ANAK KEMBAR RATU MAFIA KEJAM

Sebulan sudah Thea menjadi istri yang tidak diakui oleh Gibran, perlakuan Gibran tetap saja tidak berubah padanya. Apalagi sekarang Gibaran suka pulang malam dan mabuk-mabukkan, terkadang tak hayal Thea menerima cacian dan makian dari suaminya. Apalagi Thea pernah melakuakn kesalahan yaitu membuat Gibran masuk ke rumah sakit, karena alergi susu kedelai.

Thea kena hukuman tidak di perbolehkan makan sehari semalam, sehingga dia juga harus dilarikan ke rumah sakit karena penyakit lambungnya. Saat Thea memebersihakn lantai, tiba-tiba masuk seseorang dengan pakaian seksinya.

“Hey kamu, tidak boleh masuk” Ucap Thea

“Hey pelayan, siapa kamu yang berani menghalangi aku ?” Tanya Wanita itu

“Saya tidak mengenal kamu, makanya saya larang kamu” Jawab Thea

“Aku itu calon istrinya Gibran, kamu itu pembantu disini kan ?” Tanya Rania

Ya benar, waniat yang datang itu adalah Rania.

“Oh jadi kamu calon istrinya laki-laki kejam itu ?” Ucap Thea

“Lancang sekali mulut kamu, ya sudahlah aku mau ketemu sama Gibran dan kamu cepat panggilkan Gibran sekarang” Jawab Rania

“Tuang Gibran sedang tidak bisa di ganggu, dia sedang beristirahat” Ucap Thea

“Kamu gak usah larang-larang saya” Ujar Rania emosi lalu pergi meninggalkan Thea

“Ah bodo amatlah” Ucap Thea lalu menlanjutkan pekerjaannya.

Rania langsung melenggang masuk ke kamar Gibran, Gibran yang ingin istirahat terkejut melihat Rania yang tiba-tiba sudah ada di kamarnya.

“Sayang, kok kamu ada di sini ?” Tanya Gibran

“Memangnya kenapa ? Gak boleh yah ?, perasaan gak pembantu gak kamunya sama saja bikin kesal” Ucap Rania

“Pembantu ? Maksudnya bi Darti ?” Tanya Gibran

“Bukan, itu pembantu baru kamu. Masa aku gak boleh masuk karena ganggu kamu istirahat” Jawab Rania

“Oh yang itu, ya sudah kamu mau apa datang ke sini ?” Tanya Gibran

“Sayang uang aku udah habis buat perawatan di salan demi kamu” Jawab Rania manja

“Ya sudah nanti aku transfer ke kamu ya” Ucap Gibran

“Terima kasih banyak sayang, makin cinta deh sama kamu” Kata Rania lalu mencium bibir Gibran

“Sayang kamu kok gak pecat pembantu si4lan itu, gara-gara dia kamu masuk rumah sakit” Lanjut Rania

“Biarkan saja, lagian dia sudah dapat hukuman dariku” Jawab Gibran

“Oke kalau gitu, tapia was saja kamu kalau ke cantol sama pembantu itu” Ucap Rania

Gibran langsung tertawa mendengar celotehan kekasihnya itu.

“Mana bisa aku berpindah hati sama yang lain, dari dulu kamu adalah wanita satu-satunya yang mengisi hati aku” Jawab Gibran

“Alah gombalnya, sayang kita jalan-jalan yuk bosen aku di apartemen terus” Ajak Nabila

“Baiklah tunggu sebentar ya” Ucap Gibran

Lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

“Ayo” Ajak Gibran lalu menggandeng tangan Rania

*****

Saat turun dari tangga, Gibran tidak sengaja berpapasan dengan Thea.

“Hey pembantu si4alan, mau kemana kamu ?” Tanya Rania

“Maaf nama saya Althea bukan si4lan namanya mbak” Jawab Thea

“Berani yak amu sama aku ?” Tanya Rania lalu menjambak rambut Thea

Gibaran yang melihat itu hanya diam tanpa meleraikannya.

“Jangan coba-coba kamu melawan aku ya” Sarkas Rania lalu mendorong Thea hingga terjatuh

“Sudah yu sayang, ngapain kamu ngurusin dia buang-bunag waktu saja” Ucap Gibran

“Ya kamu benar sayang, ayo kita pergi” Jawab Rania sambil menggandeng tangan Gibran

Setelah mereka pergi Darti menghampiri Thea

“Kamu tidak apa-apa nak ?” Tanya Darti

“Saya tidak papa bi, sudah biasa juga saya di perlakukan seperti ini jadi saya tidak heran lagi” Jawab Thea

“Nona Rania memang begitu nak, kami di sini tidak suka sama dia. Tingkahnya itu seperti nyonya rumah ini saja” Ucap Darti

“Iya, sok cantik banget padahal tidak ada apa-apanya jika di bandigkan cantiknya sama kamu The” Ucap Maid yang lain yang lebih muda

“Cantik karena sudah oprasi plastik” Ucap yang lain

“Sudah ah, akum au keluar dulu bosan aku di sini. Mumpung paduka raja tidak ada di rumah” Kata Thea

“Siapa paduka raja ?” Tanya Darti

“Paduka monyet bibi” Jawab Thea sambil tertawa mmebuat mereka tertawa mendengar celotehan Thea lalu pergi meninggalkan mereka

Setelah berganti pakaian, Thea langsung pergi meninggalkan mansion pribadi Gibran. Thea langsung pergi meninggalkan mansion Gibran, dia langsung pergi ke markasnya tapi sebelum pergi kesana Thea mampir ke supermarket. Saat akan mneuju ke tempat parkir, Thea mendengar suara orang yang sedang berkelahi. Thea yang penasaran langsung mendekati tempat tersebut.

“Wah hebat juga ibu-ibu itu” Ucap Thea

“Tapi mereka tidak seimbang, masa ibu itu sendirian sedangkan mereka banyak. Ah dasar preman kelas bawah, yang beraninya keroyokan kayak emak-emak” Lanjut Thea yang terus mengamati perkelahian itu hingga ibi-ibu itu terjatuh hingga ada seseorang yang akan menusuk dia dengan sebuah pisau dari belakang.

Dengan cepat Thea menendang orang tersebut hingga terpental jauh, lau mendekat kepada ibu-ibu itu.

“Ibu tidak papa ?” Tanya Thea sambil membantu ibu itu berdiri

“Saya tidak papa cah ayu, terima kasih sudah menolong saya” Jawab Ibu itu

“Iya, sama-sama bu” Ucap Thea

“Entahlah saya juga tidak tahu siapa mereka, tiba-tiba mereka datang dan ingin mencelakai saya” Jawab Ibu itu

“Hei, siapa kamu ? Kenapa kamu ikut campur urusan kami ?” Tanya Preman

“Aku tidak akan ikut campur, jika kalian semua tidak membuat keributan di daerah sini” Jawab Thea

“Lebih baik kamu pergi saja, tidak usah sok pahlawan kesiangan” Ucap Preman

“Ya sudah kalau begitu, ayo bu kita pergi saja” Ajak Thea lalu menggandenga tangan wanita itu

Ketua preman itu tidak terima langsung menyerang keduanya, hingga perkelahian pun terjadi kembali.

“Ayo bu kita bermain-main sama tikus got ini” Ucap Thea membaut ibu-ibu itu tertawa dengan ucapan Thea

Dengan lihat Thea menyapu bersih mereka semua dalam hitungan menit, hingga para preman tersebut lari terbirit-birit menuju ke mobil mereka sampai keduanya tertawa melihat itu.

“Kamu hebat cah ayu, ibu salut sama ilmu bela diri kamu. siapa nama kamu ?” Tanya Ibu-ibu itu

“Nama saya Thea bu” Jawab Thea

“Nama yang cantik sama seperti orangnya” Ucap Ibu-ibu itu

“Perkenalkan nama saya Nabila” Ucapnya

Ya, wanita yang di tolong oleh Thea adalah ibu mertuanya sendiri yauitu ibunya Gibran.

