NovelToon NovelToon
Dear My Ex Husband

Dear My Ex Husband

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:826.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: nenah adja

Dear My Ex Husband..

Terimakasih untuk cinta dan luka yang kau beri..

Mario menemukan sepucuk surat dari mantan istrinya sebelum pergi, dua baris kata yang entah mengapa seperti mengandung misteri untuknya..

Mereka berpisah baik- baik bahkan sampai mantan istrinya akan pergi mantan istrinya masih mengungkapkan bahwa dia mencintai Mario..

...

Kebodohan yang Namira lakukan adalah menikmati malam bersama mantan suaminya, hingga Namira menyadari apa yang dia lakukan menyakiti dirinya sendiri.

Apalagi saat mendengar kata- kata dari mantan suaminya..

"Aku harap dia tumbuh, untuk menjadi bukti cinta.." katanya sambil mengelus perut Namira.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Itu

Namira memejamkan mata setelah Mario pergi, Namira masuk dan menutup pintu lalu menguncinya, namun saat berbalik Namira terpaku saat melihat seseorang berdiri menghadap ke arahnya.

"Ibu.."

Jika tadi saat Juni melihat, Namira bisa langsung mengalihkannya dengan hal lain namun kini ibunya pasti mengerti apa yang dia dengar, dan pembicaraannya dengan Mario.

"Itu Mario.." tanya ibu dengan meneliti wajah Namira, tak menyangka. Namira akan mengatakan semua itu.

Namira hanya mengangguk "Kenapa kamu bisa bicara seperti itu Nami."

Namira menghela nafasnya "Aku harus bicara begitu Bu, demi kebaikan semua orang.."

"Kebaikan apa yang kamu maksud Nami, kamu berkata ayah Juni sudah tiada, Juni berhak tahu siapa ayahnya.."

"Dan membiarkan Juni terus berangan- angan tenang ayahnya, Mario tidak akan bisa bersama kami Bu.. dia sudah menikah dan memiliki anak yang bahkan hampir seusia Juni, ibu pikir jika di saat Juni menginginkan Mario ada dia akan datang dan meninggalkan keluarganya..? bagaimana jika tidak, selamanya Juni akan berharap ayahnya datang, sedangkan ayahnya tidak bisa datang karena dia punya prioritas lain, lalu..jika pun Mario datang kepada kami apa ibu juga tega melihat anak Mario dengan wanita itu sedih karena menganggap ayahnya telah di rebut Juni..

Ini akan menjadi drama yang tidak berkesudahan bu, jadi sudah seharusnya di akhiri sebelum terjadi sesuatu yang buruk."

"Lalu kamu sendiri tega pada Juni..?"

"Juni sudah terbiasa hanya hidup dengan kita Bu, hanya aku.." Namira berkata dengan deraian air mata "..lukanya tidak akan lama dan akan kembali ke semula, karena sudah sejak awal pun tidak ada Mario diantara kami.."

"Ibu gak percaya kamu bicara begitu Nami.. semuanya bisa di bicarakan baik- baik.."

"Jika semuanya bisa di bicarakan baik- baik.. aku dan mas Rio tidak akan bercerai Bu, dia tidak akan menceraikan aku lalu menikah setelah tiga bulan kami bercerai.." Namira berkata lirih, kata 'Mas' yang dulu selalu terucap terasa berat untuk Namira kini, sejak tadi pun Namira terus menyebut nama Mario tanpa sebutan Mas, karena Namira rasa itu sudah tidak pantas dia ucapkan, mereka sudah tidak punya ikatan apapun.

"Jika itu sudah sejak dulu bisa terjadi, aku tidak akan ada di sini bu.. menjadi terbuang itu menyakitkan.." Namira pergi ke arah dapur dimana dia bisa menangis karena jelas di dalam kamarnya ada Juni, yang pasti bertanya kenapa ibunya menangis..

Namira berjongkok di depan wastafel dimana dia mencuci wajahnya agar dia bisa menghentikan tangisnya atau setidaknya deraian air mata tak terlihat, tapi tetap saja matanya terus mengeluarkan air kepedihan.

Jika semuanya bisa di bicarakan kenapa Namira ada di sini sekarang, selama ini dia selalu memegang teguh cinta Mario, dan mereka benar- benar saling mencintai, hingga setelah bercerai pun Namira tetap bertemu dengan Mario dengan dalih saling merindu mereka beberapa kali melakukan hal yang seharusnya tak boleh di lakukan, hingga akhirnya Juni tumbuh, namun belum sempat Namira mengatakan kebahagiaannya perkataan Mario mengurungkan niatnya.

"Aku harap dia tumbuh untuk menjadi bukti cinta kita.."

