kesabaran yang di lakukan seorang istri untuk suaminya, yang gemar bermain wanita, bahkan di saat dirinya baru melahirkan!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Intan Gemilang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"BERTEMU WANITA HAMIL"
Roni terbaring di hadapan ku.dengan kepala yang nampak masih mengeluarkan darah.
air mata Tek henti henti nya berhenti mengalir. ku lihat ia dari kepala sampai kaki.
sosok lelaki yang teramat menyayangiku. lelaki yang selalu menjaga ku. lelaki yang selalu membuat ku tertawa. lelaki yang tak pernah rela aku mengeluarkan air mata walau setetes.
kelakuan konyol nya. yang selalu mengutamakan ku walau sekedar untuk makan dan minum.
kini dia telah tertidur. bahkan suara tangisan ku pun tak bisa membangunkan nya.
ingin rasanya aku memeluknya. merasakan sentuhan nya untuk yang terakhir kali
ingin mendengar dia berkata. tapi semua sudah tak bisa.
orang tua melarang ku memeluk nya. karna takut air mata ku terjatuh mengenai nya.
menurut orang tua di sini. tidak baik jika jenazah kejatuhan air mata.
aku menahan hasrat ku untuk memeluknya. selain hanya tetap menatapnya. berharap dia akan bangun. dan memeluk ku.
aku tahu dia tidak akan membiarkan ku menangis. jadi kuperlihatkan air mata di hadapan nya. agar dia bangun dan kembali padaku.
namun upaya ku sia sia. dia tidak lagi mengutamakan ku. dia tidak lagi ingin melihat ku. tidak lagi ingin bersama ku. bahkan tidak ingin mendengar ucapan ku lagi.
dia memilih pergi. meninggalkan semua kenangan dan cita cita kami. rencana yang sudah kami susun sekian lama.
dia pergi tanpa melihat ku. dia pergi tanpa menemui ku. dia pergi tanpa bicara padaku. tanpa meminta ijin ku. dia memutuskan untuk pergi.
andai kala itu dia bicara untuk pergi. aku akan menolaknya. dan tidak akan pernah ku ijinkan dia pergi.
sungguh...
aku sangat tidak mengijinkan semua nya.
aku tidak mengijinkan dia pergi dengan cara seperti ini.
aku terus memandanginya. dia jahat, dia mengingkari semua janji nya.
bukan kah dia berjanji. tidak akan membiarkan aku sedih. membiarkan aku menangis walau setetes. membiarkan aku luka walau sedikit.
tidak akan pernah meninggalkan ku.
tapi nyatanya. semua bohong. dia berbohong,
dia berbohong atas semua perkataan nya. dia berbohong lagi padaku.
dia tidak baik baik saja...
dia malah pergi meninggalkan semua nya disini.
aku lebih memilih dia meninggalkan ku dengan wanita lain. asal jangan dengan cara seperti ini.
ini sungguh menyakitiku lebih dari apapun.
ku tatap dia tanpa berkedip. tangan yang selalu menjaga ku. kini hanya dia bersedekap.
kaki yang selalu siap melangkah demi ku. hanya diam terikat sehelai kain.
tubuh yang selalu menjadi garda terdepan. kini hanya tidur tanda bergerak.
bibir yang selalu bersuara lembut. yang selalu membuat ku tertawa.
kini tak lagi mengucapkan sepatah katapun walau ku panggil..
orang dari pihak pemakaman telah mengabarkan bahwa liang lahat telah selesai.
kini jenazah Roni pun di angkat dan akan di antar kan sampai tempat pengistirahatan terakhir.
rasanya kaki ini berat sekali melangkah.
setapak demi setapak ku paksa kaki ini terus melangkah. hingga kami tiba di satu pemakaman.
tak kuasa kala ku lihat Roni di masukan ke dalam lubang dan harus tinggal sendirian dalam kegelapan.
air mata ku kembali menetes.
**********
beberapa saat setelah Roni selesai di makam kan. aku kembali ke rumah duka.
berharap semua ini hanya mimpi.
aku dan keluarga ku menemani keluarga Roni sampai 7 hari nya Roni.
saat aku hendak pulang. orang tua nya sempat memelukku dan memintaku untuk kuat.
rasanya aku tak bisa menjawab ucapan nya.
sekitar seminggu setelah aku kembali ke rumah. orang tua Roni datang ke rumah.
