Alina seorang pegawai staf di perusahaan ternama jatuh cinta sama Gilang seorang office boy yang tampan.
Alina tidak mengetahuinya kalau Gilang adalah seorang CEO di perusahaan tempat nya bekerja.
Gilang menyamar sebagai office boy di perusahaan ayah nya hanya untuk mencari sosok perempuan yang menerima dia apa adanya.
Dia pindahan dari luar negeri jadi belum ada yang tahu tentang dia sebenar nya.
Dia muak sama wanita yang matre karena dia sering di manfaatin sama para wanita yang hanya melihat kekayaan nya saja.
Hingga akhir nya Gilang bertemu dengan Alina yang menerima dia apa ada nya.
Hingga suatu hari Alina mengetahui kebenaran nya, dan pergi menjauh dari sisi gilang karena merasa minder dengan keadaan diri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pecel Lele
Gilang pun langsung menuju mes nya, dengan perasaan yang sangat kesal, dengan kehadiran Ronald di hadapan nya mengingatkan kembali kepada Rena yang sudah membuat nya sakit hati.
"Siapa tadi mas? Kok muka kamu kaya yang lagi emosi seperti itu? Tanya Alina sambil menatap wajah Gilang.
"Orang yang sudah bikin aku emosi, masa dia nawarin aku terus pinjaman uang mana bunga nya tinggi lagi" jawab Gilang berbohong.
"Ya sudah yang penting kamu ngga pinjam aja mas" ucap Alina dengan senyuman di bibir nya.
"Ya sudah lupakan orang tadi, sekarang kamu mau langsung pulang apa mau makan dulu? Tanya Gilang sambil menyibak kan rambut Alina yang tergerai ke belakang telinga nya.
"Terserah kamu aja mas, eh tapi kamu kan belum bayaran, ya sudah aku yang bayar saja" ucap Alina.
"Aku walaupun belum bayaran, tapi aku masih punya simpanan, jadi kamu ngga usah takut, ayo kita makan dulu setelah itu kita pulang" ajak Gilang sambil menarik tangan Alina.
Alina pun tersenyum lalu mengikuti langkah nya Gilang dan naik ke atas motor nya setelah Gilang memakai kan helm untuk Alina.
Seperti biasa Alina memeluk pinggang Gilang dengan erat sekali, mereka bercanda dan tertawa bersama hingga Gilang melupakan kedatangan Ronald.
Kamu mau makan Apa Yang? Tanya Gilang sambil menyentuh tangan Alina yang berada di atas perut nya.
"Gimana kalau kita makan pecel lele yang di warung tenda itu" jawab Alina sambil menunjuk warung tenda yang berada di pinggir jalan.
"Yakin kamu mau makan di situ? Gilang pun meyakinkan Alina, karena Gilang belum pernah yang namanya makan pecel lele apalagi di warung tenda di pinggir jalan seperti ini.
"Iya mas, emang nya mas Gilang belum pernah makan di warung tenda ya? Tanya Alina.
Gilang pun menepikan motor nya di pinggir warung tenda yang menjual pecel lele.
"Sering kok, mas sering makan di warung tenda, tapi kalau pecel lele belum pernah makan" jawab Gilang.bohong lagi.
"Ya sudah kita masuk saja, nanti mas cobain makan lele nya, di jamin mas ketagihan deh" ucap Alina.
Mereka berdua pun masuk dan Alina langsung memesan dua porsi pecel lele dan dua gelas es jeruk.
"Kamu sering makan di sini ya Yang? Tanya Gilang sambil melihat ke sekeliling warung tenda yang lumayan cukup ramai itu.
"Ya kalau lagi pengen aja, terakhir kali bulan kemarin pas dapat bonus, aku makan di sini bersama bapak, ibu dan si kembar, mereka senang banget kalau ku ajak makan di sini" jawab Alina sambil tersenyum mengenang kebersamaan bersama keluarga nya.
Pesanan pun datang, pelayan nya langsung menghidangkan dua porsi pecel lele dan dua gelas es jeruk.
"Selamat menikmati mas, mbak" ucap si pelayan dengan sopan.
"Makasih mas" jawab Alina sambil mengambil piring untuk diri nya.
Gilang pun hanya diam dan menatap kearah piring yang berisikan nasi putih dan ikan lele dengan sambal ciri khas nya di tambah lalapan.
