"Kamu tahu kenapa ibuku memberikan nama Queenza? Karena aku adalah seorang ratu. Ya, seorang ratu yang bisa mendapatkan apa yang aku mau, termasuk kamu."
Demi melancarkan balas dendam, Queenza menjebak suami dari adiknya untuk tidur bersamanya. Rasa cinta Ayyara pada suaminya Abian, tak membuatnya marah setelah sang kakak meniduri sang suami. Namun hal buruk datang, di mana ternyata Queenza hamil. Ia juga meminta Abian untuk bertanggung jawab dan meninggalkan Ayyara.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Akankah Abian tanggung jawab dan menceraikan Ayyara, atau mengabaikan Queenza dan tetap bersama wanita yang dicintainya?
Ikuti terus kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Aneh yang Dirasakan Abian
Abian berjalan menuju ruang direktur utama. Jantungnya berdebar hebat saat ingin bertemu wanita itu. Satu minggu sudah dari kejadian malam tersebut, sejak itu juga Abian selalu menghindar dari Queenza. Namun, kini ia terpaksa harus menemui sang atasan karena sebuah pekerjaan.
Lelaki tampan dengan jas cokelat itu berhenti di depan ruangan tersebut. Ia sangat ragu untuk masuk ke sana. Akan tetapi, ia harus profesional dalam bekerja. Akhirnya ia mengetuk pintu dan tak lama suara di dalam menyuruh masuk. Dengan jantung berdebar, Abian masuk.
"Ah, Abian. Duduklah," ujar Queenza tersenyum pada lelaki yang telah meraih mahkota tertingginya tersebut.
"Miss, ini proposal ide baru untuk tayangan acara di stasiun televisi kita," ujar Abian menyerahkan map di meja sang direktur utama.
"Duduklah, Bian. Saya harus memeriksanya dulu," kata Queenza meraih proposal tersebut.
Dengan terpaksa Abian duduk.
Queenza membaca map tersebut dengan serius. Abian sendiri terus menatap sang wanita, menunggu keputusan apa yang akan diberikan oleh sang dirut untuk proposal dari para tim kreatif.
"Bian, ke marilah. Saya masih tidak paham dengan maksud di bagian ini. Kamu bisa menjelaskan pada saya?" tanya Queenza menatap lelaki di depannya.
Abian berdiri, lalu beranjak dan berjalan menghampiri sang atasan. Ia berdiri di samping Queenza dan melihat proposal itu.
"Di bagian mana, Miss?" tanya Abian yang tak tahu di bagian mana sang atasan tak paham.
"Ini, maksudnya apa?" Queenza menunjuk apa yang tak ia pahami.
Abian menunduk menatap bagian yang ditunjuk dan menjelaskannya. Di tengah penjelasan, tiba-tiba Queenza menarik dasi lelaki tersebut hingga kini wajah keduanya hanya berjarak 5 sentimeter.
"Miss, apa yang Anda lakukan!"
"Bian, apa kamu tidak merindukanku? Apa kamu tidak merindukan tubuhku?" bisik Queenza yang membuat bulu-bulu Abian meremang.
"Miss," desis Abian.
"Apa kamu benar-benar tidak merindukanku, Bian? Apa kamu tidak ingin merasakan tubuhku lagi? Bahkan malam itu kamu melakukannya lebih dari dua kali. Itu berarti kamu sangat menyukai tubuhku, kan?" Queenza mengecup leher Abian, membuat lelaki itu menutup matanya.
Queenza mencium rahang Abian lalu turun ke leher, membuat lelaki itu merasakan gejolak hasrat yang tinggi. Saat merasakan sentuhan Queenza, tiba-tiba wajah Ayyara tampak di pikirannya.
Abian membuka mata, lalu mendorong tubuh Queenza. "Kurang puas kamu hampir menghancurkan rumah tanggaku, Queenza!" bentak Abian.
Wanita cantik itu tersenyum melihat reaksi Abian.
"Cepat atau lambat kau akan berpisah dengannya, Bian," kata Queenza santai.
Dengan penuh emosi Abian mencengkram rahang wanita itu. "Kau memang iblis, Queenza! Bagaimana bisa kau menghancurkan rumah tangga adikmu?"
Queenza tersenyum meski sulit karena cengkraman Abian.
"Kita lihat saja, kau akan menjadi milikku, Bian. Bagaimanapun caranya, aku akan membuat kalian berpisah."
"Dalam mimpi pun aku tidak sudi memiliki istri sepertimu! Aku sangat mencintai Ayyara. Aku tidak akan pernah berpisah dengannya, meski bumi ini hancur lebur sekalipun!" bentak Abian penuh emosi.
"Kita lihat saja. Siapa yang akan menang."
"Lakukanlah apa pun, aku tidak akan peduli! Iblis sepertimu tidak layak memiliki kebahagiaan!" Abian melepas cengkramannya, lalu pergi dari ruangan tersebut.
Queenza tersenyum melihat kepergian sang lelaki dengan menyentuh rahangnya yang memerah.
"Jangan panggil aku Queenza jika aku tak mendapatkan apa yang aku mau," katanya dengan senyuman misterius.
