NovelToon NovelToon
HIGANBANA NO FUKUSHU

HIGANBANA NO FUKUSHU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter / Bullying dan Balas Dendam / Sugar daddy
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Setelah orang tuanya bunuh diri akibat penipuan kejam Agate, pemimpin mafia, hidup siswi SMA dan atlet kendo, Akari Otsuki, hancur. Merasa keadilan tak mungkin, Akari bersumpah membalas dendam. Ia mengambil Katana ayahnya dan meninggalkan shinai-nya. Akari mulai memburu setiap mafia dan yakuza di kota, mengupas jaringan kejahatan selapis demi selapis, demi menemukan Agate. Dendam ini adalah bunga Higanbana yang mematikan, menariknya menjauh dari dirinya yang dulu dan menuju kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Help from the Dark Streets

Beberapa hari berlalu. Akihisa dan Miku terus menggali riwayat hidup Dokter Kevin. Sementara itu, Indra mempersiapkan strategi di rumah Akari.

​Di tengah penantian itu, Akari tidak menyia-nyiakan waktu.

​Akari berlatih kendo dengan katana ayahnya di halaman belakang rumah yang tertutup. Ia bergerak dengan kecepatan dan presisi yang mematikan, mengayunkan pedang itu seolah-olah lawannya benar-benar ada di depannya.

​Setelah kendo, ia melanjutkan dengan melakukan workout berat. Push-up, pull-up, dan latihan beban sederhana ia lakukan dengan intensitas tinggi. Walau badannya sudah memiliki bentuk otot dan kuat—hasil dari pelatihan intensif setahun penuh—ia terus mendorong batasnya.

​Akari tahu, melawan jaringan sekelas AgateX membutuhkan bukan hanya kemarahan, tetapi juga kekuatan fisik yang superior.

​Namun, saat memakai pakaian kasual—celana jeans dan kaus sederhana—ia hanya terlihat sebagai wanita remaja yang cantik dan polos. Otot-ototnya tersembunyi dengan baik di bawah kulit mulusnya. Ini adalah penyamaran yang sempurna: musuh hanya akan melihat target yang mudah, bukan seorang Higanbana yang siap melumpuhkan mereka.

​Indra, yang mengamati dari jendela, tahu Akari siap. Mereka hanya menunggu sinyal dari Miku dan Akihisa.

Setelah beberapa jam berlatih, Akari memutuskan untuk beristirahat dan membersihkan diri. Akari pergi mandi, membiarkan air hangat menghilangkan ketegangan ototnya.

​Sementara itu, Indra terlihat sedang bertelepon dengan seseorang di ruang tamu.

​Akari keluar dari kamar mandi, sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Akari mendengarnya samar-samar suara laki-laki yang berbicara di seberang telepon. Namun, suara pria tersebut tidak seperti suara Akihisa—suara ini terdengar lebih dalam dan berwibawa, dengan nada santai yang sama seperti Indra.

​Akari memutuskan untuk menyimak.

​"Ya. Aku butuh penyamaran yang sangat bersih. Tidak ada yang boleh tahu siapa dia," kata Indra ke telepon. "Aku akan mengirimkan lokasinya. Dia akan bergerak setelah jam 2 pagi. Bisakah kau memastikan jalanan itu kosong dan semua mata tertutup?"

​Suara pria di telepon terdengar sangat akrab kepada Indra, seolah-olah mereka sudah berteman lama.

​("Tentu saja, Bung. Untukmu, semua mata akan buta. Aku akan siapkan tim. Siapa targetmu kali ini?") tanya suara pria di telepon.

​"Dokter. Seorang pria yang terlalu tampan untuk pekerjaannya," jawab Indra.

​Akari tidak bisa menahan rasa penasarannya. Ia mendekati Indra, memutuskan bertanya siapa pria itu, layaknya seorang adik yang penasaran.

​"Goto-san, siapa yang barusan Anda telepon?" tanya Akari. "Apakah itu rekan kerja Anda di taksi? Suaranya terdengar sangat... dekat dengan Anda."

​Indra menjawabnya dengan santai dan dingin, tetapi ada sedikit kilatan di matanya.

​"Bukan rekan taksi. Orang itu adalah yang ahli di jalanan malam Shirayuki. Dia mengontrol semua yang bergerak cepat di kota ini," jawab Indra, menyingkirkan ponselnya. "Dan kau akan segera mengetahuinya saat kita bergerak."

​Indra telah memanggil koneksi rahasianya, bersiap untuk mengaktifkan rencana penculikan di jalanan kota.

Waktu terus berjalan, dan tengah malam telah berlalu.

​Tepat jam 1 dini hari, Indra dan Akari bersiaga di depan lokasi yang dicurigai menjadi tempat rutin Dokter Kevin, meskipun mereka belum memiliki rute pasti. Mereka berada di jalanan yang berdekatan dengan Rumah Sakit Internasional Ougon, di tepi Distrik Senja. Mobil BMW M8 Competition Indra diparkir di balik bayangan, tak terlihat.