"Gimana makan nya, aku ngga biasa makan yang begini" gumam bathin Gilang sambil menatap aneh kepada makanan yang ada di hadapan nya.
Alina yang memang sudah lapar pun langsung menyantap makanan nya, tapi ketika lagi mengunyah, Alina pun menatap ke arah Gilang yang hanya diam saja sambil menatap ke arah piring nya.
"Kamu ngga makan mas? oh iya kamu kan ngga pernah makan lele ya mas, sebentar," Alina pun mengambil nasi dan lele lalu memberikan suapan kepada Gilang.
"Buka mulut nya mas, ayo cobain deh, pasti kamu ketagihan" Alina pun membujuk Gilang agar mau membuka mulut nya.
Karena Alina terus memaksa dan merayu nya, akhir nya Gilang mau membuka mulut nya lalu menyantap makanan dari tangan Alina.
Satu kunyahan dua kunyahan Gilang rasakan sambil mata nya terpejam, tiba-tiba Gilang mengunyah cepat lalu menelan nya.
"Enak Yang, lagi dong" kata Anggar sambil membuka mulut nya lagi minta disuapin.
"Nah kan, apa ku bilang, pasti mas jadi ketagihan" jawab Alina.
"Tapi aku ngga bisa makan pakai tangan Yang, apalagi makan ikan seperti ini" rengek Gilang.
"Modus kamu mas, bilang aja ingin di suapin makan nya" ucap Alina sambil menyuapi Gilang lagi.
"Kalau di suapin gini itu lebih enak Yang" jawab Gilang sambil tersenyum.
Akhirnya Gilang menghabiskan satu porsi pecel lele dengan di suapin Alina.
Mas di bungkus empat porsi ya? Teriak Gilang.
"Buat siapa mas? Tanya Alina.
"Buat ibu, bapak sama si kembar" jawab Gilang.
"Tapi kamu kan belum bayaran mas? Ngga usah, ngga apa-apa" ucap Alina merasa ngga enak dengan Gilang.
"Tenang mas masih ada uang simpanan kok, bahkan kalau kamu mau nikah minggu depan pun mas sudah ada kok dana nya" jawab Gilang sambil tersenyum.
"Kamu ini mas, ada-ada saja" jawab Alina dengan wajah yang sudah memerah.
"Oh iya mas, kan setiap tahun perusahaan suka merayakan ulangtahun perusahaan, dan katanya nanti kita akan pergi ke puncak untuk merayakan nya" kata Alina.
"Beneran? Kapan itu? Tanya Gilang pura-pura ngga tahu.
"Minggu depan mas, mas ikut ngga? tanya Alina.
"Ikut dong, masa kamu ikut aku ngga, sekalian kita jalan-jalan di sana ya" ucap Gilang sambil tersenyum.
"Oke deh kalau begitu, nanti aku masukan ke daftar list yang mau ikut" ucap Alina.
Mereka pun selesai dengan makan malam nya, lalu pergi setelah mengambil pesanan dan membayar nya.
"Murah ya Yang" ucap Gilang tanpa sadar keceplosan.
"Lah, kan emang segitu kisaran harga pecel lele di warung tenda, beda dengan pecel lele yang ada di restoran, jangan-jangan kamu ngga pernah makan di warung tenda ya mas, hayo ngaku" Alina pun sedikit curiga.
"Aduh gawat, kenapa pula ini bibir harus ngomong kaya gitu" gumam bathin Gilang.
"Ngga, maksud aku, warung pecel lele di sini murah, jadi kalau untuk sekedar traktir makan si kembar aku ngga akan miskin gitu" Gilang pun mencari alasan yang tepat.
"Oh, kirain aku kamu ngga pernah makan di warung tenda" ucap Alina sambil memakai helm nya.
"Aku hampir tiap hari malah makan di warung tenda Yang, karena aku kan belum punya istri jadi ngga ada yang masakin" Anggar pun sedikit bercanda menghilangkan kecurigaan Alina.
"Makanya nikah dong biar ada yang urusin" jawab ALina sambil naik ke atas motor nya.
"Kamu nya siap belum kalau jadi istri aku, kalau aku sih kapan pun siap jadi suami kamu" jawab Gilang sambil meraih kedua tangan nya Alina.
"Untung ngga ketahuan" gumam bathin Gilang sambil melajukan motor nya dengan kecepatan sedang.