Menjadi Istri Kedua Seorang Mafia

"Semuanya sudah dihapus tuan, rekaman yang ada di rumah sakit, namun ada 2 Alvaro dan juga Sani sudah mengopinya, mengopi rekamannya jadi sekarang apakah saya perlu menghabisi mereka berdua "

"Tidak jangan kau bawa mereka berdua kemari, ingat bawa mereka hidup hidup akan ada yang aku lakukan "

"Baik tuan "

Zack langsung pergi dari ruangan itu dan akan melaksanakan apa yang tuanya inginkan, kenapa anak anak itu malah bermasalah dengan tuannya yang ada masalah makin runyam.

Setelah Zack keluar ada yang mengetuk pintu ruangannya "masuklah " ucap Adi

Pintu terbuka dan menampakan istrinya, dia langsung duduk dan berhadapan dengan suaminya "dari mana kau Ziva "

"Aku disuruh ayah mertua untuk datang ke rumah utama untuk masalah Bella aku setuju kau menikah dengannya lebih baik lebih cepat kan, ayah memberikan waktu 2 bulan untuk bisa mendapatkan seorang anak itu akan mustahil bagiku, jadi aku sudah ikhlas kau menikah dengan Bella "

"Aku tanya sekali lagi apakah kau yakin"

"Iya aku sudah yakin dan aku tidak akan mundur lagi"

"Jangan sampai kau cemburu nanti dan marah-marah padaku"

"Tidak akan "

"Baiklah akan aku panggil Bella kemari "

Adi mengambil ponselnya dan menelfon Sera "Sera kau bawa Bella keruangan ku "

"Baik tuan "

Setelah Adi selesai menelfon, Ziva hanya diam saja sambil menundukan kepalanya, dia terus saja memilin tangannya, dia rasanya tak siap mendengar Bella yang menerima semuanya, dirinya sangat takut, saat mengatakan ini saja hatinya sakit, apalagi nanti mendengar jawaban Bella dan melihat mereka menikah.

***

Sera membuka pintu dan melihat Bella yang sedang melamun, Bella yang mengetahui ada orang masuk langsung mengusap air matanya "ada apa Sera "

"Tuan menyuruh nona untuk keruangan nya "

"Mau apa dia, aku tidak mau "

"Lebih baik nona temui saja tuan dari pada nanti jadi masalah baru kan "

"Baiklah "

Bella berjalan mengikuti Sera, rumah ini begitu besar dan sangat banyak ruangan, apakah dirinya banyak orang yang tinggal, namun dirinya tak melihat orang orang itu, yang tinggal disini bisa terhitung.

Saat Sera mengetuk pintu dan suruh masuk, Bella segera masuk dan Sera langsung pergi sesuai perintah dari tuannya, tanpa disuruh Bella langsung duduk disamping Ziva yang masih menundukan kepalanya.

"Jadi ada apa kau menyuruhku kemari "

"Tandatangani surat ini " sambil melemparkannya kearah Bella.

Bella segera mengambilnya dan membacanya disana begitu banyak tulisan yang membuat Bella marah yang pertama adalah Bella harus menjadi istri kedua Adipramana,

yang kedua Bella harus hamil secepatnya kalau bisa 1 bulan sudah hamil, yang ketiga Bella harus selalu patuh dan tak boleh keluar rumah, yang keempat bila Bella berhasil melahirkan anak makan dia akan bebas dan data dirinya akan kembali, dan yang kelima bila Bella tak bisa hamil dalam jangan 1 bulan atau 2 bulan makan Bella akan dibunuh.

"Apa-apaan ini maksudnya" ucap Bella dengan kesal

"Itu adalah surat perjanjian kau bisa membacanya kan maka tanda tangannya lah sekarang dan besok atau lusa kita akan menikah"

Bella langsung Bangkit dan menatap suami istri itu, lalu menyobek kan surat perjanjian itu menjadi kecil kecil lalu lemparkannya kearah atas, sampai sampai kertas itu berjatuhan kearah Adi dan juga Ziva.

