Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Mas, tolong lampunya dong!! Kenapa disini gelap sekali?" desak Lita tampak frustasi
Doni yang sempat terdiam, akhirnya bergerak ke arah saklar lalu menekannya. Cahaya lampu pun menyala menyilaukan keadaan sejenak, saat mata Lita sudah bisa menyesuaikan.
Di lihatnya sekitarnya dengan jelas, sebuah ruangan yang kotor ada banyak barang tak berguna dan juga berdebu. Jelas kini Lita sangat paham bahwa ini ruangan, adalah gudang.
"Mama"
Daniel memekik sembari berlari menghampiri Lita, suaranya terdengar seperti kelegaan ketika Daniel memegang tangan sang mama. Lita menjerit memanggil nama putra bungsunya, saat melihat soso mungil itu.
Kemudian Lita memeluk Daniel dengan erat sampai tak ada celah, Daniel yang tampak ketakutan bersandar pada tubuh sang mama yang kini terasa begitu hangat baginya.
"Mama kemana aja? Aku takut disini, Papa sama Tante Desi jahat. Aku gak mau disini, aku mau ikut Mama" kata Daniel histeris, kedua matanya tampak berkaca-kaca
"Iya, Sayang. Mulai sekarang kamu akan selalu bersama Mama, Mama datang kesini memang untuk menjemputmu. Nanti kita bisa tinggal bersama-sama lagi, dengan Abang Leon"
Lita berbicara dengan lembut sembari membelai rambut kusut Daniel yang sudah gondrong dan tercium bau apek, Lita kembali memeluk Daniel untuk memendam rindu yang terpisah lama.
Setelah isak tangis Daniel mulai mereda, Lita perlahan melepaskan pelukannya. Mata Lita langsung memandang Doni dengan tatapan yang menyala, terlihat Lita begitu emosi.
"Dimana akal sehatmu, Mas? Bisa-bisanya kamu menempatkan anak kita di tempat yang gelap dan kotor seperti ini, sementara kalian hidup mewah di kamar yang bersih, luas dan rapi" kata Lita, suaranya terdengar tegas di penuhi kegeraman.
Doni mencoba menjelaskan bahwa saat ini Lita salah paham, namun Lita dengan nada tinggi menegaskan salah paham bagaimana jika sudah di lihat dengan mata kepalanya sendiri.
Bahwa Daniel tinggal di gudang tersebut, tangan Lita sampai gemetar menunjuk ke arah gudang yang kini menjadi kamar Daniel. Lita geleng kepala tak menyangka, Doni benar-benar berubah.
"Daniel yang jelas-jelas anak kandungmu tapi kenapa tega membiarkannya tinggal di tempat seperti ini, sementara Azura anak selingkuhanmu tidur nyenyak di kamar mewah" kata Lita yang masih tersulut emosi
"Dimana akal sehat kamu, Mas? Hewan saja akan melakukan yang terbaik untuk anaknya, sementara kamu......."
Lita menunjuk Doni dengan emosi yang memuncak, sampai Lita kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan kekesalannya pada Doni. Doni menundukkan kepalanya, merasa terpojok oleh kata-kata tajam yang di ucapkan Lita.
"Lita, tolong dengarkan penjelasanku. Daniel baru di pindahkan ke gudang hari ini, itu pun karena dia batuk. Desi takut dia tertular apalagi dia lagi hamil muda, sangat rentan tertular segala penyakit" sahut Doni mencoba menjelaskan
Doni kembali menjelaskan dengan suara yang lembut, berusaha menenangkan suasana yang tegang. meski Daniel disini masih di rawatnya, memberikannya makan yang enak dan juga obat.
Nanti jika Daniel sudah sembuh, dia akan kembali ke kamarnya yang ada di lantai atas. Lita menggelengkan kepalanya tidak percaya, keningnya mengerut memandangi Doni.
"Ini lebih g*la lagi, Mas. Anak sakit malah kamu di taruh di gudang, bukannya di bawa ke rumah sakit" kata Lita dengan nada tinggi, nyaris tidak bisa menahan emosinya.
