Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkap
"Tidakkah Anda sibuk?". Ucap Yu-Seok menatap Zack. "Mengapa masih disini?". Lanjutnya dengan nada mengusir.
"Saya juga terluka, Tuan". Jawab Zack
"Zack, kamu terluka?". Lily merespon cepat.
Yu-Seok mengerlingkan matanya jengah, melihat Lily yang khawatir pada Zack. "Iya, Lily. Aduh!!". Keluh Zack membaringkan tubuh di atas sofa panjang diruangan.
"Ck!". Yu-Seok berdecak.
Yu-Seok semakin geram melihat Zack yang membaringkan tubuhnya di atas sofa. Ia tidak suka dengan ide bahwa Zack masih berada di ruangan yang sama dengan Lily.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yu-Seok dengan nada yang kasar.
Zack membuka matanya dan memandang Yu-Seok. "Saya hanya ingin memastikan bahwa Lily baik-baik saja," jawab Zack.
Lily memandang Zack dengan mata yang khawatir. "Zack, kamu baik-baik saja?,". Tanya Lily
Zack mengangguk. "Aku sudah diperiksa semalam". Ucap Zack.
"Khawatirkan dirimu sendiri, Lily". Ketus Yu-Seok.
Lily hanya bingung pada Yu-Seok. "Apakah setelah ini Tuan Yu-Seok akan memecatku? Ah! tidak!. Kemarin aku tidak sengaja mengetahui privasinya. Dan sekarang, aku tidak bisa merawat Ju-Anh karena kondisiku yang seperti ini". Batin Lily.
Lily terus menatap Yu-Seok dengan gugup. "Ah! Sudahlah! Aku pasrah. Kalau-kalau aku dipecat, aku akan pulang". Benak Lily sangat berisik.
"Permisi, apakah disini ada Tuan Zack?". Ucap seorang perawat.
"Bawa dia pergi dari sini". Ketus Yu-Seok.
Dengan malas, Zack bangkit dari tidurnya mendekat ke arah Lily membisikkan sesuatu. Yu-Seok masih terlihat geram, tapi tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia hanya menatap Zack dengan mata yang tajam.
Zack keluar dari ruangan, meninggalkan Yu-Seok,Lily dan Ju-Anh dengan perasaan kesal. Dengan wajah tersenyum Ia berpamitan pada Lily. Lily mengangguk lalu tersenyum.
Yu-Seok memandang Lily dengan mata yang tajam. "Apa yang kamu lihat?"
Lily menggelengkan kepalanya. "Tidak ada apa-apa, Tuan. Saya hanya khawatir dengan Zack," jawab Lily.
Yu-Seok masih terlihat geram, "Dasar kepala batu!". Gumamnya.
"Apa itu?". Ju-Anh penasaran.
"Apa itu kepala batu,mama?".
"Itu suatu perumpamaan untuk orang yang keras kepala. Sulit untuk dikasih tahu". Jawab Lily.
"Ju-Anh mau!". Ju-Anh bersemangat.
"Jangan!". Ucap Yu-Seok. "Papa bisa gila". Ketusnya.
Ju-Anh hanya mengangguk ria mendengar ocehan ayahnya.
Satu jam berlalu, Yu-Seok sudah jenuh jika harus terdiam tanpa melakukan apapun. Sedangkan Ju-Anh, dia terus bercerita, berbicara tanpa henti sambil bermain dihadapan Lily yang sedang terbaring.
"Mama lihat!". Ucap Ju-Anh memperlihatkan mainannya yang telah hancur. "Ju-Anh hebatkan?".
Lily memasang wajah bangganya meskipun sebenarnya ia terkejut. "Wah! Ju-Anh hebat". Puji Lily. "Coba sekarang pasang lagi seperti sebelumnya". Tantang Lily.
Ju-Anh terdiam, Ia bingung harus bagaimana melakukannya. Yu-Seok mendekat, duduk dilantai tepat didepan Ju-Anh.
"Boleh papa bantu?". Yu-Seok menawarkan diri.
"Iya, papa".
Yu-Seok dan Ju-Anh mulai memasang mainan tersebut. Yu-Seok menunjukkan cara memasang mainan tersebut dengan sabar dan telaten. Ju-Anh memperhatikan dengan seksama dan mulai mencoba memasang mainan tersebut sendiri sampai selesai.
"Ju-Anh, kamu hebat!" kata Yu-Seok dengan bangga.
Ju-Anh tersenyum dan memandang Yu-Seok dengan mata yang besar. "Ayah, aku ingin bermain lagi!" kata Ju-Anh.
Yu-Seok tersenyum dan memandang Lily. "Baiklah, kita akan bermain lagi nanti," kata Yu-Seok.
Lily mengangguk dan memandang Yu-Seok. "Terimakasih,Tuan". Ucapnya.
...
"Ju-Anh, kamu belum sarapan ataupun mandi". Ujar Yu-Seok. "Bagaimana kalau kita pulang dulu, nanti kesini lagi".
"Engga!". Tolak Ju-Anh mentah-mentah. "Mau sama mama".
