terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.
menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri kamar nomer 15 part akhir
Cahaya dan Vina mengerutkan keningnya, ekspresi mereka seolah tidak percaya dengan ucapan Galang.
"Apa kamu yakin ngga lihat apa apa, Lang?" Tanya Cahaya.
"Ngga, tapi aku yakin sekali pelakunya adalah Bu Sari. Karena tingkahnya sangat mencurigakan." Jawab Galang sembari berdiri, "lebih baik sekarang kita hubungi polisi untuk menangkap bu Sari.." ucapnya.
"Aku setuju, pasti Bu Sari pelakunya..." Ucap Putri dengan semangat menggebu, "bodoh..!!!" Batinnya.
Galang tersenyum tipis.
Cahaya dan Vina tampak sedikit bingung, "apa kamu yakin, Lang mau manggil polisi? Kasusnya belum jelas loh ini... dan belum ada bukti yang jelas yang mengarah ke arah Bu Sari..."
"Kalau kalian ngga mau hubungi polisi ya tinggal tinggal aku aja, aku sangat yakin Bu Sari penyebab ini semua..." Ucap Putri ia mengambil ponselnya dan mulai menghubungi polisi.
Putri benar benar ingin posisinya aman.
Cahaya dan Vina hanya bisa saling tatap, sementara Galang hanya bisa tersenyum tipis.
***
Tidak berselang lama kemudian kerumunan warga tampak banyak sekali di Kos Bunga Mawar ini, beberapa mobil polisi juga datang di sini.
Tim Cahaya Nusantara tampak berada di halaman bersama dengan Atmo, di depan mereka ada para pihak polisi.
"Hei!!! Aku sudah bilang jangan membuat konten di sini!! Dan kalian berani beraninya memanggil polisi tanpa seijinku!" Teriak Bu Sari dengan marah begitu baru sampai di sana.
"Mohon tenang terlebih dahulu bu, kami di sini mencoba membongkar kasus pembunuhan menurut laporan saudara Putri..." Ucap seorang polisi.
"Tidak ada kasus pemb--" sebelum Bu Sari menyelesaikan kalimatnya sudah di potong oleh Putri.
"Dia pelakunya pak, cepat tangkap dia!" Ucap Putri dengan semangat menggebu.
Para Tim Cahaya Nusantara termasuk Atmo hanya bisa saling tatap.
Tiba tiba Galang berucap, "bukan Bu Sari pelakunya...." ia menghentikan kalimatnya sesaat membuat semua orang di sana menatapnya, Putri tampak berkeringat dingin, "tapi Putri dan kedua teman prianya yang bernama Arman dan Dani.." Ucap Galang.
Bu Sari, Cahaya, Vina, Atmo kaget bukan kepalang. Sementara Putri melebarkan matanya.
Galang tersenyum tipis, "Aku tahu buktinya... mari ikut aku, bu Polwan tolong halangi Putri agar dia tidak berbuat nekat.." Ucap Galang.
Dua polwan di sana langsung memegangi putri.
Putri berteriak panik, dan meronta ronta namun Dua polwan di sana tidak melepaskannya.
Para Tim Cahaya Nusantara, Bu Sari dan Para polisi kemudian berjalan menuju ke lantai 3 tepatnya ke kamar nomer 15.
Begitu sampai Galang langsung menggeser lemari di sana, kemudian menunjukan Cat putih yang warnanya tidak kontras dengan bagian tembok lainnya, cat putih itu terlihat sangat putih dan baru, sementara cat di sekitarnya sudah mengelupas bahkan tertutupi tumpukan debu, Di lihat dari situ saja sudah jelas ada yang aneh.
"Di balik tembok ini, ada mayat dari Dewi..." Ucap Galang yang membuat semuanya terkejut.
Atmo dan beberapa polisi di sana langsung mengambil alat untuk membongkar tembok itu, sementara Galang mengajak Cahaya, Vina dan satu polisi untuk menuju ke kamar putri untuk menunjukan Bukti bahwa Putri, Arman, dan Dani adalah pelakunya.
Galang mengambil plastik hitam yang di sembunyikan putri di bawah ranjang tempat tidurnya.
"Ini Cat yang di gunakan mereka, Pak. Di kaleng cat dan kuas itu pasti ada sidik jari dari Arman, Putri dan Dani.." Ucap Galang sembari menyerahkan plastik itu.
"Baik... kami akan menyelidiki kasus ini lebih dalam, terimakasih karena telah mempermudah pekerjaan kami saudara Galang, sudah dua kali anda membantu kami..." Ucap polisi itu berterimakasih.
Galang hanya menganggukan kepalanya, ya polisi dan beberapa Polwan di depan adalah yang menangani kasus Afif sehingga mereka percaya percaya saja dengan arahan Galang.
Cahaya dan Vina hanya bisa melongo melihat itu. Walaupun Cahaya sudah pernah melihatnya namun tetap saja ia terkejut.
"Gokil... kok galang bisa gitu, Ay. Bisa tahu semuanya? Dia punya Ajian apa, Ay? Ajian puter guling alatnya Doraemon kali ya.."
"Eh... mana ada nama Ajian gitu, Vin. Ngarang aja kamu. Udah ayo kita lihat ke kamar nomer 15."
Galang, Vina, dan Cahaya kembali menuju ke kamar nomer 15. Mereka bertiga langsung melihat kantung mayat berwarna oranye di situ, jelas di dalamnya adalah mayat Dewi.
Atmo tampak duduk di kasur kamar itu, ekspresinya tampak bengong dan cupu seperti murid pindahan dari sekolah, ia benar benar trauma melihat mayat Dewi, seumur umurnya baru kali ini Atmo melihat mayat yang sudah tersimpan selama 2 minggu lebih.
"Ngapa kamu, Ngat? Kesambet? Masa gitu aja udah pucet, gimana mau gabung sama tim kami." Ucap Galang menghampiri Atmo dan duduk di sampingnya.
"Eh... nggak, nggak takut saya, Lang. Ya kali gitu aja takut.." Ucap Atmo berbohong.
Cahaya dan Vina tampak sedang sibuk mengabadikan momen setiap evakuasi jasad Dewi, sedangkan Atmo dan Galang hanya duduk di kasur memperhatikan mereka sembari mengupil dan sesekali menggaruk pantat mereka.
Tidak lama kemudian bu Sari datang dengan dua es teh seharga 4 ribuan yang ia beli di depan.
"Makasih ya mas Galang, Mas Atmo.. berkat kalian kasus ini dapat di terungkap dan semoga citra kosan bunga mawar ngga buruk di mata Publik..." Ucap Bu Sari sembari menyerahkan es teh di gelas plastik itu.
Galang dan Atmo tersenyum kemudian menerima es teh itu.
"Amin, semoga kos kosan ibu makin rame. Secara kan kos kosan ibu dekat sama UNDIP.." sahut Atmo.
"Emm.. sebenarnya kenapa ibu ngotot agar kami ngga boleh buat konten di sini?" Tanya Galang.
Bu Sari menghela nafas panjang, "saya khawatir apabila kalian membuat konten di sini, kos kosan saya akan buruk di mata Publik dan menjadi sepi. Saya ngga terlalu yakin kalian mampu membongkar teror kuntilanak di sini, itu di jadikan konten kalian dan justru kosan saya akan terkenal horor kemudian tidak ada yang mau menyewa lagi.. tapi saya salah kaprah kalian justru mampu membongkar kasus pembunuhan di sini, sekaligus mengakhiri teror kuntilanak." Jelas Bu Sari.
"Oh..... emmm, Putri bilang ibu juga katanya pernah manggil orang pinter buat bersihkan kos kosan ini emang iya bu?" Tanya Galang.
Sementara Atmo hanya menyimak dengan wajah bodoh dan plonga plongonya.
Bu Sari menggaruk kepalanya, ekspresinya terlihat sungkan, "sebenarnya bukan orang pinter si mas, dia saudara jauh saya cuma pekerja kasar. Saya suruh nyamar jadi dukun, biar para penghuni kos tenang dan ngga protes ada teror kuntilanak.."
Hari itu juga polisi bergerak mengamankan Dani dan Arman, keluarga Dewi begitu terpukul akan kejadian yang menimpa anaknya, begitu mendapatkan telephone mereka langsung menuju tempat kejadian dan menangis histeris di sana melihat mayat anaknya yang kurus kering bagaikan mummy dengan cairan cairan basah yang merupakan cairan pengawet.
Tidak sedikit pula di sana yang memuji aksi Tim Cahaya Nusantara terutama Galang, dan hari itu juga Tim Cahaya Nusantara berdiskusi tentang nama baru mereka yang kini berubah menjadi Tim TGS (Takut Gak Sih).
Tidak hanya itu mereka juga memperkenalkan anggota barunya melalui chanel mereka--- Atmo Pambudi Sulistiyo.
***
Sekali lagi Galang dan teman temannya berhasil mengungkap misteri di kamar nomer 15, sekaligus menghilangkan teror kuntilanak di Kos Bunga Mawar.
Misteri apalagi yang akan di temukan oleh Tim Takut Gak Sih? Dan akankah Galang mampu membongkarnya? Yuk langsung kepoin bab selanjutnya... jangan lupa kasih Like, bintang lima dan komen agar author semangat updatenya.....