Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 14 - Kesialan
Ellen meringis karena seorang perawat yang mengobati lukanya. Perawat itu datang dari kastil medis karena perintah dari Draco.
Sementara Draco sendiri berdiri diam sambil melihat pengobatan Ellen sampai selesai.
"Kau boleh pergi," ucap Draco saat perawat selesai melakukan tugasnya.
Setelah perawat pergi barulah Ellen mulai berakting manja pada Draco.
"Drac..." panggil Ellen yang nadanya dibuat setengah menangis. "Wajahku dirusak istrimu!"
Tapi, Draco tetap bergeming dan Ellen sadar jika lelaki itu memang tidak akan mudah takluk dengan air mata wanita.
"Pergilah setelah ini!" Draco akhirnya mengucapkan kalimat yang membuat Ellen harus memutar otaknya lagi.
Ellen mendekati Draco walaupun tubuhnya sakit semua.
"Kau bilang tidak akan mengusirku," ucap Ellen seraya mengelus dada Draco. Dia tahu jika lelaki itu selalu tidak tahan dengan sentuhannya.
"Jadi, kau mau mati? Hari ini mungkin kau masih bisa hidup tapi aku tidak akan bisa menjamin besok," tegas Draco.
Ellen justru memeluk Draco di sana, dia tidak akan pergi sebelum rahasia Freya terbongkar.
"Kau bisa menempatkan pengawal untukku, bukan?" Ellen masih berusaha membujuk.
Bersamaan dengan itu, pintu kamar Ellen terbuka, Rara ingin masuk tapi dia mengurungkan niatnya karena melihat Draco dan Ellen yang berpelukan.
"Masuk!" perintah Draco yang melihat pintu akan tertutup lagi.
Rara kembali membuka dengan wajah tertunduk karena takut.
"Aku pergi dan akan kembali saat acara gladiator tiba," ucap Draco sambil melepas pelukan Ellen dan keluar dari kamar selingkuhannya.
Ellen memandangi punggung Draco yang semakin menjauh kemudian hilang dibalik pintu. Perempuan itu mendengus karena semua kalimat Draco yang terasa ambigu.
"Dia tidak akan mengusirku, 'kan? Dan apa tadi? Gladiator apa?" kesal Ellen karena sikap dingin dan kaku dari Draco.
"Nona, baik-baik saja?" tanya Rara yang mengalihkan atensi Ellen.
"Badanku sakit semua, wajahku babak belur, tentu saja keadaanku buruk," jawab Ellen. Perempuan itu mulai mengantuk karena obat yang diminumnya dari perawat.
"Lebih baik Nona beristirahat, saya yang akan menjaga anda," ucap Rara yang takut Ellen diserang saat tertidur.
Di sisi lain, Draco mempersiapkan diri karena dia akan pergi bersama Kerel untuk menjebak pengkhianat yang membocorkan informasi.
Saat lelaki itu sudah siap pergi dan keluar dari kamarnya, Freya sudah berdiri di depan pintu menunggu suaminya.
"Kau akan pergi lagi?" tanya Freya tanpa mau basa-basi.
"Hm," jawab Draco singkat. Dia ingin cepat pergi tapi Freya menahannya.
"Bukankah banyak yang harus kita bicarakan?" Freya mencekal coat yang Draco kenakan. "Kenapa kau lakukan ini padaku, Drac?"
"Jadi apa maumu?" tanya Draco kemudian.
"Kau tanya apa mauku?" Freya meneteskan air matanya. "Bagaimana kau bisa bertanya seperti itu pada istrimu padahal sudah jelas-jelas kau selingkuh di depanku dan terang-terangan membawa wanita itu ke istana ini!"
"Aku akan melupakan semua ini dan tidak akan mengganggu wanita itu tapi beri aku kesempatan untuk mendapatkan hatimu. Bukankah itu adil?"
Draco berdecak sebal, dia membalik badannya dan menatap Freya.
"Jika aku sudah bosan, aku akan kembali padamu," ucap Draco datar.
"Kau memang suami brengsekk!" umpat Freya dalam hatinya. Tapi, dia harus tetap baik di depan Draco, Freya kemudian berjinjit dan mengecup bibir suaminya.
"Aku menunggu hari itu cepat tiba," ucapnya penuh dusta.
Kalau tahu jadi begini, Freya akan memilih Ellen menikah saja dengan Draco kemudian dia yang jadi selingkuhannya.
"Dasar sial!" tambah Freya.