{ cerita ini lanjutan dari " Tiba-tiba Jadi Gadis Petani" } ....
Tiba-tiba saja jiwa Eleanor di pindahkan ke dunia paralel lain. Ia menjadi gadis miskin yang lemah dan sakit-sakitan. Kedua orang tua gadis tersebut tidak bisa membawanya kerumah sakit karena tidak ada biaya untuk pengobatannya.
.
.
.
"Eh.. dimana aku bukankah aku sedang menikmati hidup mewah ku" gumam eleanor saat ia ia membuka matanya ia sudah berada dalam gubuk reyot..
.
.
.
ini hanya cerita santai tidak banyak konflik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh
Beberapa jam kemudian Leanor sampai di desa, saat dalam perjalanan kerumahnya ia banyak bertemu dengan para penduduk desa yang pulang bekerja dari ladang.
Pukul 18.30 Leanor sampai di rumahnya yang reyot itu. Ibunya sudah menantinya dari tadi dengan wajah cemas, saat mendengar deru motor ia berjalan menuju halaman ternyata memang putri dan putranya yang pulang.
Bastian melihat ibunya, lalu ia berteriak memanggil ibunya. " Ibu...! Kami pulang!"
"Mengapa lama sekali kalian sampai rumah, kalian tidak apa-apa kan, apa terjadi sesuatu?" Kata bu Nining dengan cemas.
"Kami tidak apa-apa bu, jangan khawatir" jawab Leanor lalu ia mematikan mesin motornya sambil mendorong masuk kedalam rumah. Barulah bu Nining sadar bahwa putrinya membawa motor pulang, ia pikir putrinya pulang menyewa ojek, ternyata putrinya sendiri yang membawa motor.
"Lea! Motor siapa yang kamu bawa, sepertinya ini motor baru." Tanya bu Nining kepada Leanor.
Bukan Lea yang tapi Bastian dengan antusiasnya menjelaskan. " Ibu kamu baru sadar ya! Ini memang motor baru, punya kak Lea sendiri sekarang kita juga punya motor." Ucap bastian kepada ibunya.
" Lea dari mana kamu mendapatkan uang untuk membeli motor, kita tidak mempunyai uang sebanyak itu, kamu tidak..! Sebelum bu nining melanjutkan ucapannya sudah di dahului oleh Leanor " ibu! Aku lapar nanti aku jelaskan."
"Maaf!, Ibu hanya khawatir padamu hingga lupa kamu baru pulang, pasti lelah dan lapar cepat istirahat lah di kamarmu, ibu akan menyiapkan makanan untuk, masakan ibu sudah masak dari tadi hanya menunggu kamu." Ucap bu Nining sambil mengajak Leanor ke kamarnya.
"Baiklah, ayah kemana bu, apa belum kerja ini kan sudah malam bu." Tanya Leanor sambil mengikuti ibunya menuju kamar nya.
"Ayahmu menyewa motor kerumah pak kades, karena kami khawatir kamu belum pulang juga, jadi ia berencana menyusul kalian ke kota." Kata bu Nining menjelaskan kepada putri nya.
"Maaf ibu, kami membuat kalian khawatir." Jawab Leanor.
"Tidak apa! Yang penting kalian sudah selamat sampai rumah." Ucap bu Nining lalu ia membuka pintu kamar Lea " masuklah dan istirahat nanti ibu panggil setelah makanan siap."
"Ibu apa perlu aku bantu?" Tanya Leanor menawarkan diri untuk membantu ibunya " tidak usah, ibu hanya mengambilkan makanan untuk kalian, hanya kalian yang belum makan" jawab bu Nining, lalu ia pergi ke dapur menyiapkan makanan untuk anak-anaknya.
Setelah makanan siap, kebetulan suaminya pulang, dengan wajah lesu lalu ia bertanya " mas! Ada apa mengapa kamu terlihat lesu." Tanya bu Nining.
" Pak kades tidak di rumah, jadi aku tidak mendapatkan motornya." Ucap pak Dadang dengan cemas.
"Lea dan Bastian baru saja pulang, jangan khawatir lagi mereka pulang dengan selamat, kamu tunggu di sini aku memanggil mereka untuk makan." Ucap bu Nining tidak menunggu jawaban dari suaminya ia langsung pergi.
