Menikah di usia muda apalagi masih duduk di bangku sekolah, apakah pernikahan tersebut akan berhasil? Terlebih pasangan itu berbeda sifat, yang satu Cool dan yang satu panas suka meledak-ledak.
Tapi inilah yang terjadi pada pasangan muda Flora dan Rain. Flora terpaksa menikah dengan Rain, pria yang begitu posesif dan begitu tergila-gila padanya sejak kecil karena keluarganya jatuh miskin.
Sementara Rain, memanfaatkan hal tersebut untuk membalas perbuatan Flo yang selama ini selalu meremehkan cintanya.
Jadi bagaimana kisah rumah tangga selanjutnya Rain dan Flora? Akankah berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Follow aku mommy ya.
Ig : mom_tree_17
Tik Tok: Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Rain menghela napas saat Flo menolak untuk satu kamar dengannya, dan hal itu sudah ia prediksi sebelumnya.
"Kalau kau tidak mau, silahkan tidur di ruang tamu atau ruang tengah." Ucap Rain sembari melepas jas yang dikenakannya.
"What? Tega sekali kau menyuruhku tidur diluar kamar." Gerutunya dengan terkejut. Bagaimana bisa pria yang mengaku sangat mencintainya, membiarkan ia tidur di atas sofa. "Bukankah di apartemen ini ada kamar tamu?"
"Tidak ada." Jawab Rain dengan singkat sembari duduk diatas ranjang.
"Ck, mana mungkin apartemen mewah tidak mempunyai kamar tamu."
"Karena kamar itu sudah aku jadikan gudang."
"What?" untuk kedua kalinya Flo terkejut.
Sementara Rain tersenyum tipis melihat kepanikan di wajah gadis yang kini berstatus sebagai istri sah nya. "Kau tidak akan bisa berkutik Flo, semua sudah aku persiapkan sejak awal." Gumamnya dalam hati.
"Masa aku harus tidur di atas sofa." Keluhnya pada diri sendiri.
"Cepat putuskan kau ingin tidur di kamar ini denganku atau diluar?"
"Ck, lebih baik aku tidur di luar."
Flo lebih memilih tidur ditempat yang tidak nyaman dari pada tidur satu kamar dan satu ranjang bersama Rain, karena ia takut pria itu akan berbuat macam-macam. Flo tidak mau keperawanannya itu hilang di tangan Rain, karena mahkota nya itu akan ia persembahkan khusus untuk pria yang sangat ia cintai kelak setelah mereka bercerai nanti. Ya, Flo sudah memutuskan untuk bercerai jika ke-dua orang tuanya kembali. Atau paling tidak saat Dewa dan Ryu datang membawa kehidupan yang layak untuknya.
"Pilihan yang tepat, tapi—"
"Tapi apa?" Entah mengapa Flo merasa perkataan Rain berikutnya tidak enak dan akan membuatnya menarik keputusan untuk tidur di luar kamar.
"Kau jangan menangis ketakutan, jika melihat penampakan penunggu apartemen ini."
"Ck, hanya penampakan. Aku kira apa." Flo melangkah kakinya hendak keluar dari ruangan tersebut, namun baru dua langkah kakinya berjalan ia langsung membalik badan menghadap Rain. "Penampakan yang kau maksud itu hantu?" tanyanya dengan panik.
Rain menganggukkan kepalanya, dan di detik berikutnya Flo berlari dan langsung memeluknya dengan ketakutan.
Itulah seorang Flora Arbeto, gadis pemberani bahkan sering berkelahi dengan teman-temannya tapi sangat takut pada hantu. Tidak salah bukan ketakutan Flo dijadikan senjata agar gadis itu mau tidur satu kamar dengannya.
"Serius di apartemen ini ada hantunya? Kau tidak bohong bukan?" Tanya Flo dengan ketakutan sembari melepas pelukannya pada Rain.
"Untuk apa aku bohong." Rain beranjak dari atas tempat tidur menuju bathroom.
"Rain tunggu! Kau mau kemana?" Flo mengikuti pria itu dengan merangkul.
"Aku ingin mandi, kau mau ikut?"
"Ck.." Flo memukul lengan Rain dengan kesal. "Dasar mesum."
"Mesum pada istri sendiri tidak masalah bukan."
Rain pun masuk kedalam bathroom, sementara Flo menunggu tepat di depan pintu bathroom karena merasa takut. Entah berapa lama ia menunggu, sampai akhirnya Rain keluar dengan handuk yang melingkar diatas pinggang.
Sontak saja kedua mata Flo membulat dengan mulut menganga lebar, saat melihat penampakan dada bidang Rain yang membuat air liurnya hampir terjatuh.
"Tutup mulutmu!" ucap Rain sembari mengacak rambutnya yang basah, membuat tetesan air di kepalanya terjatuh mengenai tubuh kekarnya.
Dan pemandangan itu tentu saja membuat mulut Flora semakin menganga dengan lebar, seandainya pemilik tubuh itu bukan Rain pasti sudah ia terjang dengan pelukan yang bertubi-tubi.
"Kau pasti ingin memelukku?"
Dengan cepat Flora menganggukkan kepalanya, namun di detik selanjutnya menggelengkan kepala.
"Sudah jelas kau menginginkannya, kau lupa aku bisa melihat isi kepalamu ini." Rain menunjuk kepala Flora.
"Rain..!" Flo menepis tangan pria itu. Sungguh ia harus membeli pelindung pada kepalanya agar Rain tidak bisa membaca pikirannya lagi.
Smoga kedepannya bisa lebih berkualitas dari segi penulisan tidak hanya kuantitas saja
good job Thor 👍