NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14

"Adam....aku suka nama itu" Adam tersenyum lebar

"jadi sekarang namaku adalah Adam...?" Adam terlihat senang, senyumnya tidak pernah luntur

"elu senang banget gue beri nama Adam" ucap El

"tentu saja aku senang. nama itu adalah pemberianmu, itu sangat istimewa buatku" jawab Adam

"ya ya ya terserah elu dah. sekarang coba ceritakan kenapa bisa elu ada di sini...?" tanya El

"aku kan tadi sudah menjawabnya. tiba-tiba saja aku sudah berada di sini. aku juga tidak tau bagaimana caranya karena seakan aku tertarik sendiri datang ke sini" jawab Adam

(aneh sekali. masa iya dia nggak tau kenapa dirinya bisa ada di rumah ini) batin El

"oke lupakan tentang bagaimana elu bisa ada di sini. pertanyaan selanjutnya, dimana elu tinggal...?"

"rumah maksudnya...?" tanya Adam

"iya, maksudku selama ini elu dimana, tinggal dimana. di rumah kah,.di hutan, digudang angker atau penghuni pohon angker" ucap El

"aku tidak tau. tempat itu gelap dan sepi, aku tidak suka berada di sana. aku lebih suka di sini"

"tempat tinggalmu saja elu nggak tau juga...?" tanya El

"tidak" Adam menggeleng

"hah...ya sudahlah. percuma juga gue mengintrogasi elu kalau elunya nggak ingat apapun. ternyata ada juga setan yang amnesia"

El membaringkan tubuhnya di kasur, ia sangat mengantuk. bagaimana tidak, waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 01.30.

"apakah kamu sudah akan tidur...?" tanya Adam

"hummm...gue ngantuk banget" jawab El dengan mata tertutup

"tapi sepertinya ada orang yang datang" ucap Adam

"orang, siapa...?" El yang matanya sudah tertutup kembali bangun dan duduk

Adam tidak menjawab. matanya fokus melihat ke arah pintu.

ceklek.....

pintu kamar El terbuka

"El, kamu belum tidur...?" tanya ayah Adnan yang melihat El sedang duduk di atas kasurnya. ia menghampiri putranya itu

"ini El barusan mau tidur. ayah baru pulang...?" tanya El

"iya" jawab ayah Adnan mengelus kepala El

"larut banget pulangnya yah" ucap El

"ayah ada urusan dengan teman tadi, jadinya lama" jawab ayah Adnan

Adam hanya menatap mereka dari kursi belajar El.

"ayah sudah makan...?" tanya El

"sudah, ayah makan di toko"

"benaran sudah...?" tanya El lagi

"hummm... sekarang kamu tidur. ayah hanya datang memeriksa kamu saja. ayah mau ke kamar adikmu dulu" jawab ayah Adnan

"iya yah" ucap El

ayah Adnan mengecup kening El dengan kasih sayang, kemudian meninggalkan dirinya menuju kamar Alana yang berada tidak jauh dari kamar El.

ceklek....

ayah Adnan membuka pintu kamar putrinya. Alana sudah terlelap dengan boneka beruang di pelukannya. boneka itu adalah hadiah ulang tahunnya yang dibelikan ayah Adnan untuknya waktu umurnya masih 5 tahun. sampai saat ini boneka itu masih tetap ia simpan dan bahkan sangat ia Sayang.

cup....

"selamat tidur princess ayah" ayah Adnan mengecup pucuk kepala Alana

ia keluar dari kamar putrinya menuju kamar miliknya dan ibu Arini. perlahan ia membuka pintu agar tidak membuat ribut dan membangunkan istrinya itu.

ibu Arini sudah terlelap dengan handphone berada di tangannya. sedari tadi ia terus menghubungi suaminya itu namun tidak diangkat olehnya. itu karena suaminya sedang bersama dengan Zidan mencari keberadaan Dirga yang sampai sekarang belum juga mereka temukan.

"maafkan ayah bu, ibu pasti sangat khawatir"

ayah Adnan duduk di tepi ranjang dan menatap teduh ibu Arini. ia kemudian mengambil handphonenya dan membuka galeri foto.

