NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: tamat
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri / Tamat
Popularitas:191.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Daddy Membenci Kami

“Pokoknya mami tidak mau tau ya Ar, besok mami mau healing keliling Eropa. Kamu urus keberangkatannya.”

“Oke!”

“Kamu ini loh Ar, harusnya tanya dong kabar mami gimana? Anak anak kamu gimana? Ajak anak kamu main dong Ar! Mami nggak habis pikir sama kamu!”

“Aku sibuk mi”

Oma Inggrid hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan putra satu satunya itu. Perasaan dulu almarhum suaminya Austin Wijaksono tidak pernah bertingkah seperti ini. Entah gen dari mana yang mengalir dalam tubuh Arthur.

“Jangan lupa lo ya Ar, Biem ikut mami. Kamu harus tetap bantu awasi anak anak selama mami tidak disini. Jangan sampai kamu nggak pulang. Mami pecat kamu jadi anak kalau sampai tidak pulang.”

“Mansion terlalu jauh dari kantor mi, aku akan menginap di apartemen”

“Ta….”

“Tidak usah Oma, kami bisa sendiri disini” Ucap Aron dengan getir.

“Jangan keterlaluan Ar, sampai kapan kamu seperti ini huh? mami tidak pernah mengajarkan kamu untuk tidak bertanggungjawab apalagi terhadap anak anakmu sendiri. Apa pernah daddy kamu memperlakukan kamu begini Ar?”

“Mereka sudah ada pengasuh Mi. Apa yang perlu dikhawatirkan. Mami bisa liburan dengan tenang dan Arthur bekerja seperti biasa. Sudahlah… tidak perlu di perdebatkan lagi”

“Oma… pak… maaf saya izin bawa anak anak ke atas dulu. Anak anak sepertinya ingin bermain”

Oma Inggrid mengangguk kecil. “Silahkan sus”

Nesa segera mengangkat piring bekas makan anak anak lalu meletakkannya dalam wastafel. Sebaiknya Nesa mencucinya nanti saja, walau tidak suka membiarkan piring menumpuk namun ada hal yang lebih penting dari sekedar mencuci piring. Nesa sengaja berbohong, anak anak tidak mengatakan ingin bermain. Dia hanya tidak ingin Aron dan Arav mendengar pembicaraan ini lebih jauh. Sejujurnya Nesa sangat kesal, haruskah mendebatkan hal sensitif seperti ini dihadapan anak anak? Apa mereka sama sekali tidak memikirkan mental Aron? Jika dirinya berada di posisi Aron, dia pasti akan sakit hati mendengarnya, apalagi anak sekecil ini. Kalau Nesa punya kuasa, sudah dia pecahkan kepala bossnya itu. Kok ya bisa tidak peka dengan anak sendiri, padahalkan kedua anak itu adalah hasil kemenangan dari dua spermanya yang meraih juara diantara jutaan sperma miliknya yang lain. Yang mengeluarkan juga dia kok, tidak ada yang memaksa. Harusnya bisa tanggung jawab dong.

Nesa meletakkan Arav di box bayi. Karna sudah kenyang bayi itu sama sekali tidak rewel. Dia sibuk mengoceh sambil menggigit teether miliknya. Rupanya kemarin Arav rewel karena sedang tumbuh gigi. Sekarang gusinya mungkin gatal, Arav sedang aktif aktifnya menggigit benda disekitarnya. Sayang teether sudah sedikit patah dibagian pegangannya. Kapan kapan Nesa akan membeli teether baru untuk Arav.

Sejak pembicaraan tadi pagi Aron tidak mau bergerak seinci pun dari tempat tidur. Anak itu menutup diri dengan selimut, Nesa tau Aron sedang tidak baik baik saja sehingga membiarkannya untuk menenangkan diri.

“Kak Aron… Sus hampir lupa, kemarin kita berjanji untuk menempel gambar kakak di dinding kamar. Bagaimana kalau kita melakukannya sekarang kak?”

