta kalian sudah menjalari hati kalian, apa saja bisa kalian lakukan.. mas Doni sudah kalian lenyapkan.. apa sebentar lagi kau juga akan melenyapkan aku?”
Mas Wardana terperangah mendengar ucapanku..di luar dugaan dia justru mendekapku dengan
sangat erat.
“Jangan katakan itu Lun.. mas sangat cinta sama kamu.. karena mas sangat mencintai kamu.. makanya mas memilih untuk menyudahi rumah tangga kita, bukan mas yang membunuh mas Doni.. Tapi Anita.. Mas ingin kamu jauh-jauh dari Anita.. karena mas tidak ingin kamu celaka!”
Apa??? Jadi Anita yang membunuh mas Doni..
“Lepas mas!” Sekuat tenaga aku melepaskan diri dari pelukan mas Wardana yang memelukku
dengan sangat erat.
“Enggak! Mas tidak akan melepaskan kamu.. setelah semua ini terungkap mas tidak akan bisa
memeluk kamu lagi! Tolong jangan memaksa mas untuk melepaskan kamu Lun.. mas janji akan melindungi kamu dari wanita itu.. mas janji..”
“Lepas mas!” aku menginjak kaki mas Wardana dengan kuat hingga pelukannya terlepas..kesempatan itu aku gunakan untuk segera masuk kedalam kamar tamu karena ponselku ada disana,
Aku berlari sekuat tenaga.. mas Wardana pun mengejar ku juga.. tapi aku berhasil masuk dan mengunci pintu. Aku ingin menelpon Bintang untuk mengabari apa yang baru saja aku dengar.. namun saat aku sedang mencari kontak Bintang mas wardana menggedor pintu ku dengan sangat kuat seperti orang yang sedang kerasukan setan.
Dok!! Dok!!! Dok!!
“Aluna.. buka pintunya sayang!”
Ponsel yang aku pegang terjatuh begitu saja ke lantai.. entah siapa yang aku telepon aku tak tahu..
“Aluna..”
Pov Author
Sementara Aluna yang merasa ketakutan saat Wardana memaksa untuk membuka pintu kamar tamu yang saat ini di huni Aluna.. Aluna sendiri meringkuk ketakutan dibelakang pintu.. ia takut Wardana akan melakukan hal nekat. Mengingat tadi Aluna mendengar sendiri kalau keluarga suaminya sengaja mengganti obat nya agar dirinya cepat tiada, juga saat wardana membuat pengakuan kalau dia tahu Anita lah yang sengaja menyingkirkan mas Doni, kakak kandung nya sendiri, bukan tak mungkin Wardana juga aka berubah menjadi malaikat maut untuknya sewaktu-waktu kan?
Sementara itu ponsel yang terjatuh di lantai tadi tak sengaja menelpon Aji, kakak nya Gita…
Dengan sangat jelas Aji mendengar gedoran pintu dan teriakan Wardana.. sedang ia tak mendengar apapun dari Aluna.
“Aluna!!” Aji berteriak diujung telepon .. Tapi Aluna tak mendengar apapun.
“Brengsek!! Apa yang laki-laki itu lakukan pada Aluna!” kata Aji mengeram kesal.