"pak, Bu. kedatangan kami kesini untuk menyampaikan amanat terakhir putra kami" ucap ayah Roni di iringi anggukan ibu nya.
"amanat apa pak?" jawab ayah ku.
"ini berhubungan dengan Tari"
aku pun menatap manik orang tua Roni.
"ini ada titipan dari Roni buat Tari. saat kami membawa dia ke rumah sakit. dia meminta bahwa uang tabungan yang selama ini ia kumpulkan. untuk di bagi dua dengan Tari. dan sebagian di sumbangkan ke masjid kampung kita"
mata ku lebar mendengar penuturan orang tua Roni. bahkan dia masih mengingat ku. kala nyawa nya di ambang kematian.
tak ku lihat jumlah uang tersebut.
setelah orang tua Roni pulang. uang tersebut ku simpan di dalam kotak. bersama beberapa kenangan ku dengan Roni..
**********
setelah selesai berbelanja bumbu dapur.
ku lirik ada pakaian anak anak. aku kepikiran untuk membelikan adik adik ku pakaian.
aku pun berjalan ke toko baju tersebut. aku pun membeli 3 baju anak anak.
yang nanti akan ku berikan pada adik ku.
saat hendak berjalan pulang. aku tidak sengaja melihat seorang wanita yang belanjaan nya jatuh.
aku pun menghampirinya. dan membantu mengambil belanjaan nya yang bercecer di bawah.
"ini mbak" ucap ku seraya menyerahkan belanjaan nya.
"makasih banyak mbak" jawab nya
ku lihat dia nampak tengah hamil. terlihat dari perut nya yang sedikit buncit. walau tidak terlalu besar.
"mbak nya sedang hamil? kok belanja banyak gini sendirian"
"iya mbak aku sedang hamil 5 bulan"
"kok bawa barang berat? emang gak apa apa?"
"gak apa apa mungkin mbak"
"mau saya bantu antarkan pulang?"
"apa tidak merepotkan?"
"tidak"
aku pun mengantar wanita tersebut. dalam perjalanan pulang kami berbincang
dan nama wanita tersebut adalah Anita.
dia rupanya tinggal di sebrang kampung tempat tinggal ku. setelah beberapa lama kami berjalan. tibalah kami di satu rumah.
rumah yang masih berdindingkan bilik kayu.
dan berlantaikan tanah.
aku menaruh belanjaan nya di bale depan rumah nya.
"masuk yu mbak" ucapnya
"iya mbak"
aku pun mengikutinya masuk ke dalam rumah. Nampak sekali rumah nya sangat sederhana.
"disini tinggal dengan siapa saja mbak?" ucapku berbasa basi.
"sendiri mbak"
"maaf, orang tua mbak kemana?"
"sudah lama meninggal"
"kalau suami?"
sejenak dia terdiam. dan menunduk.
"suami saya gak tinggal disini."
aku berpikir bahwa suami nya mungkin bekerja di kota.
aku tak ingin memberatkan orang lain dengan pertanyaan ku.
akhirnya ku alihkan dengan obrolan yang lain.
setelah sekian lama berbincang. aku pun memutuskan untuk pulang.
"lain kali gantian mbak yang main ke rumah saya ya" tawarku.
"iya mbak. nanti saya main"
"nanti kalau mau main, hubungi saja"
"iya mbak"
aku pun berpamitan. dan mengambil belanjaan ku.
aku berjalan menuju rumah. kala melewati warung ibu nasi uduk nampak ramai ibu ibu disana.
"Neng dari mana?" ucap si ibu penjual nasi uduk
"baru dari pasar Bu"
"oh iya neng"
aku pun melanjutkan perjalanan ku namun saat ku langkahkan kaki ku.
tak sengaja aku mendengar mereka tengah membicarakan bahwa ada wanita hamil tanpa menikah.
aku pun hanya bergeleng geleng kepala. rupanya mereka berkumpul sedang berghibah..
siapa nama BPK adinda..
gercep la Tar....
gemes aqu...
iya iya saja..
nuruttt aj ma Adit
kasian kamu Tarii..m
jgn berat2 la konfliknya,Thor
hidup ini sdh sulit ..
terbuka lah terima lah dgn ikhlas