Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermalam di rumahnya
Ketika senja datang menghampiri gus izdi mulai merasa hari sudah agak gelap. Izdi yang menyadari hal itu langsung membangunkan istrinya dengan tergesa- tergesa.
" Sayang bangunlah kita belum sholat ashar, kita tertidur begitu lama!" seru izdi dengan memegang pipi wardah. Wardahpun tak kalah terkejutnya dia langsung bangun.
" Ya Allah ... Iya mas. Maaf wardah merasa lelah hari ini. Ayo kita sholat!" jawabku pada beliau. Kamipun segera melaksanakan sholat ashar bersama. Seusai sholat kami tadarrus bersama saling menyimak satu sama lain untuk memperbaiki bacaan kami. Tak berselang lama kumandang adzan maghribpun bergema.
"Alhamdulillah ... Sayang ikut sholat di masjid depan?" tanya beliau padaku.
"Boleh mas," jawabku
" Ayo bersiaplah mas tunggu di bawah!" ucapnya. Aku hanya mengangguk patuh pada ucapan suamiku.
Kamipun berangkat ke masjid beriringan dengan para tetangga mulai dari yang muda sampai yang tua.
"Assalamualikum pak dokter ...!" seru perempuan muda
"Waalaikumsalam ." jawab beliau singkat
" Siapa dia pak dokter? Jangan bilang kekasihnya, anda berhutang jawaban padaku pak dokter," ucapnya kemudian.
"Dia istriku ... Dan jawabannyapun kamu pasti tahu. Permisi !" jawab beliau tegas. Aku berjalan mengikutinya menganak ekor.
"Mas siapa? Jawabnya kok ketus gitu," ucapku pada gus iz. Beliau tidak berhenti berjalan namun dia jawab pertanyaanku.
"Perempuan daerah kompleks sini, dia membuat mas ilfeel karena sikapnya yang berlebihan," jawab suamiku. Aku yang malas bertanya kembali langsung saja aku ikuti beliau tanpa banyak bicara.
Sholat maghrib di masjid kali ini berasa begitu berbeda karena sakralnya begitu nampak
jelas." Assholatu jami'ah!" terdengar sudah akan di mulai. Aku menikmati sholat maghrib malam ini, terasa sangat berbeda namun sangatlah berbeda. Kami melaksanakan sholat dengan sangat khusuk menikmati suara merdu sang imam.
Malam ini aku melihat sisi lain dari izzudin al qassam. beliau sangat terlihat tidak suka di dekati oleh perempuan lain. beliau pasti sangat mencintai kakak. Insiden bersamaku itu kejadian yang membuat dia tidak bisa menolak takdir. Semoga beliau tidak ilfeel juga padaku. Aku tersenyum geli mengingat kejadian hari ini. Aku baru saja keluar dari masjid, beliau sudah menungguku.
"Sudah lama mas?" tanyaku
" Baru saja, sayang malam ini kita bermalam di rumahku ya besok kita berpamitan pada orang tua kita."
" Baiklah mas , " jawabku singkat. Beliau kemudian menggandeng tanganku. Aku melihat perempuan itu di depan sana. Dia menatap kearah kami. Mas iz nampak tidak suka.
" Ada apalagi?" tanya beliau padanya.
" Kenapa harus dia? bukankah dia bukan fatimah. Jika kamu ilfeel pada setiap perempuan kecuali kekasihmu itu tapi kenapa ada wanita lain. Apa dia menunjukkan keseksiannya padamu sehingga kamu tertarik padanya," ucapnya membuatku sangat malu tanpa berasa tanganku meremas lengan beliau. Aku merasa dipermalukan dengan ucapannya.
" Kakak ... Maafkan saya jika melukai hatimu, sumpah demi Allah apa yang kumiliki adalah untuk suamiku bukan orang lain yang bukan mahram. suka atau tidak suka sekarang beliau adalah suamiku, mau tidak mau inilah status beliau saat ini. Jika masih ada yg dibicarakan silahkan, saya permisi! Tolong lain waktu lisannya dijaga," ucapku langsung pergi dengan perasaan terluka. Tanganku kemudian ditarik oleh mas izdi.
"Ayo ... Kita pulang! Dengarkanlah dia meskipun masih muda tapi ucapannya tidak pernah berusaha melukai orang lain," ucap gus iz yang membuatku melongo.
" Ayo sayang !" serunya.
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou