Stella ditalak sang Suami, usai mereka melakukan malam pertama. Ketidakpercayaan sang suami membuat sang ayah murka dan mengusirnya dari rumah.
Stella terpuruk. Lalu, datanglah seorang pria penolong yang rela menerima kelebihan dan kekurangannya. Namun sang pria ternyata juga pemaksa.
Mungkinkah Stella mau kembali bersama sang mantan? Ataukah dia akan memilih hidup bersama pria yang selama ini menunggu cintanya?
Simak kisah rumit kehidupan Stella dalam PENJARA CINTA untuk STELLA, Happy reading😍😍😍 jangan lupa like, share n komennya ya.... semoga suka😍😍😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEHARUSNYA BAHAGIA
Nafa masih setia menunggu Stella di depan pintu kamar mandi. Berjaga-jaga ... kalau-kalau Stella membutuhkan bantuannya.
Dari dalam terdengar Stella terus berjuang mengeluarkan isi perutnya. Nafa tak tega, ia pun masuk ke dalam kamar mandi dan membantu Stella membersihkan diri.
"Kak Ste kenapa? Belum makan atau gimana?" tanya Nafa. Stella hanya menggeleng sebab ia sendiri tak tahu apa yang sedang terjadi pada tubuhnya.
"Kumurin dulu, Kak!" pinta Nafa sembari memberikan segelas air minun untuk Stella dan wanita ini pun menerimanya.
Selesai berkumur dan membersihkan bibirnya. Nafa pun memapah Stella keluar kamar mandi.
"Aku ini kenapa ya Fa?" tanya Stella.
"Nggak tahu Kak, Nafanya. Kita ke klinik aja yuk, takut tambah parah nanti!" ajak Nafa.
Sebenarnya Stella takut. Takut kalau asam lambungnya kambuh. Alhasil, dokter pasti memberikan setumpuk obat yang harus ia konsumsi dan Stella malas jika begitu, tapi jika tidak pergi, ia takut makin bertambah parah.
"Ya udah deh, aku ikut ke klinik aja. Dari pada bertambah parah nanti," ucap Stella menyerah.
Nafa tersenyum, ia pun segera mengambilkan jaket Stella dan juga tas slempang wanita itu serta membantunya mengantar wanita ayu ini ke klinik.
Sesampainya di klinik, Stella kembali mual. Ia pun segera mencari kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya. Keringat dingin kembali keluar dari pelipis wanita ayu ini. Tubuhnya gemetar, matanya berkunang-kunang. Tak mampu lagi menopang tubuhnya dan bruuuukkkk!!! akhirnya Stella kembali pingsan.
Nafa pun berteriak meminta tolong, beruntung para petugas medis di sana langsung tanggap. Mereka segara membawa Stella ke bangsal. Salah satu dari mereka segera menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Stella.
Di saat yang bersamaan, ponsel Stella berdering. Dengan cepat Nafa meyambut panggilan itu sebab ia kenal siapa yang menghubungi wanita itu.
"Hallo, Pak Juan ... ini Nafa, Kak Ste pingsan. Ini Nafa bawa ke klinik Qita Pak," ucap Nafa langsung tanpa basa-basi lagi.
"Hah, apa? Kenapa? Stella pingsan?" tanya Juan gugup.
"Iya Pak, nggak tahu kenapa Kak Ste muntah-muntah terus," jawab Nafa.
"Kamu jangan ke mana- mana. Aku segera ke sana!" ucap Juan. Setelah berucap begitu, mereka pun memutus pangilan mereka dan Juan segera menyusul ke tempat di mana Stella berada.
***
Di ruang rawat, terlihat Stella sudah membuka matanya. Terlihat bingung ketika melihat di sekelilingnya.
"Kak Ste," ucap Nafa, sembari mengelus lengan wanita cantik ini.
Stella masih terlihat bingung, ia ingin bangun namun kepalanya masih terasa pusing.
"Kakak jangan bangun dulu kalau masih pusing," ucap Nafa.
Stella menurut, namun ... hatinya merasakan desiran menakutkan. Berbaring di ranjang seperti ini adalah sesuatu yang paling menakutkan bagi Stella. Ranjang yang sama yang mengantarkan dirinya masuk ke lubang nestapa.
"Kak Ste mau minum?" tanya Nafa perhatian. Stella menggeleng, wanita ini malah terhanyut dalam masa lalunya. Air matanya kembali meleleh tanpa sanggup ia bendung.
"Jangan menangis Kak, ada Nafa yang jagain Kakak. Nafa janji nggak akan ke mana-mana," ucap Nafa sambil mengelus lengan wanita ayu ini.
"Makasih Fa, maaf aku telah merepotkanmu," ucap Stella sedih.
"Tidak Kakak, kita kan saudara. Kakak kan tahu Nafa yatim piatu, nggak punya saudara. Terus ketemu Ibu Rose dan Kakak, Nafa bahagia," ucap Nafa jujur, gadis ayu berusia 18 tahun ini terlihat tersenyum dengan tulus.
"Makasih Fa." Stella menyambut senyuman itu.
"Sama-sama Kakak," jawab Nafa, kemudian gadis ini merapikan selimut dan bantal Stella agar wanita ayu itu merasa hangat.
Di tengah-tengah perbincangan mereka, datanglah dokter yang menangani Stella. Datang dengan senyuman yang mencurigakan. Bersamaan dengan itu
Juan juga datang dengan penuh ke khawatiran.
"Kamu kenapa Ste?" tanya Juan khawatir. Dokter yang hendak memberi tahu kondisi Stella pun langsung memusatkan perhatiannya pada Juan yang tiba-tiba datang dan terlihat sangat khawatir.
"Bapak suaminya ibu ini?" tanya Dokter. Belum sempat Juan menjawab, sang Dokter kembali melanjutkan ucapannya.
"Selamat ya, kalian akan menjadi orang tua. Istri anda hamil, Pak! Dijaga baik-baik ya Bu kandungannya. Sekali lagi selamat," ucap sang Dokter.
Stella tertegun, begitupun Juan. Nafa juga tak kalah kaget.
"Hamil Dokter?" tanya Juan, sembari menatap Stella yang terdiam karena shock.
"Iya Bapak, untuk lebih jelasnya Bapak dan Ibu bisa memeriksakan kondisi kandungan ibu pada dokter kandungan. Sekali lagi selamat ya Pak, Bu. Saya permisi dulu,"ucap sang Dokter seraya berpamitan.
Kini tinggalah mereka bertiga tenggelam dalam pikiran masing-masing. Juan ingin bertanya tapi takut menyinggung perasaan Stella. Apa lagi Nafa, gadis ini hanya diam seribu bahasa sebab ia tak tahu apa-apa.
Berbeda dengan Stella, wanita ini terlihat tertegun. Ia tak tahu harus bahagia atau sedih. Rasanya sulit sekali menerima ini. Kembali .... bayangan masa lalunya menghantuinya. Stella tiba-tiba teringat senyuman Zein ketika melihatnya ditarik oleh sang ayah dan di bawa masuk ke ruang penyiksaan. Hati Stella terasa terkoyak. Sakit sekali, sangat-sangat sakit. Lalu, bagaimana ia bisa bahagia mengandung benih dari pria yang menyakitinya. Menyangsikan kejujurannya.
Hati Stella serasa sangat-sangat hancur. Terlebih, ia belum siap memiliki anak ini.
Bersambung ...
Terima kasih buat kalian yang masih setia mengikuti kisah Stella dan Zein .... jangan lupa tinggalkan like dan komennya ya man teman... love u all...
halooo Thor. ini yg pertama kali aq mampir di novelmu.