Tak lama setelah Lea datang bersama Bastian, lalu mereka makan dengan lahap, walaupun makannya sederhana mereka tetap makan, untuk menghargai usaha ibunya yang sudah capek-capek menyiapkan makanan untuk mereka.
Setelah selesai makan mereka menemui orang tua mereka yang sedang menunggu di ruang depan untuk menunggu penjelasan dari Lea.
"Ayah kamu sudah kembali dari rumah pak kades, maaf telah membuat kalian khawatir." Ucap Leanor lalu ia duduk dekat ibunya.
"Iya tidak apa-apa yang penting kalian sudah sampai dirumah dengan selamat, untung juga pak kades tidak di rumah kalau tidak sia-sia aku menyewa motornya." Kata pak Dadang dengan lega melihat anak-anaknya selamat pulang dan tidak jadi menyewa motor untuk pergi ke kota.
"Pak kades tidak di rumah, memangnya pak kades kemana ayah." Ucap Leanor penasaran dengan kepergian pak kades.
"Saat kembali dari rumah pak kades saya sempat bertanya ke warga sekitar, katanya pak kades mendapatkan kabar bahwa putranya mendapat kecelakaan saat menjalani misi, jadi mereka kerumah sakit militer." Jawab pak Dadang.
"Kecelakaan, kok bisa!apa dia tidak apa-apa!" Jawab Leanor spontan entah mengapa merasa khawatir.
"Itu bukan urusan kita, sebagai sesama warga desa kita cukup mendoakan yang terbaik saja, lalu bagaimana dengan kamu berikan penjelasan tentang motor itu, kami tidak mau kamu bekerja yang tidak-tidak, nak!" Kata bu Nining,
pak Dadang yang membicarakan tentang motor ia teringat tentang motor saat ia masuk dalam rumah ia sempat melihat motor, karena cemas ia tidak memikirkan masalah motor itu, sekarang istrinya membahas tentang itu, tentu ia juga merasa kahwatir tentang putri nya itu.
"Ibu kamu berbicara apa! Kamu tidak percaya dengan putrimu sendiri, mana berani aku merusak diriku sendiri, aku mendapatkan uang itu dengan sah, soalnya aku bermain saham jadi aku menang tender. ibu ayah kamu tahu kan tentang bermain saham." Ucap Leanor menjelaskan kepada ibu nya.
"Iya, kami juga pernah dengar karena anak-anak muda disni juga sering membicarakan tentang itu, tapi malah rugi." Kata pak Dadang.
"Syukurlah kalian tahu tentang itu jadi aku susah lagi menjelaskan nya." Ucap Leanor.
"Memang desa kita memang terpencil dan termiskin tapi juga tidak ketinggalan berita, karena sekarang anak-anak desa sudah banyak bersekolah di kota, mereka pastilah tahulah masalah itu." Kata pak datang lagi.
"Jadi, kamu menang itu memang keberuntungan, setelah ini jangan main lagi karena keberuntungan itu tidak datang dua kali." Ucap bu Nining " kalau ibu boleh tahu berapa uang yang kamu menangkan dan kamu simpan saja uang itu untuk dirimu sendiri."
"Tidak banyak bisa jadi modal untuk membeli tanah dan memperbaiki rumah kita." Kata Leanor santai.
"Apa Kamu ingin memperbaiki rumah, itu adalah uangmu masalah rumah itu tanggung jawab kami." Ucap pak Dadang kepada putrinya, mana mungkin ia mengambil uang putrinya untuk memperbaiki rumah adalah tanggungjawab nya tapi ia tidak becus jadi ayah.
"Ayah, tujuan ku mencari uang memang untuk memperbaiki rumah dan membeli tanah juga mengobati penyakitku, tapi karena keajaiban penyakitku sudah sembuh, jadi hanya tinggal memperbaiki rumah juga membeli tanah. Ibu Ayah jika kita memiliki tanah kita bisa memperbaiki kehidupan kita kedepannya, beli lah lahan kosong untuk berkebun juga sawah menanam padi, kedepannya hidup kita tidak susah lagi ayah ibu." Ucap Leanor menjelaskan semuanya.
"Mas! Dengarkan saja usul Lea kamu beli saja tanah dan sawah atas nama Lea, tidak salah juga kan tabungannya untuk masa depan." Ucap Nining kepada suami nya.
"Iya kamu benar, tadinya aku takut mengambil jerih payah putri kita kalau begitu aku sudah lega." Ucap pak Dadang tercerahkan pikirannya.