Mario hanya akan menjadikan bayinya sebuah kenangan bukan untuk dia perjuangkan dan mendapat pengakuan.

Jadi salah Namira dimana.. memangnya dia mau punya kehidupan seperti sekarang..

Namira juga tak ingin hidup Juni tidak sempurna, siapa yang tidak iri melihat anak orang lain bisa menghabiskan waktu dengan ayahnya sedangkan Juni tidak, siapa yang tidak iri melihat anak orang lain bermain sepeda dengan ayahnya sedangkan Juni tidak, siapa yang tidak iri melihat anak orang lain di gendong ayahnya sedangkan Juni tidak..

Namira menekuk lututnya dan menelungkupkan kepalanya, berkali- kali dia bilang bisa, dia bisa membesarkan Juni sendiri, dia sanggup meski harus bekerja keras untuk hidup Juni, tapi nyatanya Namira hanya wanita biasa, dia lemah, dan membutuhkan tubuh kokoh untuk menopangnya. Namira butuh tangan yang kekar untuk meringankan mengangkat bebannya.

...

Mario termenung mengingat semua perkataan Namira, kenapa ada rasa sakit saat mendengar kata- kata Namira.

Dia merasa hatinya terus berdenyut hingga kini dia sudah berada di rumahnya dan hanya mengurung diri di ruangan kerjanya.

Benarkah Namira sudah menikah lagi dan memiliki seorang anak, tapi kenapa secepat itu, Mario tidak percaya jika di ingat lagi hari itu Namira masih mengatakan bahwa Namira mencintainya, dan akan selalu mencintainya, lalu bagaimana bisa secepat itu Namira menikah dengan orang lain dan memiliki anak.

Jika dilihat anak itu hampir seumuran dengan Rivano, lalu jika di hitung lagi pertemuan mereka setelah bercerai dan melakukan percintaan, bukankah ada kemungkinan anak itu adalah miliknya.

Mario mengerjap mengingat kejadian empat tahun lalu, apakah Namira berbohong hanya untuk membuatnya menjauh..

Flashback..

Satu bulan setelah mereka bercerai Mario mengajak Namira bertemu di sebuah hotel, setelah perceraiannya Mario begitu merindukan Namira, Namira yang selalu berada bersamanya, kini sudah satu bulan tidak bersua..

Tanpa di sangka Namira pun menyambut nya, mereka yang saling merindu pun memadu kasih, bak singa yang kelaparan Mario yang menahan hasratnya selama satu bulan terakhir pun menc umbui mantan istrinya dan mereka melakukannya berkali- kali hingga mereka harus kembali terpisah.

Berat.. tentu saja, mereka tidak ingin melepas satu sama lain hingga saat akan keluar dari kamar hotel pun mereka berciuman amat lama seolah enggan saling melepaskan, hingga saat mereka membutuhkan oksigen lebih barulah Mario melepaskan pangutan mereka.

"Aku mencintaimu Nami.. selamanya.." terlihat mata Mario memancar penuh cinta dan kelembutan hingga Namira hanya mampu mengangguk..

Namira begitu mempercayai apa yang di katakan Mario hingga tidak ada rasa bersalah sama sekali setelah mereka beradu tanpa sebuah ikatan sakral sekalipun.

Satu bulan setelah pertemuan mereka Namira mulai merasakan keanehan dalam dirinya pusing, mual dan muntah..

Namira bukan anak kecil dia tahu dan bisa membedakan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam dirinya, Namira memutuskan untuk pergi ke sebuah apotik, sebelum pergi ke dokter Namira ingin memastikan apakah firasatnya benar.

Namira mengerjap beberapa kali saat melihat alat tes kehamilan di tangannya bergaris dua , pelupuk matanya tiba- tiba mengembun, kenapa harus sekarang di saat Namira sudah bercerai dengan Mario, bagaimana bisa ini terjadi.

Dulu saat masih menjadi istri Mario Namira membeli testpack satu bulan sekali namun tetap saja hasilnya negatif tapi sekarang di saat dia sudah tak memiliki ikatan lagi mengapa dia bisa hamil, apa dunia sedang mempermainkannya.

Namira menghapus air matanya sebuah pemikiran tiba- tiba terlintas di kepalanya apakah jika Mario tahu dia akan kembali padanya, apakah mereka akan kembali rujuk, ya semoga saja..

Namira mencari ponselnya dia akan menghubungi Mario dan memberitahu pria itu jika Namira sedang mengandung anaknya, belum juga menekan nomer Mario, ponselnya berdering dan nama Mario terlihat disana, Namira tersenyum lalu segera mengangkat panggilan dari Mario.

