Proposal Cinta Sang Ceo

Sementara itu Nathan dan elios,kini berada di negara A.karena suatu masalah mereka terpaksa terbang ke negara tersebut. Ia menyandarkan punggungnya, rasa lelah setelah menempuh perjalanan yang panjang, dan kini dihadapkan dengan masalah perusahaan.membuat kepalanya pening,disaat itulah entah kenapa ia malah mengingat istri kecilnya.

"Elios ada kabar apa dari Rumah, apa dia tidak membuat masalah?"

" Nona Muda menjalani hari ini dengan baik Tuan, meski sedikit berdebat dengan Nyonya,tapi sepertinya Nona Muda dan Nona Tania mulai menjadi teman!"

Nathan yang mendengar kabar itu tersenyum, sepertinya istri kecilnya itu berani, dan tidak bisa di tindas.

"Ternyata aku tak salah pilih, pantau terus perkembangan di rumah dari pak Mul!"

" Baik Tuan Muda!"

Bukan itu sebenarnya yang Elios pikirkan,tapi hal lain, yang bisa saja membuat masalah.tapi Elios ragu untuk menyampaikan hal tersebut. Nathan yang sangat memahami Elios, tentu saja ia tau ada sesuatu yang Elios sembunyikan.

"Apa yang ingin kau katakan katakanlah,jangan menyembunyikan apapun dariku!"

" Dia berada di negara ini Tuan Muda!"

Yang Elios maksud adalah Selena,mantan kekasih Nathan. yang dulu dengan tega meninggalkannya, untuk meraih mimpinya menjadi model Top. Nathan yang mendengar nama Selena hanya terdiam,entah apa yang ada dibenaknya sekarang.

"Jangan sampai dia tau kalau kita disini Elios!"

" Baik Tuan Muda!"

Nathan mulai menyibukkan dirinya, dengan berkas-berkas yang harus ia baca. Berbeda dengan Jeni,yang sedang menikmati sarapannya. ia hanya cuek dengan ocehan, dan kata-kata pedas dari mertuanya.bukan ibu mertua namanya, jika tidak mencari masalah dengannya. Seperti hari ini, sang ibu mertua menyinggung Jeni,yang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pacar Nathan dulu, dari segi penampilan, pekerjaan dan keluarga. sang ibu mertua begitu menyanjungnya, Jeni yang kesal dan tidak terima jika nama ibunya dibawa-bawa,dengan geram ia meluapkan kekesalannya.

"Bbrraaakkkk",, suara meja yang di gebrak oleh Jeni, mengagetkan Tania dan ibu mertuanya.

" Anda boleh saja menghinaku sesuka hati anda,tapi jangan pernah bawa nama ibuku!"

"Dan satu hal lagi,jika anda begitu menginginkan wanita lain, menjadi menantu anda.seharusnya sejak awal anda membujuk putra anda,sebelum menikahiku!"

"Dan apa anda kira,aku senang menikah dengan putra anda yang seenaknya mengaturku, memaksakan semua kehendaknya padaku.manusia minim ekspresi, minim kata itu!"

Jeni mengeluarkan semua unek-unek yang ia pendam selama ini, sang mertua tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.dan Tania hanya diam,menyaksikan pertengkaran sang ibu dan iparnya itu. Jeni meninggalkan meja makan dan pergi ke dalam kamar, mengambil tas, ponsel dan tak lupa kunci motornya. ia kemudian menuruni tangga,dan meninggalkan rumah yang megah itu dengan amarah yang luar biasa. Sedangkan di meja makan, masih ada sang ibu mertua dan Tania.

"Dasar anak kurang ajar!"

"Jangan salahkan dia ibu, seharusnya ibu tak membawa nama ibunya,dalam pertengkaran kalian. kali ini ibu salah!"

Tania beranjak pergi meninggalkan sang ibu, yang tidak Terima disalahkan. Pak Mul yang diam-diam bersembunyi,dan melihat semua kejadian pergi dari ruang makan.Jeni mengendarai motor maticnya dengan kecepatan tinggi,ia begitu kesal dengan mertuanya,kini ia berhenti di sebuah taman yang sepi.ia berlari ke sebuah kolam dan..