"Bella kau membuatku sangat marah "

"Kau marah apalagi aku, aku lebih marah aku tidak mau hamil ataupun menikah dengan mu sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau"

Bella langsung keluar dari ruangan itu, Adi mengusap wajahnya mencoba untuk menenangkan dirinya, Adi langsung keluar dan mengejar Bella yang berjalan dengan kencang sampai sampai Bella menubruk Zack yang baru saja datang.

"Berhenti kau Bella disana atau aku akan melukai mantan pacar mu itu "

Bella berhenti berjalan dan langsung mengalihkan pandangannya pada Adi, Zack masih ada disana membereskan berkas yang bertebaran gara gara ditabrak Bella.

"Aku sudah bilang aku tidak mau menjadi istri kedua mu, persetanan denganmu aku tidak sudi, kau tahu itu aku masih muda dan aku masih bisa mengejar cita-citaku dan aku ingin menjadi orang sukses bukan menjadi istri kedua di umurku yang masih 17 tahun f*** you"teriak Bella sambil mengacungkan jari tengahnya.

Bella langsung saja berlari kearah kamarnya dan menutup pintunya dengan begitu keras, sampai sampai orang orang kaget, sedangkan Zack yang melihat Bella merasa kagum, baru kali ini dirinya melihat ada seorang perempuan yang berani pada tuanya, bahkan seorang laki laki saja takut pada tuannya tapi perempuan ini begitu berani dan mengatakan kata kata kotor juga.

Zack yang sudah membereskan berkas itu langsung berantakan lagi, karena sekarang tuanya yang menyenggolnya " sepertinya aku salah datang sekarang "

Adi yang sudah didepan pintu kamar Bella langsung membuka pintunya tapi ternyata dikunci "Bella buka pintunya jangan membuatku marah "

"Aku sama sekali tidak membuatmu marah kau saja yang selalu marah-marah di setiap saat, bahkan dalam masalah apapun kau selalu saja marah padaku, aku tak suka " teriak Bella dari dalam kamar

"Karena kau yang selalu saja membuatku marah dan kau juga yang selalu membantahku serta tidak sopan padaku, keluar sekarang Bella atau kau ingin sesuatu terjadi pada pacarmu Alvaro iya kau ingin melihat mayatnya ada di depanmu sekarang juga maka aku akan buktikan"

"Kau jangan terus saja mengancam dan jangan pernah bawa-bawa Alvaro, aku tidak suka itu pokoknya aku tidak mau menikah denganmu pulangkan aku ke rumah ibuku aku akan membayarnya aku akan bekerja ayo cepat keluarkan aku, aku tidak akan pernah membuka pintu"

"Baiklah jika itu keputusanmu maka kau lihat saja apa yang akan aku lakukan pada Alvaro dan juga Sani perempuan yang tadi kau minta tolongi lihat saja aku tidak akan pernah segan-segan untuk menghabisi mereka berdua"

Bella yang ada didalam kamar merasa takut, kenapa laki laki itu tahu, kenapa malah jadi melebar seperti ini, tiba tiba saja membawa bawa Alvaro dan juga Sani.

Apakah benar Alvaro dan Sani ditangkap oleh Adi, bagaimana keadaan mereka, apakah dirinya harus keluar atau diam saja, tidak tidak jangan sampai keluar siapa tau ini hanyalah sebuah jebakan agar dirinya keluar dan menemuinya, ya jangan sampai itu terjadi, lebih baik dirinya diam saja disini.

Bella memundurkan langkahnya dari pintu dan duduk dipinggiran tepat tidur sedangkan pintu kamarnya dari tadi terus saja digedor gedor, dirinya tak mau menikah dengan laki laki itu, sampai kapan pun dirinya tak mau dan tak Sudi yang ada dirinya akan menderita menjadi istri kedua.