“Siapa mereka bu ? Apa ibu kenal sama salah satu dari mereka ?” Tanya Thea

“Ibu tidak mengenalnya, mungkin mereka suruhan lawan bisni dari suami itu atau bahkan musuh anak saya” Jawab Nabila

“Oh begitu, saya permisi dulu ya bu” Ucap Thea lalu mencium tangan Nabila

“Ini nih calon mantu idaman sudah baik, cantik, plus pintar bela diri lagi” Gumam Nabila

“Lebih baik aku ke mansion Gibran saja” Ucap Nabila dan belalu menuju ke mansionnya Gibran

Setiba di sana, Nabila di sambut oleh seseorang yang tidak dia suka, siapa lagi kalau bukan Rania.

“hallo tante, apa kabar ?” Sapa Rania

“Ngapain kamu ke sini ?” Tanya Nabila tanpa menjawab pertanyaan Rania

“Aku dan Rania habis jalan keluar ma” Jawab Gibran yang baru turun dari kemarnya

“Memangnya gak ada asisten yang bisa masakin kamu di sini, sampai-sampai makan di luar ?” Tanya Nabila

“Asisten yang masak sudah aku pecat, lagian aku cari makanan yang lain di luar” Jawab Gibran

“Alasan” Ucap Nabila sewot

Saat akan duduk, Gibran tidak sengaja melihat lengan mamanya terluka.

“Mama, tangan mama berdarah. Sini aku obtain, bagaimana bisa mam terluka ?” Tanya Gibran

“Tidak usah, biar mama obtain sendiri saja. tadi saat di depan mall mam di serang sama preman dan untungnya ada gadis cantik yang menolong mama” Jawab Nabila

“Mereka ingin merampok tante ?” Tanya Rania

“Sepertinya tidak, mereka seperti hanya ingin mencelakaiku saja. tapi entahlah mereka itu suruhan siapa ? Apa motifnya ? Apa mereka lawan bisnis mama, papa kamu atau mungkin lawan bisnis kamu Gib” Jelas Nabila

“Mulai sekarang mam harus ada bodyguard yang menjaga mama, aku tidak ingin mama di serang lagi” Ucap Gibran

“Tidak usah, mam bisa jaga diri mama sendiri dan kamu tidak usah khawatir” Jawab Nabila

Tak lama asisten rumah tangan mereka datang menyuguhkan minuman.

“Permisi nyonya, silahkan di minum airnya” Ucap Darti

“Terima kasih bi, oh iya kalau di sini ada koki yang sudah di pecat ? Terus siapa yang masakin Gibran ?” Tanya Nabila

“Nyonya tidak usah khawatir, sekarang ada pembantu baru yang khusus masakin tuan muda” Jawab Darti

“Ya sudah kalau begitu, apa sekarang ada makanan di dapur bi ?. Saya mau makan” Ucap Nabila

“Ada nyonya, biar saya siapkan” Jawab Darti

Nabila pergi ke dapur, Darti langsung menyiapkan makanan di meja makan. Tidak lama semua menu sudah tersedia di sana.

“Silahkan nyonya” Ucap Darti

“Wah, sepertinya enak sekali bi. Ayo kita makan bersama” Kata Nabila

“Tidak usah nyonya, saya baru saja makan siang bareng yang lain” Tolak Darti sedangkan Nabila hanya mengangguk

Saat mencobanya, Nabila sangat terkejut dengan rasa makanan yang masuk ke mulutnya.

