NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:13.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 014

Hari sudah mulai malam ketika Gou Long dan Hua Mei kembali ke Mansion Penguasa Kota.

Gou Long juga berpesan pada Hua Mei agar nanti mereka akan bersama-sama ke pelelangan. Kakek Zhou yang melihat kedekatan mereka berdua tersenyum bahagia. Dia juga tidak bertanya bagaimana Gou Long memperoleh Kartu undangan ke pelelangan.

Sementara itu suasana Kota Xia Yu menjadi lebih ramai, terlebih dengan informasi yang disampaikan rumah lelang. Bahwasanya mereka menambahkan daftar barang VVIP yang akan dilelang berupa Pil Kondensat Ranah Langit. Rumah lelang tidak menjelaskan bagaimana mereka memperoleh pil ini.

Dengan adanya informasi ini, rumah pelelangan yakin akan memperoleh keuntungan besar di pelelangan nanti. Memang pusat informasi dari rumah lelang sangat cepat dalam bekerja. Sehingga dalam hitungan jam berita ini telah menyebar luas ke seluruh daerah Selatan.

***

Malam itu, pelelangan Kota Xia Yu menjadi sangat menarik dengan banyak tamu undangan dan pendatang lainnya yang akan berpartisipasi. Tentu para pendatang ini orang-orang terkemuka dari daerah Selatan.

Murong Qiu tidak ikut bersama rombongan Gou Long. Di pelelangan ini Gou Long, Hua Mei dan Kakek Zhou pergi bertiga, kehadiran mereka di rombongan Keluarga Murong hanya akan menarik perhatian berlebihan seperti pengalaman ketika kompetisi silat tempo hari.

Ketika kelompok Gou Long memasuki rumah pelelangan, mereka sekilas melihat para Patriark Keluarga Utama Kota Xia Yu yang memesan ruang VIP. Dalam hal ini, rumah pelelangan menyediakan sepuluh ruang VIP yang hanya bisa dipakai oleh pengguna kartu anggota VIP. Para Keluarga Utama termasuk pengguna kartu anggota VIP.

Kartu yang diberikan oleh Manager Lei pada Gou Long termasuk kartu anggota VIP. Gou Long hanya memperlihatkan kartu itu pada salah satu pelayan, yang kemudian membawa mereka ke Ruang VIP Nomor Tujuh.

“Tuan Muda! Kalau memerlukan sesuatu cukup menanyakan pada saya, saya akan menemani dan melayani Tuan Muda di ruang ini selama pelelangan berlangsung,” kata pelayan itu, kemudian dia beranjak ke sudut ruangan, berdiri di sana.

“Kamu tidak perlu sungkan! Di sini banyak kursi. Duduklah, di salah satu kursi yang tersedia!” perintah Gou Long.

“Terima kasih Tuan Muda!” tutur pelayan tersebut, mengambil kursi dan membawa ke sudut ruangan, dia duduk dengan tenang di pojok sana.

Sekilas Gou Long juga memerhatikan tata letak ruang pelelangan ini. Ruang yang tertata rapi dengan kenyamanan dan jaminan tidak akan ada gangguan dari ruang lain. Dari ruang ini dia bisa melihat seluruh area pelelangan nanti, setiap ruang VIP berdekatan dan hanya dibatasi dengan sekat dari batu yang diatur sedemikian rupa.

Kakek Zhou yang sejak tadi tidak berkata apa-apa, menuangkan teh yang sudah disediakan di ruangan itu. Kemudian berkata, “Bocah! Kudengar ada seperangkat Jurus Ilmu Pedang yang lumayan bagus nanti akan dilelang, walau ini bukan kategori VIP. Tapi ... jurus ilmu pedang ini sangat cocok dengan tenaga dalam yang kau latih, saranku kau harus mendapatkannya!”

“Junior akan memperhatikan nasehat senior! Yang senior dengar, Jurus Ilmu Pedang apakah itu?” Gou Long bertanya.

“Ilmu Pedang Angin dan Petir, itulah nama Ilmu Pedang tersebut, ilmu ini sebenarnya berasal dari Sekte Naga Langit kami, salah satu murid kami mengambilnya di perpustakaan untuk dipelajari, sayang dia mati di dalam pertempuran ketika menjalankan misi, Kitab Ilmu ini dijual oleh si pembunuh ke rumah lelang.” Kakek Zhou mulai bercerita.

“Ya! Ilmu ini memang dari segi nama tampak sangat hebat, tapi belum ada yang berhasil mengeluarkan potensi terbaik dari Ilmu Pedang ini, karena tenaga dalam yang dilatih tidak cocok dengannya,” lanjut Kakek Zhou.

“Sebenarnya kedatanganku ke Kota Xia Yu untuk mendapatkan Kitab ini kembali. Namun, kulihat bakat dan tenaga dalammu, kuingin kau bergabung dengan Sekte Naga Langit kami, maka Kitab ini kurelakan untukmu.” Kakek Zhou menutup penuturannya.

Terharu Gou Long berkata, “Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang Senior, Junior berjanji setelah segala perkara di Kota Xia Yu ini selesai, Junior akan bergabung dengan Sekte Senior.”

Setelah dua minggu melewati beberapa pengalaman pahit, Gou Long sudah sangat menyadari untuk hidup dan tercapainya cita-cita di dunia persilatan. Dia harus menjadi lebih kuat tidak cukup dengan modal Alkimia dan kultivasi.

