"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.
Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
"Kamu bisa masak?"tanyaku pada Nathan,kami didapur saat ini.Aku tidak tahu di mana pak Will dan Rena.Semoga saja mereka tidak tiba-tiba muncul.Aku tidak ingin ada drama sekarang,aku hanya ingin makan sekarang.
Btw Nathan menggendong ku dari kamar tadi.
"lebay sekali bukan?
padahal kakiku hanya tergores kaca,tidak lumpuh.
"Serahkan semua ke Nathan"Ucapnya sambil tersenyum percaya diri,dari lagaknya dia seperti sudah jadi koki handal saja.Aku jadi penasaran bagaimana rasa masakan anak asuhku ini.
Nathan memakai Apron,dia sungguh terlihat makin tampan.Tapi tunggu?kenapa dia nampak senang menikah denganku?Apa malam itu dia tidak terpaksa untuk menolong ku?dia suka rela melakukan itu?
Apa benar yang di katakan Rena jika Nathan menyukaiku?Aku akui sejak dulu dia memang suka padaku.Tapi hanya sebagai pengasuh.Aku tidak yakin dia benar-benar mencintai ku.Lihatlah wajah tampannya,dia akan mudah sekali mendapatkan wanita muda di luar sana.Mana mungkin dia suka padaku?
Aku terus menatap Nathan, ternyata dia begitu lihai memasak.
"sejak kapan kamu bisa masak?"tanyaku pada Nathan
Dia dulu anak yang sangat manja,makan saja minta disuapi,bahkan sampai dia lulus SMP.
"Sejak mavi pergi dari sini,aku juga ikut kabur dari rumah,aku marah dengan papa dan meminta papa untuk membawa mavi kembali,mavi tahu aku hampir satu bulan tak pulang tapi papa santai-santai saja,dia tak mencari ku"
Wajah Nathan nampak sedih,dia pasti mengira papanya tidak perhatian padanya.
"Pak will pasti sudah menyuruh orang untuk memata-matai kamu?Tidak ada ayah yang tidak hawatir pada anaknya"Ucapku.
"Mungkin begitu"
"Memangnya kabur kemana?"
"Ke rumah Arka lah Mavi,mau kemana lagi?"
Aku rasanya ingin tertawa saja,ya mana mungkin Pak Will hawatir Nathan pergi,jika dia kaburnya ke rumah Arka?ayah mereka saja sahabatan.
"Itu namanya bukan kabur tapi pindah tidur"Kekeh ku.
"Kabur membawa berkah mavi,lama dirumah Raka aku jadi ikut-ikutan kayak dia suka bantu Tante Yani masak"
"Ohhh"
"Sudah jadi mavi,nasi goreng ala Nathan,cobain mavi" ucap Nathan.
Dia mengarahkan sendok kearah ku.
"Aku bisa makan sendiri"tolak ku
namun seperti biasa keluarga Will memang pemaksa,Nathan tak mengizinkan aku mengambil sendok di tangannya.
"Enak nggak mavi?" tanya Nathan penasaran.
"Biasa aja"
"Masak sih mavi,,padahal bumbunya udah lengkap,biasanya enak kog"
Nathan berwajah muram,dia terlihat sedih.Mungkin karena merasa masakan dia gagal ya?tapi aku tidak bilang tidak enak,Nasinya memang biasa saja.
"Kalau begitu nggak usah di makan Mavi,Nathan pesankan Nasi goreng spesial langganan Papa saja ya?pasti enak di sana"Ajal Nathan.
Aku langsung mencegah Nathan melakukan itu.
"Nggak usah sedih Den,Nasi gorengnya enak kog,tadi cuma Ngeprank Den Juju supaya nggak minta nasi ini"Ucapku sambil meraih piring Nasi goreng itu.
"Coba saja kalau tidak percaya?"
Bukannya memakan nasi yang aku ambil,dia justru nyosor tanpa permisi.
Aku sampai melongo dibuatnya.
Aku mendelik tak suka kearah Nathan,aku jadi urung memakan nasi goreng di depanku yang lezat dan menggoda iman untuk dihabiskan ini.
"Di habisin Mavi,atau aku cium lagi"
Aku langsung cepat-cepat menghabiskan Nasi itu.
***
Aku berjalan berniat mencuci piring dan alat lain yang di gunakan memasak tadi.
"Nathan saja Mavi"
"Tidak apa-apa cuma sedikit"
Aku terkejut sekali saat Nathan juga ikut nimbrung di sebelahku.
