NovelToon NovelToon
Kutemukan Cinta Bersama Denganmu

Kutemukan Cinta Bersama Denganmu

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Lari Saat Hamil / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:236.5k
Nilai: 5
Nama Author: Raira Megumi

Sadiyah, seorang gadis yatim piatu, terpaksa harus menerima perjodohan dengan cucu dari sahabat kakeknya. Demi mengabulkan permintaan terakhir sahabat kakeknya itu, Sadiyah harus rela mengorbankan masa depannya dengan menikahi pria yang belum pernah ia temui sama sekali.

Kagendra, pengusaha muda yang sukses, terpaksa harus menerima perjodohan dengan cucu dari sahabat kakeknya. Disaat ia sedang menanti kekasih hatinya kembali, dengan terpaksa ia menerima gadis pilihan kakeknya untuk dinikahi.

Setelah pernikahan itu terjadi, Natasha, cinta sejati dari Kagendra kembali untuk menawarkan dan mengembalikan hari-hari bahagia untuk Kagendra.

Apakah Sadiyah harus merelakan pernikahannya dan kembali mengejar cita-citanya yang tertunda? Akankan Kagendra dan Natasha mendapatkan cinta sejati mereka?
Siapa yang akan bersama-sama menemukan cinta sejati? Apakah Sadiyah dan Kagendra? Ataukah Natasha dan Kagendra?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raira Megumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Pagi Pertama

Jam empat pagi, Sadiyah terbangun karena merasakan sesuatu yang berat menindih dadanya. Ketika membuka matanya dengan perlahan, Sadiyah terkejut mendapati dirinya sedang dipeluk oleh lengan seorang pria, lengannya Kagendra. Sadiyah kaget dan dengan spontan menjauhkan tubuhnya dari dekapan pria yang masih terlelap itu.

“Aduuuh….” Sadiyah terjatuh dari tempat tidurnya. Sambil mengusap-ngusap bokongnya yang kesakitan karena terjatuh dengan cukup keras, Sadiyah segera masuk ke kamar mandi untuk berwudhu.

Tak lama setelah Sadiyah menutup al qur’an yang dibacanya, adzan shubuh berkumandang. Sadiyah melihat suaminya masih terlelap.

“A, bangun.” Sadiyah membangunkan Kagendra sambil mengoyang-goyangkan lengan Kagendra.

“A, sudah adzan shubuh.” sekarang Sadiyah menepuk-nepuk pipi Kagendra.

Tak lama kemudian, Kagendra merentangkan kedua lengannya meluruskan kaki dan tangannya.

“Hoaaam….”

“Bangun, A. Biasanya Mang Awan suka ngajak berjamaah di masjid.” seru Sadiyah.

Dengan malas-malasan, Kagendra melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu. Sadiyah dengan sigap menyiapkan baju koko, sarung dan peci untuk Kagendra.

Kagendra keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk. Sadiyah memalingkan wajahnya ke arah lain karena malu.

“Perlengkapan sholatnya sudah Iyah siapkan.” Ujar Sadiyah dengan masih memalingkan wajahnya.

Kagendra memakai sarung, baju koko dan peci yang disiapkan oleh istrinya. Setelah berpakaian lengkap. Kagendra segera keluar kamar. Di ruang keluarga, tampak Darmawan telah menunggu Kagendra untuk bersama-sama menuju ke masjid.

Di masjid, setelah sholat shubuh berjamaah, Darmawan memperkenalkan Kagendra sebagai suami dari Sadiyah kepada jamaah yang hadir. Semua jamaah yang ada di masjid mengucapkan selamat pada Kagendra dan Darmawan. Maklum saja, pernikahan Kagendra dan Sadiyah hanya dihadiri oleh keluarga saja sehingga banyak tetangga yang tidak mengetahui kabar tersebut.

“Insya Allah, resepsinya bulan depan dan semua warga di sini akan diundang ke resepsinya. Maafkan jika kami tidak mengundang para tetangga pada acara akad, karena memang dihadiri oleh keluarga saja.” ujar Darmawan di hadapan para jamaah di masjid.

Para jamaah memakluminya dan ikut berbahagia dengan kabar pernikahan antara Sadiyah dan kagendra.

Darmawan dan Kagendra tiba ke rumah hampir jam enam pagi. Sesampainya di rumah, Sadiyah telah menyiapkan teh hangat dan singkong rebus untuk Kagendra.

“Diminum dulu A, tehnya. Ini juga ada singkong rebus masih hangat.” Sadiyah menyodorkan segelas air teh hangat tawar untuk Kagendra.