​Karena Akihisa dan Miku belum ada perkembangan mengenai kebiasaan pribadi Dokter Kevin, mereka berinisiatif bergerak. Indra tidak mau membuang waktu; ia mengandalkan koneksi malamnya untuk memastikan keamanan jalanan dan nalurinya untuk memprediksi pergerakan Dokter Kevin.

​"Kami tidak bisa menunggu lebih lama," bisik Indra kepada Akari, matanya memindai lingkungan yang sunyi. "Pria tampan itu pasti tidak akan tinggal di rumah sakit setelah jam 1 pagi. Dia pasti pergi ke suatu tempat yang sama setiap malam."

​"Apa rencana Anda, Goto-san?" tanya Akari.

​"Kita cari mobil Dokter Kevin, yang terdaftar atas nama Rumah Sakit Ougon. Setelah itu, kita ikuti sampai dia jauh dari pengawasan AgateX," jawab Indra.

​Sementara itu, di kantor polisi, Araya tetap waspada.

​Araya memastikan Akihisa dan Miku tidak teralihkan perhatian mereka dari tugas mencari rutinitas Dokter Kevin. Ia tahu, gerakan Akari dan Indra di lapangan berisiko tinggi tanpa informasi yang memadai.

​Araya mengirim pesan teks kepada Miku dan Akihisa, tanpa menyebutkan keberadaan Akari dan Indra.

​("Fokus pada data kebiasaan pribadi Dokter Kevin. Aku butuh lokasinya di luar jam kerja dalam satu jam ke depan. Jangan terlibat langsung, hanya berikan koordinat.")

​Araya terpaksa menekan timnya karena ia tahu Indra sedang mengambil risiko besar di lapangan.

Indra dan Akari menunggu dengan sabar di dalam mobil hitam yang terparkir di area gelap. Mereka mengamati pintu-pintu di sekitar Rumah Sakit Ougon.

​Tepat pukul 01.15 dini hari, sebuah mobil sedan mewah berwarna perak meluncur keluar dari area parkir bawah tanah rumah sakit.

​Saat Dokter Kevin keluar dari pintu belakang rumah sakit—mengenakan jas mahal, tampak lelah namun tetap sombong—dan masuk ke mobilnya, Indra segera menekan gas.

​"Target bergerak," gumam Indra, matanya tajam. "Dia menggunakan sedan mewah terdaftar. Mobil itu pasti memiliki GPS, tapi kita akan bermain aman."

​Indra mulai melajukan mobilnya dengan mulus, mempertahankan jarak aman di belakang sedan perak itu. Ia memanfaatkan BMW M8-nya yang dimodifikasi untuk kecepatan dan kelincahan.

​Akari duduk tegang di kursi penumpang. Ini adalah mobil yang membawa Dokter Kevin, pria yang bertanggung jawab atas operasi perdagangan organ di gudang itu. Pria yang membuat hidupnya hancur.

​"Dia menuju Distrik Senja," bisik Akari, melihat ke mana arah mobil Kevin.

​"Tentu saja," balas Indra, seringai tipis muncul di wajahnya. "Pria serakah tidak akan pulang ke rumah sampai dia mengunjungi tempatnya bersenang-senang. Kita biarkan dia masuk ke area yang kurang pengawasan. Bersiap, Akari. Permainan baru saja dimulai."

Pengejaran di jalanan menuju Distrik Senja berlangsung singkat. Dokter Kevin mengira dirinya aman, tidak menyadari dirinya sedang diikuti.

​Saat mobil Kevin melambat di persimpangan yang sepi dan remang-remang, tepat saat itu empat mobil Hummer H1 yang besar dan berwarna gelap muncul dari gang-gang samping dan jalanan yang tersembunyi. Mereka bergerak dengan presisi militer, mengelilingi mobil Kevin dari segala arah—depan, belakang, dan kedua sisi.

​Dokter Kevin segera panik dan membunyikan klakson.

​Akari terheran darimana datangnya mobil-mobil besar itu. Operasi ini terasa sangat terorganisir, jauh melampaui kemampuan seorang detektif tunggal atau bahkan seorang gadis pendendam.

​"A-apa itu?" bisik Akari, terkejut melihat formasi pengepungan yang rapi itu. "Apakah itu bala bantuan AgateX?"

​Indra tersenyum, menyalakan lampu sein dan memarkir BMW-nya beberapa meter dari kekacauan itu.

​"Bukan," jawab Indra santai. "Itu bantuan dari temanku. Orang yang ahli di jalanan malam. Aku bilang padanya aku butuh jalanan yang kosong dan semua mata tertutup. Dia memberikan aku panggungnya."

​Pintu mobil Hummer terbuka. Pria-pria besar bertopeng keluar, bergerak cepat ke arah mobil Kevin. Dokter Kevin yang tampan, kini terkunci dalam ketakutan.

​"Dia tidak akan kabur," kata Indra kepada Akari. "Sekarang, kita hanya perlu membawa si Dokter Tampan itu keluar tanpa melanggar terlalu banyak hukum Araya."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!