NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Transmigrasi Menuju Kemanusiaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi / Psikopat / Cinta pada Pandangan Pertama / Reinkarnasi / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang psikopat yang ber transmigrasi ke tubuh seorang gadis, dan apesnya dia merasakan jatuh cinta pada seorang wanita. Ketika dia merasakan cemburu, dia harus mengalami kecelakaan dan merenggut nyawanya. Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Alexander terjatuh ke dalam lubang yang dalam dan gelap, namun dia tidak merasakan sakit atau ketakutan. Yang dia rasakan adalah berada di dalam gua misterius yang menakutkan.

Alexander melihat sekeliling, hanya tembok bebatuan yang dia lihat. Dia menelusuri jalan yang ada di gua tersebut, tapi sudah lama berjalan, dia tak kunjung menemukan jalan keluar.

Alexander hampir menyerah. Tiba-tiba, ada cahaya yang terlihat di kejauhan. Dengan harapan baru, dia bergegas berjalan ke arah cahaya tersebut. Namun, ternyata itu belum berakhir. Kini dia berada di dalam ruangan yang gelap dan sunyi.

Alexander benar-benar menyerah. Apa begitu besar dosanya sehingga dia tak kunjung menemukan jalan keluar?

Alexander merasa lemas dan terduduk pasrah, memeluk kakinya dengan kepala tertunduk.

"Kak Alice."

Alexander tidak bergeming. Ketika dia sudah menyerah, kini ada yang memanggil nama samarannya, lelucon macam apa ini?

"Kak Alice."

Sekali lagi, Alexander mendengar ada yang memanggil namanya. Akhirnya, dia mendongakkan kepalanya. Dia terkejut melihat ada seorang gadis cantik berada di tempat yang sama dengannya.

Alexander menatap gadis di depannya dengan penuh tanda tanya. "Kamu siapa? Kenapa kamu tahu namaku?" tanya Alexander, suaranya masih bergetar.

Gadis itu tersenyum lembut. "Namaku Alice, Kak. Alice Lauren Lee. Bukankah nama panggilan kita sama?" Dia mengulurkan tangan, menanti respons Alexander.

Alexander mengabaikan tangan yang diulurkan dan malah mengajukan pertanyaan lain. "Kenapa kamu ada di sini? Tempat apa ini?" Matanya memandang sekeliling, mencari petunjuk.

Alice menunjuk ke sekitar mereka. "Kita sedang berada dalam alam bawah sadar, Kak." Jawabnya dengan santai, seolah-olah itu adalah hal yang biasa.

Tiba-tiba, Alexander bangkit dari posisinya yang meringkuk dan berdiri di sebelah Alice. "Sebentar, ini maksudnya bagaimana?" Dia menatap Alice dengan intens, menanti penjelasan lebih lanjut. "Apa yang kamu maksud dengan alam bawah sadar? Dan bagaimana kita bisa ada di sini?"

Pertanyaan-pertanyaan itu mengalir deras dari bibir Alexander, menunjukkan rasa penasaran dan ketakutannya yang semakin memuncak.

"Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu, Kak. Disini, aku hanya ingin mengatakan, jika aku tidak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan di sini," kata Alice dengan suara yang lemah. "Aku sudah tidak kuat lagi menghadapi semua ini."

Alexander menatapnya dengan mata yang penuh dengan rasa simpati. "Apa yang kamu inginkan? Apakah kamu ingin aku membantu kamu?"

Alice mengangguk, matanya dipenuhi dengan air mata. "Untuk beberapa waktu, aku ingin menitipkan ragaku kepadamu, Kak. Aku percaya Kak Alice bisa menjaganya dengan baik."

Alexander menatap Alice dengan mata yang penuh dengan rasa penasaran. "Mengapa kamu mempercayai aku?"

Alice tersenyum lemah. "Aku melihat sesuatu dalam dirimu, Kak. Meskipun aku tahu Kak Alice ini sebenarnya seorang pria. Tapi, aku percaya Kak Alice adalah orang yang bisa dipercaya."

Alexander terkejut karena Alice mengetahuinya, namun kemudian dia menganggukkan kepalanya.

"Tolong sayangi ragaku seperti Kakak menyayangi diri sendiri. Aku sudah tidak kuat untuk bertahan. Aku terlalu lemah untuk melanjutkan kehidupan," katanya dengan tatapan sendu.