Lita menarik napas dalam-dalam untuk mengurangi emosi yang bergejolak di dalam dada, dirinya tak mau membuang-buang tenaga untuk meladeni mantan suaminya.
Lita menegaskan mulai detik ini Daniel tinggal bersamanya, Lita akan mengurusnya dengan baik dan membawanya berobat ke rumah sakit bahkan akan memberikan kamar yang bersih untuk Daniel.
Lita segera menggendong Daniel kemudian membawanya keluar dari gudang yang pengap dan kotor tersebut, Doni dengan wajah pucat pasi berlari mengejar Lita dan Daniel.
"Biarkan Daniel disini bersamaku, Lita. Aku tak mau jauh darinya" pinta Doni dengan suara memohon, penuh ketakutan akan kehilangan putra kandungnya.
Namun Lita tegas menatap lurus ke arah Doni, meminta pada Doni jiwa Doni masih mempunyai hati biarkan Daniel pergi bersamanya karena Lita tak mau anaknya menjadi makanan tikus.
Suara Lita yang tegas dan terdengar kesungguhan yang tidak bisa terbantahkan, Doni yang mendengar itu kembali membuka suara dengan serius dan berjanji akan memperbaiki semuanya.
Doni akan membawa Daniel ke rumah sakit dan mengembalikan Daniel ke kamarnya, sehingga Doni memohon pada Lita untuk membiarkan Daniel tinggal bersamanya.
Lita justru mengabaikan permohonan mantan suaminya itu, dirinya melangkah tergesa-gesa sembari menggendong Daniel erat-erat dengan wajah yang tegang.
"Sudahlah, Mas. Tak ada tempat untukmu, untuk memperbaiki semuanya" ketus Lita terus melangkah pergi
Dalam dekapan sang mama, Daniel memandangi sang papa dengan mata berkaca-kaca kemudian memalingkan wajahnya karena sangat kecewa atas perlakuan sang papa padanya selama ini.
"Papa jahat, aku mau sama mama aja" ujar Daniel memeluk Lita dengan erat
Lita menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Doni, menegaskan pada Doni jika Daniel sendiri tak mau ikut dengan Doni lagi karena sudah terlanjur kecewa atas sikap sang papa.
Lita pun dengan ketus mengatakan pada Doni dari pada Doni merengek meminta Daniel tinggal disini, lebih baik Doni mengurusi selingkuhannya dan anaknya itu lalu Lita melangkah pergi.
"Daniel, jangan pergi. Jangan tinggalkan Papa, bukannya kamu ingin bermain disini? Ayo kita bermain bersama Tante Desi dan Azura" bujuk Doni terus mengekori Lita
Lita hanya bisa menghela napas panjang kemudian memalingkan wajahnya sejenak untuk menyembunyikan kekesalan yang di rasakannya saat ini.
"Udahlah, Mas. Biarin anak penyakitan itu di bawa pergi, aku malah senang kalau anak itu tak ada disini jadi aku dan Azura tak takut ketularan"
Desi mengeluarkan kata-katanya yang tajam dan menusuk dengan tatapan mencemooh, Lita tak terima membentak Desi bahwa Daniel bukan penyakitan hanya batuk biasa.
Semua ini juga karena mereka tak membawa Daniel ke rumah sakit, jika segera di obati pasti sudah sembuh. Lita dengan tatapan tajam melirik sekilas, perut Desi yang belum terlihat membuncit.
"Ingat, Desi. Kamu itu sedang hamil, jangan sampai apa yang kamu ucapkan berbalik pada anakmu sendiri" ucap Lita
Desi yang dari tadi hanya menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, seketika mendekat dengan langkah cepat dan tatapan yang tajam seperti berapi-api. Desi berdiri di tengah ruangan dengan tubuh bergetar, matanya berkaca-kaca.
"Lihat, Mas. Mantan istrimu sedang mengutuk anak kita, aku tidak terima. Coba lakukan sesuatu padanya, Mas. Aku gak mau ada terjadi sesuatu pada anak kita, Mas" teriak Desi dengan suara histeris sembari mengusap-usap perutnya
Lanjut thor
Thor lanjut