Karena emosi dan hasrat yang bergejolak, Abian pulang untuk menemui Ayyara. Ia harus meredamkan api yang dibuat oleh Queenza. Sentuhan wanita itu benar-benar membuat kelelakiannya naik begitu cepat. Bahkan dengan Ayyara sendiri ia tak pernah merasakan seperti itu.
"Mas Bian. Loh, kok sudah pulang?" tanya Ayyara yang heran melihat suaminya sudah kembali di jam dua siang.
"Mama Papa mana?" tanya Abian.
"Mama Papa sedang pergi ke makam Tante Charlotte," jawab Ayyara. "Ada apa, Mas? Kenapa Mas Bian gelisah begitu?" tanyanya kebingungan.
Tanpa berkata apa pun, Abian menarik sang istri menuju kamarnya.
"Mas, ada apa?" tanya Ayyara lagi saat sang suami seperti dikejar sesuatu.
Sampai di kamar, Abian mengunci pintu dan buru-buru membawa sang istri ke pembaringan. Lelaki itu seakan tengah lapar dan melahap istrinya. Ia cumbu Ayyara dengan begitu menggairahkan membuat wanitanya kelabakan.
Entah apa yang terjadi pada suaminya, sehingga bisa segahar itu saat di ranjang.
Abian terus menyerang Ayyara tetapi seakan ia tak sadar siapa yang dicumbu. Tak tahu kenapa justru wajah Queenza-lah kini ya ada di hadapannya. Ia seperti kembali melakukan itu ketika di malam ia menyatu dengan Queenza.
Ketika hendak mencoba penyatuan, Abian berhenti saat tatapannya menatap Ayyara. Tiba-tiba gejolaknya hilang seketika dan membuatnya berhenti.
"Ada apa, Mas? Kenapa tidak dilanjutkan?" tanya Ayyara kebingungan.
"Ah, maaf, Sayang. Tiba-tiba kepalaku sakit." Abian beranjak dari atas tubuh sang istri, lalu duduk di bibir ranjang. Ia benar-benar bingung dengan apa yang dirasakan. Ia akan selalu bergairah meski hanya melihat Queenza, tetapi entah mengapa hasratnya langsung anjok ketika tahu Ayyara-lah yang bersamanya.
Berulang kali Abian mengacak rambutnya karena frustasi. Bukan satu kali saja ia begini, tetapi sudah dua kali, sehingga membuat sang istri kebingungan.
"Mas."
Abian terlonjak saat Ayyara menyentuh bahunya. Ia mengusap dada saking terkejut.
"Masih pusing?" tanya Ayyara yang telah kembali mengenakan pakaian. Ada rasa sedikit kecewa pada sang suami, tetapi ia juga tak bisa memaksa jika suaminya tak siap.
"I-iya. Maafkan aku, Sayang," kata Abian merasa bersalah.
"Gak apa-apa, Mas. Mau aku buatkan teh?" tanya wanita itu lembut.
"Boleh. Bawakan camilan juga, ya. Mas agak lapar."
"Iya, Mas rebahan dulu saja." Sebelum keluar, Ayyara mengecup singkat bibir suaminya dan berjalan keluar menuju dapur.
Di tempat lain, Queenza tersenyum penuh kemenangan dengan apa yang ia lihat sekarang.
"Bian ... Bian ... kamu tidak akan pernah bergaira jika tidak denganku," kekeh Queenza melihat CCTV di mansionnya. Ia tertawa melihat Abian yang terbakar setelah ia goda, lalu tak sampai sepuluh menit ia melihat Ayyara keluar kamar dengan wajah lesunya.
"Obatnya memang luar biasa. Aku suka itu!" Kembali Queenza tertawa puas dengan apa yang ia lakukan.
Malam itu, bukan hanya dari parfum Abian mendapat gejolak hasrat hebat, yang lebih parah adalah obat yang dimasukan di es kopi milik Abian. Obat itu bukan hanya obat perangsang biasa, tetapi obat di mana si pengonsumsi akan tergila-gila dengan pasangan yang ia tiduri setelah meminum obat tersebut. Di kepalanya hanya si pasangan itulah yang akan membuatnya bergairah. Jika bukan si pasangan tersebut, gairahnya akan turun dengan drastis.
Dan kini, wanita di kepala Abian adalah Queenza. Meski ia berusaha untuk mencumbu Ayyara, ia tidak akan bisa, karena hanya Queenza-lah obat saat ia merasa bergairah.
'Apa yang terjadi padaku?' batin Abian merasa bingung.
**Assalamualaikum. Happy Eid-ul-Adha mubarak para pembaca. Terima kasih karena selalu setia membaca kisah Queenza. Alangkah bahagianya jika para pembaca memberi semangat untuk Author dengan cara Komen, Like, Rate, Favorit dan Vote! karena Komen kalian seperti energi yang membuat Author semangat menulis lagi. yuk, beri komentar setelah kalian membaca. beri juga kritik dan saran untuk membuat author semakin berkembang dalam menulis.
Love you All 💖**
bekas
Ternyata Ayyara masih hidup dan semua saling memaafkan tanpa ada dendam.
Salam sehat selalu kak.... semangat berkarya💪💪💪😊😊😊
seharusnya kan di siksa dulu baru di bunuh.. eh ini malah bunuh diri hadehh . gk like bgt deh.
Seharusnya dia harus bisa mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya.
Benar2 astetik vila Sa'ad 👍👍