“……..” hening

Meski tidak ada jawaban, Nesa yakin Aron tidak sedang tidur.

“Kak Aron sedang kecewa ya?”

“…….”

“Tidak apa apa kalau Kak Aron kecewa, dulu juga sus pernah merasakan apa yang Kak Aron rasakan. Rasanya sangat tidak enak, bahkan sus sempat benci loh sama papanya sus. Papa kita memang sangat menyebalkan ya.” Nesa duduk di ranjang sebelah Aron.

“…….”

“Sus izin buka selimutnya ya”

Nesa membuka selimut Aron dengan perlahan, Aron memutar kepalanya kearah lain. Nesa memberanikan diri mengelus kepalanya, anak itu tidak menolak.

“ Kak Aron tau tidak? Meski daddy terlihat kesal, tapi daddy sayang kok dengan kakak dan adik.”

“Tidak, kamu berbohong! daddy benci pada kami” Aron berteriak penuh kemarahan. Anak itu rupanya menyimpan amarah yang dalam. Tangis yang sudah coba ditahan pun akhirnya pecah juga.

Nesa mendekap tubuh Aron, mencoba memberikan ketenangan.

“Kak…. Coba lihat sus, sus dipanggil kerumah untuk menjaga kalian dengan baik. Daddy kalian bekerja supaya bisa memberikan kakak dan adik kehidupan yang baik. Selain itu daddy kalian juga harus menggaji banyak karyawan di perusahaan dan rumah ini termasuk sus, Biem dan juga security. Kalau daddy tidak bekerja keras dan tidak pergi ke kantor siapa yang akan memberikan kami gaji? Orang orang akan kehilangan pekerjaan dan tidak bisa makan. Kasihan kan mereka, walau daddy sibuk tapi Aron juga harus bersyukur diberikan hidup yang layak dan berkecukupan. Aron dan adik punya daddy yang hebat, kelak kalian juga akan jadi anak yang hebat seperti daddy” Ucap Nesa setelah Aron mulai tenang.

Nesa memang paling bisa mengarang cerita, pokoknya jangan sampai Aron dendam pada ayahnya sendiri. Dendam bisa jadi boomerang untuk dirinya sendiri di masa depan. Nesa tidak iklas kalau anak asuhnya tumbuh dalam dendam, kalau ayahnya biar saja, terserah.

“Hiks… hiks… hiks… tapi mengapa daddy tidak mau memeluk kami? Daddy juga tidak pernah bermain dengan kami, beda dengan daddynya orang orang”

“Hmmm…. Begitu ya. Kalau begitu apakah Aron pernah meminta daddy untuk memeluk kalian? Mungkin Daddy kalian lupa karna terlalu sibuk. Lagi pula mana ada ayah yang menolak memeluk jika memiliki putra yang lucu seperti kalian”

Aron terdiam, lalu menggeleng.

“Bagaimana kalau nanti saat daddy pulang kerja kalian minta pelukan pada daddy?”

Terlihat keraguan dalam diri Aron. Sebenarnya Nesa juga tidak terlalu yakin akan ide ini, akan tetapi tidak ada salahnya mencoba. Nesa tidak boleh hanya menilai dari satu sisi, barang kali ayah mereka juga punya alasan kenapa menjauhi anaknya sendiri.

“Tidak usah takut, sus berjanji akan menemani kalian oke”

Aron mengangguk

“Sekarang Kak Aron sudah merasa lebih baik?”

“Ya”

“Kelak saat kakak merasa sedih, kakak bisa ceritakan pada sus atau oma. Jangan menyimpannya sendiri kak. Kak Aron harus hidup dengan baik dan bahagia”

“Sok tau”

Mood Anak ini sepertinya sudah membaik, nada bicaranya sudah berubah seperti biasa. Nesa terkekeh pelan.