"Kakak, aku berharap kamu bisa menemukan siapa yang sudah melukaiku, dan aku minta tolong untuk menyadarkan papa, meskipun dia keras tapi sebenarnya dia baik. Papa hanya terpengaruh oleh istrinya, dan satu lagi, tolong urus warisan mamaku, Kak. Aku akan memberikan sebagian ingatanku padamu. Aku harus pergi sekarang. Selamat tinggal," kata dia sebelum menghilang secara tiba-tiba, meninggalkan Alexander dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk menjaga raganya.

"Hei, aku mas-,." Alexander ingin bertanya lebih lanjut, tapi Alice sudah tidak ada lagi di depannya.

Tiba-tiba Alexander merasakan gelombang energi yang mengalir dari tubuh Alice ke tubuhnya. Seiring dengan itu, gambar-gambar dan kenangan mulai muncul di benak Alexander, seperti potongan-potongan film yang terputus-putus. Dia melihat kilas balik kehidupan Alice, mulai dari kenangan manis hingga saat-saat sulit yang dialaminya.

Alexander juga merasakan emosi yang kuat, seperti rasa takut, harapan, dan kepercayaan yang Alice miliki. Semakin banyak informasi yang dia terima, semakin besar pula rasa tanggung jawab yang dia rasakan untuk menjaga raganya dengan baik.

Alexander memahami bahwa dia tidak hanya harus menjaga raga Alice, tetapi juga amanah untuk memenuhi harapan dan keinginan Alice.

Tiba-tiba, Alexander merasa seperti ditarik ke arah sebuah tubuh yang baru. Namun, tiba-tiba,,,

Byurr!

Ketika air dingin menghantam tubuhnya, Alexander terkejut dan refleks. Dia terbangun dari pingsannya dengan napas yang terengah-engah dan batuk-batuk. Air yang membasahi wajahnya membuatnya membuka mata dengan lebar, dan dia memandang sekitar dengan mata yang masih kabur.

Alexander melihat bahwa dirinya berada di dalam ruangan yang gelap seperti gudang, dengan dinding yang kusam dan lantai yang berdebu. Saat dia mencoba untuk mengangkat kepalanya, dia merasa sakit di bagian belakang kepalanya.

Tiba-tiba, dia menyadari bahwa ada suara gelak tawa yang datang dari beberapa anak gadis yang berdiri di sekitarnya. Mereka adalah Sweet Troublemakers, sebuah geng yang terdiri dari 4 anggota yang centil dan suka membuat keonaran "DALAM VERSI MEREKA".

Sisil, Cindi, Luna, dan Amel adalah nama-nama yang akrab di kalangan mereka. Dengan sifat centil dan percaya diri, Sweet Troublemakers dikenal sebagai geng yang suka menambahkan bumbu ke dalam kehidupan sehari-hari.

Dari sini kita panggil Alexander "Alice" yah, agar enak dibaca.

Mereka sedang menertawakan Alice dengan senyum sinis di wajah mereka. Alice menatap mereka dan mencoba untuk berdiri, namun dia merasa pusing dan sakit kepala yang hebat, sehingga harus bersandar pada tembok untuk menahan diri agar tidak jatuh lagi.

Alice memandang mereka yang menertawakannya dengan mata yang muram. Dia tidak suka dengan nada ejekan di suara mereka. "Apa yang kalian inginkan?" dia bertanya dengan suara yang tegas, mencoba untuk menutupi kelemahan dirinya.

Mereka berempat berhenti tertawa, dan Amel melangkah maju. "Kita hanya ingin melihat apakah kamu masih hidup atau tidak," katanya dengan senyum sinis. "Ternyata kamu masih cukup kuat untuk bertahan."

Alice memandang mereka dengan curiga. "Apa yang kalian lakukan padaku?" Dia bertanya, mencoba untuk mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Namun, ingatannya masih kabur, dan dia hanya bisa merasakan sakit di bagian belakang kepalanya.

"Apa yang terjadi? Kenapa aku tidak mengingat bagian ini? Ah s1al, kamvret," umpat Alice dalam hati.

Mereka saling menatap satu sama lain, lalu kembali menatap Alice. "Kamu tidak ingat?" Cindi bertanya, dengan nada yang sedikit mengejek. Mereka berempat saling pandang dan kembali tertawa.

Hahaha,,,

"Lihat, dia begitu menyedihkan," kata Cindi dengan nada mengejek.

1
Apis
knp aku ngebayanginya peran alex/alice kaya lucinta Luna ya thor 🤣🤣🤣🤣
LOLLIPOP: Hihi...iyakah?🤭
total 1 replies
Apis
jd critanya alex transgender trs transmigrasi ke tubuh alice yg beneran cewe, baru x ini nemu novel peran utamanya lain dari yg lain 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!