"kamu dimana nak. ayah sudah mencarimu kemanapun. semoga kamu baik-baik saja. ayah tidak akan menyerah untuk terus-menerus mencarimu" ayah Adnan menatap foto masa kecil Dirga di layar handphonenya.

ayah Adnan mengganti pakaiannya dan menyusul ibu Arini ke tempat tidur. ia peluk istrinya itu yang sedang membelakanginya kemudian ia pun masuk ke alam mimpi.

"jadi tadi itu ayahmu...?" tanya Adam

"iya" jawab El yang masih pada posisi duduknya

"ayahmu penuh dengan kasih sayang" ucap Adam

"dia memang penyayang. gue tidur dulu ya, ngantuk banget soalnya" El kembali berbaring

"iya, selamat tidur" jawab Adam yang menatap El sudah menutup matanya

El sudah terlelap ke alam mimpi, Adam melayang mendekatinya. sudut bibirnya terangkat menatap El.

"ayah pulang jam berapa semalam, kenapa ibu tidak merasakan ayah pulang...?" tanya ibu Arini yang sedang menyiapkan makanan sarapan pagi

"ibu sudah tidur makanya tidak tau kalau ayah pulang" jawab ayah Adnan

"aku tau ayah pulang. semalam ayah datang ke kamarku" ucap El yang sedang menyendok nasi di piringnya

"ayah datang ke kamar kakak tapi nggak datang liat Lana" ucap Alana cemberut

"ayah datang tapi kamu sudah terlelap tidur. jangan monyong gitu dong bibirnya, seperti mulut ikan saja" goda ayah Adnan kepada putrinya itu

"ayah benaran datang liat Lana...?" tanya Alana memastikan

"tentu saja" ayah Adnan tersenyum hangat

Alana tersenyum lebar. ia memang tidak mau kalah dengan El kalau menyangkut kasih sayang dari kedua orangtuanya

"banyak barang masuk ya di toko...?" tanya ibu Arini

"lumayan bu, Alhamdulillah rezeki kita makin lancar" jawab ayah Adnan

"Alhamdulillah" ucap ibu Arini

mereka sarapan pagi dengan sesekali keluar gelak tawa dari semuanya. sangat terlihat betapa keluarga itu saling menyayangi satu sama lain.

Adam melihat mereka dari kejauhan. tatapan teduhnya mengisyaratkan dirinya ingin juga merasakan kebahagiaan seperti yang dirasakan keluarga itu.

selama ini ia hanya tinggal di tempat yang menurutnya sepi dan sunyi, hatinya terasa hampa. namun saat berada di tempatnya sekarang ini, ia merasa sesuatu yang berbeda padahal baru beberapa jam lalu ia berada di tempat itu.

"El berangkat dulu yah. bu." El mencium tangan kedua orang tuanya.

"assalamualaikum"

"wa alaikumsalam" jawab ketiganya

El mengambil tasnya dan segera keluar berjalan menuju jalan raya menunggu angkot. untuk Alana, ia akan diantar oleh ayah Adnan. sudah seperti itu sejak dulu, apalagi sejak kejadian yang menimpanya hingga El kecelakaan, dirinya tidak pernah lagi diizinkan keluar sendirian.

El berdiri sendiri menunggu angkot yang lewat.

"kamu tidak mengajakku ke sekolah juga...?" Adam secara tiba-tiba langsung muncul di depannya

"ya salam" El sampai terhuyung ke belakang karena kaget. hampir saja ia jatuh namun Adam langsung memegang bajunya hingga El sekarang seperti keadaan menggantung

"kamu meninggalkan aku sendirian di rumah. teman macam apa itu" kesal Adam masih dengan posisi ia memegangi baju El

"bisa tarik gue dulu, capek tau menggantung begini" ucap El

Adam langsung menarik El hingga ia dapat berdiri dengan posisinya seperti semula.