"Aku saja,kamu sudah masak tadi"
"Kaki Mavi masih sakit,Aku bantu"
Aku membiarkan Nathan mengambil sabun cuci piring di sampingku.
Namun bukannya mencolokkan sabun itu ke Piring,Nathan justru mencolek busa sabun ke hidungku.
"Den!"
aku melotot menatap nya.
"Apa-apaan dia?hidungku jadi kotor"
aku lalu membalas perbuatan Nathan.
Aku bahkan tak hanya mencolek tapi meraup muka Nathan sabun,hingga wajahnya penuh dengan busa sabun.
Dia kembali mencoba mencolek wajahku namun aku menghindar.Kami seperti anak kecil yang bermain busa sabun,dapur sampai basah semua karena ulah kami.
Aku jadi ingat masa-masa bahagia kami dulu,Nathan sering sekali menjahili ku seperti ini,kami saling melepas tawa.
***
Keesokan harinya aku membuka mata,tak ada Nathan disampingku,Aku mulai membersihkan diri,sholat dan langsung turun kebawah.
Aku senang karena banyak pelayan disini yang aku kenal.
hebat juga mereka yang sudah setia dengan pak will.
"Butuh apa non"ucap Neni padaku.
Aku menatap kesal pada Neni,padahal dia sahabat ku saat aku menjadi Pengasuh Nathan.
"Nen ini aku,Novi"Ucapku tidak percaya.
"Maaf Non apa ada yang bisa saya bantu?"Ucapnya lagi.
"kamu anggap aku apa sih Nen?"kesal ku padanya aku ingin diperlakukan sama seperti dulu,sebagai sahabat nya,bukan seperti ini.
Neni melihat raut kecewa di wajahmu,dia terlihat melihat kanan dan kiri lalu dia menghambur memelukku.
"Aku kangen banget sama kamu Novi,kamu apa kabar?maaf Bu Yuli nggak memperbolehkan kita bersikap sama dengan kamu,kamu udah jadi nyonya disini jadi kami harus jaga sikap"
Bu Yuli adalah kepala pelayan di sini.
Sumpah nov aku kaget banget saat kamu kesini lagi dan udah jadi istri den Nathan.Padahal dulu kamu kan Deket sama Pak William.Tapi aku sudah duga sih,Semenjak kamu pergi Den Nathan selalu ngamuk nyariin kamu,aku kira Den Nathan sudah lupa sama kamu,nggak tahunya di cariin Sampek ke kampung,dia pasti sayang banget sama kamu,sampai langsung ceritain dong gimana bucin nya den Nathan?"ucap Neni histeris
"Ayo kekamar aku"pintaku pada Neni,,aku ingin curhat dan menceritakan semuanya dengan dia,,,
"Nggak nov..aku takut dimarahi Bu Yuli,,kamu tahu kan dia galak banget bisa dipecat aku sama dia"
"Nanti aku balas marahi dia aja,,,ayok lah neni,,"
"Aku izin mbak Yuli dulu ya?" ucap Neni padaku
"Nggak usahlah,,,ayok"
Aku memaksa Neni naik kekamar ku,,lebih tepatnya kamar nathan,,
langkahku terhenti saat melihat Rena keluar dari kamar pak wil dengan wajah memerah dia mengipasi wajahnya seperti cacing kepanasan,,
"Sedang apa dia dari sana?"batinku
"Rena.."panggil pada Rena,,Rena memang ikut denganku,,Nathan menjanjikan dia berkuliah dijakarta gratis,,
Ya iya lah gratis yang punya kampus papanya,,,
selain punya banyak mall,pak Will juga menjadi pemilik beberapa kampus terkenal dijakarta,beliau juga punya sebuah rumah sakit elit,,,jadi jangan bayangkan betapa kayanya pak William,
dan saat ini aku menikah dengan ahli waris satu-satunya keluarga ini,,
Kalian tahu ini beban bagiku aku punya punya rahasia besar yang dilakukan keluarga Nathan pada ku,aku akan mencari keadilan disana.
Aku berjalan menghampiri Rena.
"Ngapain kamu?"
tanyaku pada Rena
"nggak papa kog mbak cuma habis lihat burung menari UPS..ee bukan bukan Rena habis nyari burung Rena,,eh salah salah maksud Rena,,Rena lagi nyari barang ya barang Rena yang hilang"
ucapnya gelagapan.
Aku menyerngit menatap curiga pada Rena.
"kamu nggak bohong kan Rena?"
"nggak lah mbak,udah ya Rena kebelet pipis"Rena langsung berlari dari hadapan kami,aku dan Neni sampai saling pandang,merasa ada yang aneh dengan tingkah Rena.
