NovelToon NovelToon
Sistem Menjadi Miliarder

Sistem Menjadi Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Suatu hari, Rian, seorang pengantar pizza, melakukan pengantaran di siang hari yang terik.

Namun entah kenapa, ada perasaan aneh yang membuat langkahnya terasa berat saat menuju tujuan terakhirnya.

Begitu sampai di depan pintu apartemen lokasi pengantaran itu, suara tangis pelan terdengar dari dalam di ikuti suara kursi terguling.

Tanpa berpikir panjang, Rian mendobrak pintu dan menyelamatkan seorang gadis berseragam SMA di detik terakhir.

Ia tidak tahu, tindakan nurani itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Sistem memberi imbalan besar atas pencapaiannya.

Namun seiring waktu, Rian mulai menyadari
semakin besar sesuatu yang ia terima, semakin besar pula harga yang harus dibayar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Rian, kini kita mau lanjut kemana nih?" Ucap nafi yang sudah duduk kembali di kursi supir.

"Hmm.. nyari kontrakan dulu aja deh biar nyaman" ucap rian.

Nafi mengangguk mengerti dan menghidupkan mobil dan berjalan dari sana.

“Hm… Buk, bisa kurangin nggak harga kontrakan nya? Saya mau ambil setengah tahun, jadi Rp.3.000.000 per bulan aja. Bisa minta diskon Rp.500.000 per bulan nggak?” tanyanya dengan nada sopan tapi tegas.

Ibu pemilik rumah menghela napas sebentar, lalu tersenyum, “Hmm… yaudah deh, silahkan tempati. Ini nomor rekening dan nama saya.”

Rian segera mengeluarkan ponsel dan mentransfer uang.

“Udah ya, Buk. Rp.18.000.000 sudah saya transfer ke rekening ibu,” ucap Rian sambil memperlihatkan telepon nya ke ibu pemilik kontrak kan memastikan transaksi berhasil.

"Oke.. udah masuk.. ini kuncinya dan kunci cadangan juga disini kalo hilang ya.. kalian ganti pintu" ucap ibu pemilik kontrakan.

"Oke.." Rian mengangguk sambil menerima tumpukan kunci dari ibu pemilik kontrakan.

“Terima kasih banyak, Buk. Kami akan jaga baik-baik kontrakannya." tutur rian dan Ibu pemilik hanya membalas dengan lambaian tangan dan perlahan menjauh,

Meninggalkan Rian dan Nafi di depan kontrakan.

“Ayo, Nafi,” ucap Rian setelah membuka pintu depan kontrakan berjalan perlahan ke arah mobil hitam.

Pintu mobil pun bergeser ke samping, Rian perlahan mengangkat Nadhira di pangkuannya, sementara Nafi menggendong ibu Nadhira dengan hati-hati.

Begitu masuk, terlihat luasnya kontrakan. Ada tiga kamar, namun Rian menyuruh mereka memilih sendiri.

“Biar mereka sendiri menentukan kamar, nafi,” ucap Rian.

Rian meletakkan Nadhira di kasur kanan dan ibunya di sebelah kiri.

Setelah memastikan keduanya nyaman, Rian menugaskan Nafi untuk membeli sarapan pagi. Namun, setelah sekitar 20 menit, keduanya masih tertidur.

Rian menatap mereka sebentar, lalu menarik napas panjang.

Dalam hati ia berpikir, “Hmm… Panel ♡ Nadhira masih rendah, sepertinya misi ini nggak bisa dipaksa selesai terlalu cepat.

"Beda sama Yuna kemarin, semuanya berjalan lancar. Mungkin aku harus sabar, kasih waktu biar dia pulih dulu.”

Dengan hati-hati, Rian pun meninggalkan kertas kecil di samping kasur mereka,

"Ibu dan Nadhira, kalian tinggal saja di kontrakan ini. Sudah saya bayar untuk setengah tahun. Sarapan pagi sudah saya taruh di atas meja. Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja, ayah (Pak Udin) sudah tidak bisa menganggu kalian lagi"

Setelah selesai, Rian menaruh kertas dan menyelipkan sesuatu di bawah surat dan menarik napas panjang, lalu menepuk pundak Nafi yang menunggu di luar kamar.

“Oke, Nafi, jangan ganggu mereka. Biarkan mereka beristirahat.”

Lalu mereka berdua, Rian dan Nafi pergi meninggalkan kontrakan.

Tring… suara notifikasi ponsel terdengar lagi.