"elu kalau datang bilang-bilang kek, jangan buat orang jantungan" ucap El

"aku sudah biasa seperti itu. lagi pula bagaimana caranya aku bisa memberitahumu, memangnya aku pegang handphone" jawab Adam

"ck...elu mau ikut gue juga ke sekolah...?" tanya El

"mau" jawab Adam cepat

"ok lah"

angkot datang, mereka berdua langsung naik angkot tersebut. banyak juga anak sekolahan yang naik di angkot itu. hanya beberapa menit, mereka tiba di sekolah besar tempat El menuntut ilmu.

"woi" Vino merangkul bahu El yang baru saja masuk di lingkungan sekolah.

"elu berdua sibuk nggak sebentar...?" tanya Vino

"emang kenapa, mau ngajak kita kencan...?" jawab Leo

mereka sambil berjalan menuju kelas. Adam mengekor di belakang mereka.

"kencan pala kau. gue mau ngajak kalian ke suatu tempat" ucap Vino

"dimana itu...?" tanya El

"ke kampung nenek gue. kebetulan di sana itu banyak tanaman jagungnya, bisa tuh kita bakar-bakar jagung di sana" ucap Vino

"aku ikut ya El" ucap Adam

"elu mau ke kampung hanya buat bakar jagung doang...?" tanya Leo

"yaaa refreshing lah....di kampung kan udaranya segar, pemandangannya bagus" ucap Vino

"Vin, ada apa. nggak mungkin elu jauh-jauh ke kampung hanya untuk bakar jagung. elu punya masalah lagi di rumah...?" tanya El

"hah" Vino menghela nafasnya berat

Adam mendekat ke arah El dan membisikkan sesuatu.

"sepertinya dia punya masalah dengan orang di rumahnya" bisik Adam

"darimana elu tau...?" bisik El

"yaaa aku hanya menebak saja sih. tapi tanya saja dulu" ucap Adam

"Vin" panggil El

"gue capek El, gue capek dibandingkan terus sama kakak gue. di rumah, gue seperti anak pungut tau nggak. gue dicaci mulu, padahal gue anak mama juga" Vino menundukkan kepalanya

"tuh kan benar. masalahnya berat sepertinya" ucap Adam

Leo memeluk sahabatnya itu. mereka tau bagaimana kehidupan Vino di keluarganya. dari kecil dirinya sudah tidak diperhatikan oleh ibunya. ia selalu di kucilkan dan di remehkan.

hanya papa Vino yang meluapkan rasa kasih sayang padanya. bahkan rasa sayangnya lebih besar kepada Vino daripada kakak Vino.

awal mulanya adalah ketika mama Vino hamil. padahal waktu itu kehadiran Vino tidak diharapkan olehnya.

mama Vino masih sangat cantik dan dia adalah seorang model. ia menikah dengan papa Vino seorang pengusaha kaya.

setelah mama Vino melahirkan, ia ingin melanjutkan karirnya lagi, dan papa Vino tidak melarang itu.

setelah kakak Vino berumur 7 tahun, papa Vino ingin punya anak lagi. meskipun pada awalnya mama Vino menolak namun pada akhirnya ia setuju untuk mempunyai anak lagi.

tentu saja dengan syarat setelah melahirkan ia harus tetap melanjutkan karirnya dan itu di setujui oleh papa Vino.

sayangnya, saat Vino lahir tubuh mama Vino berusaha drastis. ia tidak sebagus dulu lagi. karirnya hancur karena banyak projects yang membatalkan bekerja sama dengannya.

itulah mengapa mama Vino sangat membenci Vino hingga saat ini. padahal kejadian itu sudah bertahun-tahun lamanya namun rasa benci pada anaknya sendiri tidak luntur dimakan waktu.

mama Vino memperlakukan kedua anaknya dengan cara yang sangat berbeda. ia anggap Vino adalah aib baginya.

ternyata meski terlihat menjadi anak orang kaya , Vino tidak bahagia. uang memang tidak pernah kurang diberikan namun kasih sayang seorang ibu sangat kurang dan bahkan tidak ia dapatkan.

Leo dan El saling tatap. mungkin memang mereka perlu menghibur sahabat mereka itu.