"Ju-Anh, perut mama masih berdarah, masih sakit. Jadi, mama harus diobati dulu sama pak Dokter". Yu-Seok memberi perhatian.
Ju-Anh memandang Lily dengan mata yang besar dan khawatir. "Mama sakit?".
Lily mengangguk dan memandang Ju-Anh dengan mata yang penuh kasih sayang. "Iya, Ju-Anh. Mama masih sakit, jadi mama harus diobati dulu sama pak dokter," kata Lily.
Ju-Anh mengangguk dan memandang Yu-Seok dengan mata yang besar. "papa, aku mau sama mama,"
Yu-Seok memandang Ju-Anh. "Baiklah, kita akan pulang dulu, tapi nanti kita kesini lagi," kata Yu-Seok.
Setelah lama membujuk, akhirnya Ju-Anh mau untuk diajak pulang. Yu-Seok memandang Lily dan Ju-Anh dengan mata yang penuh kasih sayang. "Baiklah, kita akan pulang dulu," kata Yu-Seok.
...
Setelah kepergian Yu-Seok, Zack kembali datang keruangan Lily. "Zack, bagian mana yang terluka?". Lily khawatir.
"Hanya luka ringan". Jawab Zack santai.
"Kamu serius?".
"Jangan khawatir". Ucap Zack. "Aku baik-baik saja. Kamu harus banyak istirahat agar tubuh kamu terfokus untuk penyembuhan".
"Kalau bisa, kamu ambil cuti sakit aja!". Ujar Zack.
Lily menghela nafasnya. "Bukannya tadi kamu lihat sendiri, seperti apa Ju-Anh?". Tanya Lily.
Zack mengangguk mengingat sikap Ju-Anh yang manja pada Lily, berbeda dengan sikap Ju-Anh pada Yu-Seok.
"Tapi kamu harus istirahat, Ju-Anh kan ada ayahnya!". Ucap Zack.
"Aku akan mempertimbangkannya.". Jawab Lily.
Zack tersenyum menang. Zack mengalihkan pembicaraannya, wajahnya berubah menjadi lebih serius. "Lily, aku mau bicara sesuatu yang penting".
"Katakan!".
"Meskipun tempatnya tidak mendukung, tapi aku harus mengatakannya". Zack berkata sedikit gugup.
Lily mengerutkan keningnya. "Sepenting itu, Zack?".
Zack yang awalnya akan mengatakan dengan jujur perasaannya pada Lily kemarin malam. Hanya saja, kejadian tak terduga membuat semuanya berantakan. Ini adalah kesempatan yang tepat, meski ditempat yang tidak tepat.
Lily memandang Zack dengan mata yang penuh perhatian. "Apa yang ingin kamu katakan, Zack?" tanya Lily.
Zack mengambil napas dalam-dalam dan mulai berbicara. "Lily, aku ingin mengatakan sesuatu yang penting. Aku ingin mengatakan bahwa aku... aku menyukaimu," kata Zack dengan suara yang gugup.
Lily terkejut dan memandang Zack dengan mata yang lebar. "Zack, apa yang kamu katakan?" tanya Lily.
Zack mengangguk. "Aku tahu bahwa ini tidak tepat, tapi aku tidak bisa menahan perasaan ini lagi. Aku menyukaimu, Lily," kata Zack.
Lily memandang Zack dengan mata yang penuh perhatian. Ia tidak tahu bagaimana harus merespons perasaan Zack.
"Tapi, Zack". Lily terdiam sejenak. "Aku tidak pernah berfikir sejauh ini. Dan seingatku, aku tidak pernah menggodamu".
Zack menatap Lily dengan intens. "Justru itu yang aku suka darimu". Zack bersemangat. "Kamu bahkan bersikap cuek saat aku mencoba merayumu. Dikebanyakan wanita yang mencoba merayuku, menjebak bahkan menerorku, kamulah satu-satunya wanita yang tidak terobsesi denganku".
Lily semakin tak percaya mendengarnya. "Padahal aku bersikap seperti itu agar tidak ada yang menyukaiku". Batin Lily.
Memandang Zack dengan mata yang penuh kejutan. "Zack, aku tidak pernah berpikir bahwa kamu menyukaimu seperti itu," kata Lily
Zack mengangguk. "Aku tahu bahwa ini tidak tepat, tapi aku tidak bisa menahan perasaan ini lagi. Aku menyukaimu, Lily, karena kamu adalah wanita yang unik dan berbeda dari yang lain,". Ucap Zack bersungguh-sungguh.
"Tapi, Zack, aku tidak tahu bagaimana harus bagaimana," kata Lily
Zack mengangguk dan memandang Lily dengan mata yang penuh harapan. "Aku tidak meminta kamu untuk merespons sekarang juga, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku menyukaimu dan aku akan menunggu sampai kamu siap untuk merespons," kata Zack.
"Sepertinya, aku membutuhkan waktu untuk memikirkannya". Jawab Lily. "Selama aku memikirkan hal ini, carilah dibelahan dunia lain wanita yang lebih baik dariku. Agar kamu bisa kembali mempertimbangkannya". Saran Lily
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.