“Wah bibi, ini makanannya enak sekali. Ini bibi yang masak ?” Ucap Nabila

“Bukan saya nyonya, itu masakan nak Thea. Dia pembantu baru di sini” Jawab Darti

“Saya ingin bertemu dengan dia sekarang, tolong panggilkan dia” Titah Nabila

“Mohon maaf nyonya, nak Thea sedang pergi keluar katanya mau beli sesuatu” Jawab Darti

“Sayang sekali, ya sudha kapan-kapan saja saya bertemu dengan dia. Tapi juju bi, ini rasanya enak sekali tidak kalah dengan masakah restoran” Ucap Nabila

“Iya nyonya, dia selain pintar masak. Dia juga sangat rajin beres-beres rumah. Saya juga sakut sama dia, padahal umurnya baru 18 tahu” Jawab Darti

“Masih muda bengat, ya bi” Ucap Nabila

“Iya nyonya” Jawab Darti

*****

Di ruang tamu, lagi-lagi Rania kesal dengan mamanya Gibran karena dia terus di cuekin dan di tambah kesal karena preman yang dia bayar untuk mencelakai Nabila gagal total.

“Kamu kenapa sayang ? sudah gak usah di pikirkan soal mama, mama hanya belum tahu siapa kamu yang sebenarnya” Ucap Gibran

“Iya sayang, aku akan berusaha untuk mendapatkan hati mama kamu. ya sudah aku pualng dulu” Jawab Rania

“Ya sudah, hati-hati di jalan ya sayang” Ucap Gibran

“Iya sayang” Jawab Rania lalu pergi dari rumah Gibran

Tak lama Nabila datang ke ruang keluarga, dan melihat Rania sudah pulang.

“Akhirnya pulang juga itu ulat bulu” Ucap Nabila

“Mama kenapa sih benci banget sama Nabila ?, di aitu baik banget ma. Dia ingin dekat sam mama tapi mama selalu saja bersikap cuek padanya” Ujar Gibran

“Mama sampai kapan pun tidak akan mau memiliki menantu liar seperti dia, Gibran kamu coba sekali saja dengerin ucapan mama. Kalau kamu tidak percaya sama mama tidak apa-apa, tapi lalau bisa kamu selidiki sendiri ucapan mama ini benar atau salah. Kita bikin perjanjian saja Gibran, kalau ucapan mama salah mama akan menyetujui kamu dengan Rania. Tapi jika omongan mama benar, maka kamu harus mau mama joodhkan dengan wanita pilihan mama. Bagaimana kamu setuju atau tidak ?” Kata Nabila

“Baiklah aku setuju ma” Jawab Gibran

“Ya sudah, mama mau pulang dulu. Oh iya, keputusan kamu memecat koki kamu sudah benar. Karena mama sudah mencicipi masakan pembantu baru kamu, dan ternyata masakannya sangat enak” Ucap Nabila, Gibran hanya mengangguk

“Gibran antar pulang mama, ya ?” Tanya Gibran

“Tidak usah, mam bisa pualng sendiri. Lagian mama bawa mobil sendiri, sekalian mau ke jalan-jalan dulu sebentar” Jawab Nabila lalu pergi meninggalkan mansiom anaknya

Setelah Nabila pualng, Gibran langsung memanggil Thea tapi beberapa kali dia panggil tidak ada sahutan.

“Bi kemana wanita itu ?” Tanya Gibran

“Na Thea lagi keluar tuan muda, katanya mau ada yang di beli sama dia” Jawab Darti

“Ya sudah, kalau dia sudah pulang tolong suruh dia ke kamar saya” Titah Gibran

“Baik tuan muda” Jawab Darti lalu Gibran menuju ke kamarnya

Di kamar Gibran, Gibran kepikiran tentang taruhan dengan mamanya itu.

“Apa benar yang di katakana sama mama ya tentang Rania ? Rasanya tidak mengkin kalau Rania wanita yang buruk, mama pasti mencari alasan saja biar aku menjauhinya” Gumam Gibran

“Tapi kenapa mama sepertinya sangat percaya diri banget denga napa yang di katakannya, mama tidak akan sampai nekad seperti itu kalau tidak ada kebenarannya. Aku harus menyelidiki ini semua, semoga apa yang di bilang mama itu salah” Lanjut Gibran

Lalu Gibran menghubungi seseorang, untuk nyelidiki kebenarannya.