"Nami aku merindukan mu.." Namira kembali tersenyum, apa mereka mempunyai ikatan batin hingga Mario juga bisa merasakan apa yang Namira rasakan.

Mario mengatakan jika dia saat ini sedang berada di hotel saat mereka bertemu satu bulan lalu "Aku merindukanmu jadi kesini, ingin mengingatmu."

"Mas, bisakah kita bertemu ada yang ingin aku katakan.." Namira meremas tangannya, apakah dia dan Mario bisa kembali jika Mario tahu ada janin di perut Namira.

"Humm datanglah aku ada di kamar yang sama.. dan juga ada sesuatu yang ingin aku katakan.." Namira mengiyakan dan segera pergi meninggalkan kontrakan yang selama tiga bulan ini di tempatinya. sejak bercerai dari Mario, Namira kembali bekerja dan menjadi karyawan di sebuah perusahaan, setelah empat tahun menjadi Nyonya Mario, Namira tak serta merta menikmati harta gono gini, meski Mario memberikannya, tapi uang itu masih tersimpan rapi di rekeningnya.

Dan Namira rasa selama dirinya bisa bekerja untuk apa dia diam dan menghamburkan uang dari Mario.

Menaiki taksi Namira tiba di hotel tempat mereka bertemu terakhir kali, dan segera pergi ke kamar dimana ada Mario disana.

Baru saja pintu terbuka, Namira di kejutkan dengan Mario yang langsung menariknya masuk dan menciumnya dengan menggebu.

Namira yang merindukan Mario menyambut pria itu dengan ciuman tak kalah menggebunya.

Kegiatan berlanjut ketika tangan Mario menyentuh titik- titik sensitif Namira yang membuat Namira mengerang dan mendeesah kecil di balik ciuman mereka, Mario membawa Namira berjalan ke arah ranjang besar yang menanti mereka dan segera mendorong pelan hingga Namira terbaring di sana dan kembali mencumbunya.

Lagi- lagi dengan alasan rindu keduanya menyatu, dan Namira memutuskan untuk mengatakan kabar bahagianya nanti setelah kegiatan mereka berakhir.

...

Mario memeluk Namira dengan erat dan tak mengatakan sepatah katapun seolah ingin menikmati waktu hingga Namira mulai pembicaraan.

"Bukankah ada yang ingin kamu katakan Mas..?" Namira mengelus tangan Mario yang melingkar di pinggangnya.

Mario menghela nafasnya "Aku akan menikah bulan depan.."

....

Like..

Komen...

Vote..

1
Bintang Gatimurni
Meskipun jalan ceritanya maju mundur, tetap nyaman dibaca. Novel ini seperti pohon bonsai, hehe .., jadi yaa kayaknya paparan yang kurang penting langsung dipangkas, simple, rapi. Alurnya terkesan lambat untuk yang gak sabaran bacanya, padahal ini sudah ringkas, tinggal nunggu jreng jreng .... Ok, aku suka gaya mu, Thor. semoga sukses. /Good/
Ceu Nah: terimakasih
total 1 replies
sutiasih kasih
km dan mm mu sm mario.... sama sablengnya.... g jelas
sutiasih kasih
lha klo vano bukan amkmu.... knapa tetap prioritasmu saat km tau juni abk kndungmu mario....
sungguh km mmbagongkn...
sutiasih kasih
klo km mncintai dan tak bisa melupakan namira hingga saat ini.... kenapa km ceraikan dia.... dan 3 bln km mnikahi wanita lain....
g masuk akal bgt km mario....
bakal nyesel km mario... klo tau setelah namira km ceraikan.... trnyata dia mngandung ankmu....
sutiasih kasih
aduehhhhh baru baca awalan... udah bikin nyesek n mngandung bnyak bawang..../Sob/
Agustin Indah Setiyaningsih
kok makin nyesek sih,rasanya.
Erna M Jen
dasar lelaki egois kalau masih cinta mengapa diceraikan...
Erna M Jen
cerita yang mengharukan ...
Bilal Hanif
semangat thor,AQ suka novelnya beda dari yg lain surprise banget bacanya bikin greget,gemes,terharu,campur aduk pokoknya. .sukses selalu
Rismawati Damhoeri
aku terkejuuut....
Rismawati Damhoeri
telmi sih...
Rismawati Damhoeri
4 tahuun...
Khairul Azam
astaga kenapa penulis bisa menulis cerita seperti ini, ada kq ada orang seperti namira udah cerai masih mau disetubuhi
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
Yani Mulyani
Biasa
Yani Mulyani
Kecewa
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Ran Aulia
terima kasih kak, ceritanya bagus 🥰🥰🥰🥰
Yeni Wahyu Widiasih
Luar biasa
3sna
nah kan ada diposisi maknya mario kn namira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!