“Satu lagi kak, dimasa depan jangan pernah lupa tiga kata ajaib ini dimana pun Kak Aron berada. Tolong saat ingin meminta bantuan, maaf saat melakukan kesalahan dan katakan terimakasih saat menerima bantuan. Kak Aron juga harus mengajarkan itu pada adik nanti, adik belajar dari apa yang kakak lakukan.”

Aron terdiam, “Kakak bisa melakukannya?”

Aron mengangguk pelan “Ya”

“Good job kak,” Nesa mengacak pucuk kepala Aron gemas.

‘Tumbuhlah dengan baik’ Hati Nesa yang setipis dompetnya itu jadi mellow.

“Sekarang kita gunting terlebih dahulu gambarnya, supaya nanti bisa langsung ditempel di kamar kakak. Setuju?”

“Setuju”

“Let’s gooooooo”

Mereka sudah selesai menggunting gambar, selain menggunting mereka juga membuat beberapa hiasan kertas berbentuk transformers kesukaan Aron. Hari ini Nesa mengajak anak anak untuk produktif dimulai dari menggambar, memasak bersama dan membuat susu. Aron hebat, sudah bisa melakukannya sendiri. Selain itu Nesa mengajari Aron untuk meletakkan baju kotor di keranjang pakaian kotor. Belajar dari hal hal kecil untuk melatih anak mandiri. Kedua anak itu tampak senang dan bersemangat.

1
Ghiffari Zaka
waah sungguh perjuangan yg menguras tenaga ya sus...tp ttp semangat pasti nnt hasilnya memuaskan🥰🥰🥰
imhe devangana
tdk james atau pun asisten Arthur merasa akan kiamat dunia saat arthur mengucapkan kata keramat "terima kasih"
Nasiati
makin seru. tu ceritany👍
Ghiffari Zaka
semoga nesa bs takhluk kan Aron dech....biar se dan bs ma BPK jg🤭🤭
Ghiffari Zaka
duh Oma...tega bangt sm ank sendiri...tenang Oma nnt di buat jinak kok sm sus nesa🤭🤭🤭
Titik Kristina
Lumayan
Ghiffari Zaka
uuuuhhhh....sus paket komplit dech🥰🥰🥰
Ghiffari Zaka
GK perlu seragam lah nes.....,daster aja,biar nnt papa nya ank2 jg suka😬😬😬
Ghiffari Zaka
mau Oma...AQ mau dech...tp tambah LG ngasuh papa nya ank2 ya...🤭🤭🤭
Ghiffari Zaka
wuih baiknya mereka ...pasti nesa kerasan nnt,tinggal taklukkan Aron sm bpknya😬😬
Ghiffari Zaka
waaah ..awalnya ngasuh ank,lm2 ngasuh BPK nya jg😬😬😬
Ghiffari Zaka
duh dramatis bngt si nesa ini,biem jg gaul ternyata🤭🤭🤭
Ghiffari Zaka
asyik jg Thor ceritanya tp kurang percakapannya thor🙏🙏
Ghiffari Zaka
iZhin mampir thoor🙏🙏
Triris Nolaifah
hahaha suka bgt pas di ep ini kaget karna ada kata kata sinamot aku yg orang Batak seneng bgt akhirnya dpt novel yg ttp batak
Ratih Tupperware Denpasar
akhirnya tamat.. mks kak sdh menghibur dng cerita wanita kuat dan bijak/Pray//Pray/. BTW cerita tentang mafia yg dihapus akan dilanjut lagi ga kak? seru lho
Ratih Tupperware Denpasar
mami nesa selalu berpikir beli tanah, sdh berapa hektar tanahnya mi?
minsy
dari semua eps baru kali ini nangis bangett sakitnya nembus layar bayangin anak sekecil itu disalahin sama bpknya sendiri,kenapa jadi arthur berasa bpk tiri/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
darsih
Arthur makin buncin SM nesa
nesa makin sahang SM arthur
Putusri Martini
ceritanya menarik 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!