“Anda Mendapat Orderan”

Di layar, peta digital muncul, menandai titik jemputan berjarak 900 meter dari posisi Rian saat ini, lengkap dengan rute menuju tujuan.

“Ambil Orderan? Terima Tunai: Rp.60.000”

Rian menatap layar sebentar, lalu menghela napas. Kali ini jaraknya cukup jauh, tapi lumayan untuk menambah pendapatan. Dengan tenang, ia menekan tombol Ambil Orderan.

Mobil Alvard sewaan yang tadi dipakai sudah di serahkan ke Nafi, terserah masih mau dipakai atau dia kembalikan.

Kini Rian menjadi ojol motor, memutar helm, dan menyalakan mesin.

Suasana pagi masih sejuk, angin menampar wajahnya saat ia mulai melaju ke arah titik jemputan.

Setelah 50 menit, Rian sudah tiba di depan rumah tujuan pengantaran pelanggan.

“Ini ya, Mas, uangnya,” ucapnya sambil menyerahkan Rp.60.000 ke Rian.

Rian membungkuk sedikit sambil tersenyum, “Terima kasih, Bu" ucapnya santai, kemudian menyalakan motor kembali, siap mengudara di jalan aspal panas lagi.

Di perjalanan, Rian keliling tempat - tempat agar dia segera mendapat orderan,

Rian kini melewati proyek konstruksi besar di tengah kota.

“Wow… di kota bisa ada konstruksi tanpa mengganggu masyarakat, sangat bagus,” gumamnya sambil memelankan motor, menikmati pemandangan aktivitas para pekerja dan alat berat yang tertata rapi.

Namun, tanpa sengaja, matanya terpaku sebentar ke proyek, Rian kurang memperhatikan jalan di depannya.

Sebuah mobil mewah dengan atap terbuka yang sedang bersiap belok mendadak muncul.

“Ups… ga liat ke depan,” ucap Rian reflex, tangan menekan rem sekuat tenaga.

Motor menahan laju, nyaris menabrak, tetapi ia berhasil mengerem dengan presisi, detik-detik menegangkan membuat jantungnya berdebar.

Rian menepuk dada sendiri, lega.

“Waduh… untung selamat. Mobil itu mahal banget, kalo kena, bisa.." Pikirnya.

Dari kemudi mobil keluar seorang gadis muda, kulit putih, cantik dengan wajah tegas. Rambutnya putih panjang lurus, tertiup angin sedikit saat ia melangkah keluar.

Matanya tajam menatap Rian yang berdiri menjauh dari motor, bibirnya sedikit pink dengan tas tangan mewah berwarna krem tergenggam erat di lengannya.

Berbeda dengan keindahannya mulutnya sangatlah pedas.

“H-hey! Apa-apaan ini? kenapa menabrak mobil saya!” serunya dengan nada tinggi,

Sepatu hak tinggi berderak di trotoar saat ia melangkah mendekat, gerakan tubuhnya tegas, menandakan dia bukan tipe orang yang main-main.

Rian segera menungkupkan kedua tangannya, membungkuk hampir 90°, menampilkan sikap menenangkan dan penuh hormat.

“Maaf, maaf, saya tak sengaja! Saya benar-benar tidak melihat mobil Anda!” ucapnya cepat, nada panik tapi sopan, sambil menunduk lebih dalam sebagai tanda kesungguhan.

Gadis itu menatap Rian dengan mata tajam, senyum tipis tapi penuh licik muncul di bibirnya.

“Oh yaudah, kalau begitu… penuhi satu permintaanku,” ucapnya dengan nada menantang, seolah sedang bermain-main tapi ia serius.

Rian menelan ludah, menatapnya serius dan cepat menanggapi,

“Apa pun, apa pun itu… saya akan lakukan,” ucapnya dengan tegas, memastikan situasi ini tidak menjadi runyam.

Gadis itu melangkah lebih dekat, senyumnya makin lebar, matanya berkilau penuh rencana.

“Oke… menikahlah denganku,”

"HUH...?

1
ALAN
lanjut Thor 😍💪
Gege
mantul
Gege
lepaskan semua thorr 10k katanya.. jangan di cicil cicil... gassss
ALAN: bener tuh thorr
total 1 replies
Gege
lanjooottt thorr💪
Raihan alfi Priatno
lanjutin updatenya sampai tamat
Eli: Okeii syap
total 1 replies
ALAN
lumayan /Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!