“Makasih.” Kagendra mangambil segelas teh hangat yang disodorkan Sadiyah.

“Teh nya gak pakai gula. Mau pakai gula?” tawar Sadiyah.

“Gak usah. Saya gak suka teh manis. Teh tawar saja sudah cukup.” sahut Kagendra sambil menyeruput teh hangatnya lalu mengambil sepotong singkong rebus dan memakannya.

“Aa mau sarapan dengan apa?” tanya Sadiyah.

“Apa saja, saya akan memakannya. Asal bisa dimakan.” jawab Kagendra.

“Sebentar ya A, Iyah ke dapur dulu.” Sadiyah beranjak dari duduknya menuju ke dapur.

Di dapur, Sadiyah membantu bibinya menyiapkan sarapan.

“Suamimu mau sarapan dengan apa, Neng?” tanya Rostita.

“Katanya sih apa saja asal bisa dimakan.” jawab Sadiyah.

“Ya sudah, ini bibi sedang bikin nasi goreng. Kamu bikin dadar telornya.” ujar Rostita sambil terus mengaduk nasi gorengnya agar bumbunya merata.

Suasana pagi itu tidak ramai, hanya ada enam orang di dalam ruang makan. Kagendra dan Sadiyah, Rostita, Darmawan dan kedua anak mereka. Gilang, adik laki-laki Sadiyah pergi menginap di hotel bersama sanak keluarga yang lainnya.

Setelah selesai sarapan, Darmawan mengajak Kagendra berjalan-jalan di perkebunan milik keluarga Kartasasmita.

“Ndra, sebagian dari perkebunan yang luas ini adalah milik Iyah. Amang berharap, sebagai suaminya Iyah, kamu bisa ikut membantu menjaga harta peninggalan dari Kakek dan ayahnya Iyah. Bukan hanya tanah ini saja yang harus dijaga tapi kalian juga bertanggung jawab atas hidup dari banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya dari mengelola tanah keluarga kami.” jelas Darmawan.

“Amang dan Bi Ita sebenarnya sangat berterima kasih kepada Aki kamu karena sudah melamar Iyah buat cucunya. Sebelumnya Amang sangat bingung dengan nasibnya Iyah. Banyak pria yang datang pada Amang untuk melamar Iyah, tapi Amang tidak ataupun belum yakin dengan mereka. Amang takut kalau mereka melamar Iyah hanya untuk mengejar hartanya saja. Amang bersyukur, Aki kamu menghubungi kami tepat pada waktunya.” Darmawan meneruskan ceritanya.

“Ketika Aki kamu menghubungi Bi Ita dan menceritakan ihwal persahabatan antara Aki kamu dan Akinya Iyah, Bi Ita dan Amang langsung yakin untuk menerima lamaran dari Aki kamu.” Darmawan menghirup udara segar pagi itu.

“Amang harap, kamu tidak akan pernah menyia-nyiakan Iyah. Sayangilah dia” pinta Darmawan pada Kagendra yang berjalan di sisinya.

“Iya Mang.” jawab Kagendra.

Di sepanjang jalan, para pekerja di perkebunan menyapa Darmawan dan Kagendra. Setelah cukup jauh mereka berjalan di perkebunan luas itu, Darmawan mengajak Kagendra untuk kembali ke rumah.

*************

1
Mulyati Hilal Ahmadan
Luar biasa
Mulyati Hilal Ahmadan
suami egois
Mulyati Hilal Ahmadan
suami yang kasar wajib di tinggalkan.
Gadis
Luar biasa
khoirulanam
bagus ceritanya
Tutiks
lanjut lagi dong up nya
Anna Kusbandiana
sangat menarik, dibacanya enak
Raira Megumi: terima kasih sudah baca ceritanya...
total 1 replies
Yunda
ok
Rini Haryati
lanjut thor
semangat
Maliqa Effendy
yang duku adalah pria...kok gantung thor
Tutiks
lanjut lagi up nya
ayanty
semua kesalahan seolah2 ada di kagendra semua,sadiyah juga pergi tanpa ada konfirmasi,apa yg sebenarnya terjadi
Tutiks
mana up nya lagi .....ditunggu selalu up nya
Tutiks
lanjut lagi up nya
Tutiks
up nya dong ditunggu selalu
Tutiks
lanjut lagi up nya
Ayu ambar Erlangga
lnjut thor bkn rtngga bahagua blkan lgi
Tutiks
lanjut lagi dong up nya
Tutiks
lanjut lagi up nya
Wiwik Daryanti
ayo up lg semngt trs untk nulisny
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!