"Aaahhhhhhhh",, " Hikss.. Hikss.. Kenapa kau tega menukar ku,dengan perusahaan mu ayah. tidak berhargakah diriku dimata mu!"

"Kau jahat ayah,kau jahat,, hikss... Hikss!"

Setelah puas menangis, Jeni pergi mengunjungi tokonya. hanya ditempat itu, ia bisa melupakan sedikit masalah,dan beban dalam hidupnya. sesampainya di toko, sang sahabat Renita telah menunggunya. Renita menghampiri Jeni, yang terlihat sangat kacau,kini mereka duduk di salah satu meja.

" Apa kau ada masalah? Katakan padaku mungkin aku bisa membantumu!"

Jeni hanya menarik dan menghembuskan nafasnya, ia menggelengkan kepalanya.Renita tentu tidak percaya,ia paham betul dengan sahabatnya itu.Renita menggenggam tangan Jeni, menyalurkan kekuatan sesama wanita.

"Apakah aku bisa bertahan,dengan pernikahan ini Ren? Aku ragu dengan pernikahanku sendiri!"

Renita tersenyum mendengar keluhan sahabatnya itu.

" Mana Jenita Stevania yang aku kenal dulu,yang selalu kuat,optimis dan percaya diri itu!"

"Jangan mengejekku seperti itu Ren!"

" Aku yakin kau bisa jen, buat dia mencintaimu!"

"Kau cantik, smart dan yang penting adalah kepribadianmu.tunjukkan pesona mu padanya!"

Jeni berfikir apa yang dikatakan sahabatnya benar, seharusnya ia mencoba dulu, berhasil atau tidaknya itu urusan belakang.

"Jadilah dirimu sendiri, buat dia jatuh hati padamu!"

Renita menaik turunkan kedua alisnya, yang membuat jeni tertawa,seakan beban hidupnya hari ini hilang.Jeni kini berada di rumah utama, pulang ke rumah sesuai waktunya, itulah yang selalu diingatnya.meskipun Nathan bisa dibilang pria dingin, minim kata,tapi selama menjadi istrinya, bisa dibilang Nathan cukup baik padanya. tiba waktu makan malam, jeni turun keruang makan dan hendak ikut makan malam.ia mendapati seorang wanita cantik,dengan gaya elegannya duduk disebelah ibu mertuanya, jeni tak menghiraukannya. ia duduk mengambil nasi, dan beberapa lauk pauk. Sejenak wanita itu melirik penampilan jeni, yang memang cukup sederhana, dia tersenyum mengejek.wanita itu berharap Nathan segera datang, tapi yang ditunggu-tunggu tidak kunjung datang.

"Apa kau istri Nathan?"

" Iya!"

"Kau lihat penampilannya Gita, bagaimana bisa ia menjadi pendamping Nathan!"

Seolah mentulikan telinganya, jeni melahap makanannya, tanpa menghiraukan dua manusia yang merendahkannya.Tania hanya menjadi penonton, dalam setiap adegan itu. Jeni mengakhiri makan malamnya,dan sebelum ia meninggalkan ruang makan, ia melirik wanita yang bernama Gita itu.

" Kau ingin bertamu, atau menggoda pria? Dan pakaianmu!"

Jeni menunjuk dengan dagunya

"kurang bahan!"

"Kau.... "

"Dan satu lagi,suamiku tidak berada di rumah, apakah ibu mertuaku tidak memberi tau mu?"

Gita menahan malunya,karena yang dikatakan jeni benar adanya,.ia berfikir jika Nathan ada di rumah, karena itu ia berdandan secantik mungkin.Tania hanya bisa menahan tawanya, agar tak keluar melihat kelakuan kakak iparnya,yang menurutnya sangat berani itu.

"Sudahlah Gita, jangan hiraukan wanita Bar-bar itu, besok Nathan sudah kembali.datanglah saat makan malam! "

Gita tersenyum dan menganggukkan kepalanya, sedangkan Tania, sungguh tidak mengerti dengan keinginan sang ibu.