"ya udah, kita mau kok ke kampung nenekmu. pulang sekolah kita siap-siap berangkat" ucap El

"benar ya...?" Vino menatap kedua sahabatnya dengan senang

"hummm" jawab El dan Leo

"aku ikut...aku ikut" ucap Adam unjuk tangan

tanpa menjawab El hanya menganggukkan kepalanya ke arah Adam. tentu saja hantu itu sangat senang di ikut sertakan dalam liburan mereka.

pulang sekolah mereka berpisah. Vino pulang ke rumahnya untuk menyiapkan segalanya. dengan perasaan senang Vino masuk ke dalam rumah.

"dilihat dari wajahmu sepertinya kamu lagi senang banget tuh" ucap Rain kakak Vino yang berada di ruang tengah

"banget malah. kakak udah pulang, tumben cepat" Vino mendekati kakaknya

"hah, kakak capek banget pengen tidur. cepat lulus kenapa sih, biar bisa gantiin kakak urus perusahaan" ucap Rain

"baru juga aku kelas XI kak, masih ada satu tahun lagi. lagian aku mau kuliah juga" jawab Vino

"kuliah sambil bantu-bantu kan bisa dek" ucap Rain

"tapi aku nggak tau urus perusahaan kak" jawab Vino

"kamu memang nggak pantas urus perusahaan. anak yang tidak berguna seperti kamu itu, pantasnya jadi kuli bangunan" ucap seorang wanita yang baru saja turun dari tangga

"mah, jangan mulai lagi deh" ucap Rain

"itu kenyataan sayang. bisa apa sih anak pembawa sial ini. kamu itu jauh lebih baik daripada dia" wanita itu melirik sinis ke arah Vino dan duduk di sofa

"dia anak mama juga. bisa nggak sih mama bersikap baik sedikit saja sama Vino. dia adik Rain mah, anak mama" ucap Rain

"mama tidak sudi mempunyai anak pembawa sial seperti dia. kenapa aku tidak membuatmu mati saja waktu itu selama masih dalam rahimku" wanita itu menatap penuh kebencian kepada Vino

"mamah" teriak Rain

Vino bergetar hebat mendengar perkataan wanita yang telah melahirkannya itu. ia segera meninggalkan mereka dengan berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"kali ini mama benar-benar keterlaluan" ucap Rain menahan amarahnya

Rain beranjak mengejar Vino ke kamarnya. tiba di sana ia melihat Vino sedang membereskan pakaiannya memasukkan ke dalam tas.

"dek, kamu nggak berniat kabur dari rumah kan...?" Rain mendekati Vino

"kalau itu yang membuat mama bahagia, maka Vino akan pergi kak" jawab Vino

"jangan ngaco kamu dek. kamu kan udah tau mama orangnya gimana. jangan masukkan ke dalam hati" Rain menarik lengan Vino dan mendudukkannya di kasur

"tapi kali ini mama benar kak. Harusnya dari aku masih dalam kandungan, harusnya aku dibunuh saja" Vino bergetar dengan mata berkaca-kaca

"jangan sembarang bicara. kamu adik kesayangan kakak, anak kesayangan papa. entah gimana hancurnya perasaan papa kalau tau kamu kabur dari rumah. ingat dek, meskipun mama bersikap seperti itu tapi masih ada kakak dan papa yang sayang sama kamu" Rain memeluk adik satu-satunya itu.

"sampai kapan kak, Vino capek. Vino ingin juga disayang sama mama" Vino mulai terisak

"tiap hari yang Vino dengar hanya cacian, dan amarah mama. kapan mama akan sayang sama Vino. apa Vino harus mati biar mama senang dan tenang"

"ssssttt...jangan bicara seperti itu. kakak akan tetap ada disini di samping kamu. kakak nggak akan pernah ninggalin kamu. percaya itu" Rain ikut meneteskan air matanya

dilahirkan dengan menjadi anak yang tidak diinginkan memang sangat sakit rasanya. betapa kita sangat merindukan kasih sayang namun yang didapat hanyalah perkataan kasar setiap harinya. itu juga yang dirasakan oleh Vino Erlangga.

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!