Dia harus menambah beberapa Jurus Ilmu Pukulan dan Ilmu Senjata, maka mendapat ajakan yang kedua kalinya dari Kakek Zhou dia tidak menolak.

Hua Mei tanpa malu-malu langsung memegang lengan Gou Long dengan raut wajah gembira. Betapa gadis ini sudah sangat menyukai Gou Long, kegembiraan yang ditunjukkan melalui sikap yang lugas. Gou Long membiarkan saja pegangan Hua Mei.

“Mungkin ini hanya kekaguman atau cinta monyet anak-anak.” Begitulah Gou Long berpikir.

Kakek Zhou yang melihat itu walau dia tersenyum, tapi dia tetap berdehem kecil sehingga Gou Long melepaskan pegangan Hua Mei dengan raut wajah kemerahan.

Sementara itu pelelangan telah dimulai, Seorang gadis petugas memimpin pelelangan dengan elegan, dia memperkenalkan setiap barang yang di lelang secara menarik.

Babak pertama dari pelelangan masih dengan barang-barang yang belum terlalu menarik perhatian Gou Long dan juga para penghuni ruang VIP lain. Tapi, tetap menjadi kehebohan di barisan penonton kursi biasa, sehingga terjadi tawar menawar yang sengit sampai babak awal berakhir.

Setelah mengambil jeda sebentar babak kedua pun dibuka. Gadis petugas yang tadi memimpin diganti oleh petugas lain, dan tidak kalah menarik dari segi penampilan, kecantikan juga setiap kata-kata.

Gadis ini, bahkan lebih hebat dalam mempromosikan barang lelang. Dengan kesan memberi rasa penasaran bagi hadirin di ruang tersebut.

Sampai suatu ketika gadis petugas memperkenalkan sebatang pedang pendek yang dibuat sangat indah, dengan gagang yang berbentuk kupu-kupu.

“Hadirin sekalian! Lihatlah pedang ini, dari gagangnya yang berbentuk kupu-kupu, ukuran panjang yang elegan, warna mata pedang yang kebiruan dan sarung yang dihiasi manik-manik giok pilihan. Pedang ini sangat cocok untuk kalian berikan sebagai hadiah bagi orang-orang tersayang!”

Untaian kata-kata dari petugas ini benar-benar merasuki pikirkan setiap lelaki yang hadir di situ, tentu saja akan menguras kekayaan mereka juga.

“Pedang ini ... dibuka dengan harga sepuluh keping emas harga awal, dengan tambahan satu keping setiap kenaikan penawaran.” Petugas cantik itu membuka lelang untuk pedang pendek tersebut.

Memang harga yang dibuka untuk pedang yang sangat cocok untuk digunakan oleh perempuan ini, sesuai dengan harganya.

Mata Hua Mei berbinar terang melihat pedang itu, dia sangat tertarik dengan pedang tersebut. Tapi Hua Mei tidak berani menyampaikan keinginannya pada Kakek Zhou, Hua Mei memendam keinginan memiliki pedang itu dalam hati.

“Pedang yang sangat indah dan elegan,” lirih Hua Mei.

“Iya! Pedang yang sangat indah dan menguras kekayaan,” jawab Gou Long sambil tersenyum lebar. Sekilas Gou Long melihat mata berbinar Hua Mei, mata yang mencerminkan keinginan memiliki.

“Dua belas keping emas!”

“Tiga belas keping emas!”

“Lima belas keping emas!”

“Dua puluh keping emas!”

Tawaran terdengar hampir di setiap sudut, ketika tawaran dua puluh keping emas terdengar, tawaran tadi sudah berhenti sementara. Untuk ukuran saku masyarakat biasa delapan belas keping emas, menjadi harga yang sudah sangat luar biasa.

“Dua puluh keping emas pertama! Dua puluh keping emas kedua!” Petugas cantik mulai menghitung.

“Dua puluh lima keping emas!”

Suara kenaikan tawaran kembali terdengar, kali ini dari ruang VIP, ya! Itu dari ruang VIP Nomor pertama.

1
Relimawati Sihombing
mantap
Marli Ana
Luar biasa
Rita Boru Hasibuan
Kecewa
Rita Boru Hasibuan
Buruk
Rita Boru Hasibuan
gou long keren .
Izuddin Nur
baru cerita awal udah kalah jagoan
Nendi Yulianto
ntapss/Angry/
Izuddin Nur
mantap ceritanyab thot
Umi Fatonah
Leng kun x ya
Umi Fatonah
pantesan jarang kelihatan di eralase toko ternyata khong guan dah jadi master artefak 😂😂😂😂
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor ceritanya bagus aku suka cerita seperti ini.
Rita Boru Hasibuan
lanjut thor
Rita Boru Hasibuan
orang tua pasti akan selalu melindungi anaknya.
Bunda Fairel
Luar biasa
Umi Fatonah
haaiiis kwnapa sih thor setiap perkataan harus di awali dengan tertwa hahahaha kesanya gk etis banget
Umi Fatonah
Luar biasa
Umi Fatonah
hahahaha ....seru seru
Bob virley
Luar biasa
Umi Fatonah
😂😂😂😂
Umi Fatonah
iya ntar klo aku laper kumakan aja siomey nya 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!