NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Gerojogan Wungu

Cerita kedua putranya, menimbulkan kekhawatiran sendiri bagi Abi. Walaupun terlihat tenang, namun pirikan dan hatinya terasa begitu berisik.

"Bun, Romo mau ke kali Kemuning dulu, ya." Pamit Abi pada akhirnya setelah mempertimbangkan banyak hal.

"Malem - malem gini, Mo? Udah jam sepuluh loh ini, Mo." Sahut Runi yang sudah bersiap untuk tidur.

"Romo gak tenang, Bun. Kayak ada yang mengganjal rasanya." Jawab Abi.

"Yasudah, jangan sendiri ya, Mo. Ajak anak - anak." Kata Runi yang mengkhawatirkan suaminya.

"Sendiri juga gak apa - apa. Gak ada yang akan membahayakan Romo di sini, Sayang." Ujar Abi sambil membelai kepala istrinya.

"Hati - hati ya, Mo." Runi meraih tangan suaminya dan menyalaminya.

"Njih, Sayangku." Jawab Abi yang kemudian mendaratkan kecupan di wajah istrinya sebelum keluar dari kamar.

Abi beranjak ke kamar mandi terlebih dulu untuk berwudhu. Setelah berganti pakaian, ia lalu keluar dari kamarnya dan mengambil senter dari dalam lemari yang ada di ruang tv.

"Mau kemana, Mo? Kok bawa senter?" Tanya Aksa yang kebetulan keluar dari kamarnya.

"Romo mau ke kali Kemuning. Rasanya Romo kok was - was, makanya mau meriksa ke sana sebentar." Jawab Abi.

"Ikut, Mo! Pasti kepikiran, kan? Aku juga soalnya. Tapi lebih ke penasaran sih." Kata Aksa.

"Yasudah, siap - siap. Wudhu sekalian, Le." Titah Abi.

"Eh, mau kemana, Mo, Sa?" Tanya Arsha yang menyembulkan kepala dari balik pintu kamarnya. Ia keluar setelah mendengar suara Aksa dan Romonya.

"Mau ke kali Kemuning." Jawab Abi.

"Ikut juga lah, kalo gitu. Tungguin aku, Mo." Ujar Arsha yang kemudian segera bersiap - siap.

"Wudhu, Nang." Seru Abi.

"Iya, Mo." Jawab Arsha dari dalam kamarnya.

Setelah bersiap, ketiga Bopo Desa Banyu Alas itu pun berangkat ke Sungai Kemuning dengan mengendarai motor.

Sesampainya di sana, suasana begitu sunyi dan gelap. Hanya suara air mengalir dan hembusan angin yang membawa hawa dingin menyapa. Tentu! Di siang hari saja tak ada yang berani mendekati Sungai Kemuning, apa lagi malam hari.

"Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin" Ucap Abi, Arsha dan Aksa hampir bersamaan.

Senter dan lampu emergency yang mereka bawa, cukup membantu sebagai penerangan. Ketiganya pun mulai menyapu pandang ke sekeliling sungai.

"Kayaknya gak ada yang aneh, Mo." Ujar Arsha.

"Kita cari tau dulu." Jawab Abi yang kemudian berjalan ke tepi sungai dan berdiri di aliran air sungai yang dangkal

Aksa dan Arsha pun mengikuti Romonya. Ketiga Bopo yang sudah berdiri di aliran sungai itu, lalu terdiam sambil memejamkan mata.

Tanpa di komando, ketiganya dengan kompak merapalkan bacaan. Bibir mereka terus berkomat kamit berusaha mencari sesuatu di sungai Kemuning yang awalnya berarus kencang tiba - tiba menjadi sedikit tenang. Airnya yang semula dingin menusuk kulit, perlahan menjadi hangat ketika menjilat kulit kaki ketiga Bopo.

Tak terasa, hampir satu jam mereka berdiri sambil merapalkan bacaan sebelum sama - sama membuka mata dan menyudahi kegiatan mereka.

"Gak ada apa - apa, Mo." Kata Aksa yang di jawab anggukan oleh Abi.

"Tapi sepertinya memang ada yang aneh." Imbuh Abi kemudian yang merasa masih ada sesuatu yang mengganjal.

"Mau di ulangi lagi, Mo?" Tanya Arsha.

"Gak usah, besok lagi saja." Jawab Abi. "Ayo kita pulang." Ajaknya kemudian.

Abi bersama dua putranya memutuskan untuk pulang. Ketiganya yang berboncengan dengan satu motor hanya terdiam sepanjang perjalanan. Mereka tampak sibuk dengan pikiran masing - masing.

Sesampainya di rumah, mereka pun langsung beristirahat di kamar masing - masing. Tapi, entah mengapa mereka masih merasa ada sesuatu yang mengganjal hingga membuat tiga Bopo itu sulit untuk tidur.

"Astaghfirullah!" Seru Aksa yang terperanjat.

Ia melihat jam yang menunjukkan pukul dua lewat tiga puluh dini hari. Baru satu jam ia tertidur. Aksa kemudian beranjak dari ranjangnya dan pergi menuju ke kamar orang tuanya.

"Mo... Romo..." Aksa memanggil sambil mengetuk pintu kamar orang tuanya.

"Mo... Romo..." Lagi, Aksa mengulanginya karena tak ada jawaban.

"Ngopo, Sa? (Kenapa, Sa?)" Tanya Arsha yang mendengar Aksa mengetuk - ngetuk pintu.

"Mas ayo ke Gerojogan Wungu, Mas." Ajak Aksa.

Gerojogan Wungu adalah gerojogan yang satu aliran dengan Sungai Kemuning. Sama seperti sungai Kemuning dan Gerojogan Lengkung, Gerojogan Wungu juga tak pernah di kunjungi orang. Hanya orang - orang tertentu saja yang mau datang kesana.

"Ngapain?" Tanya Arsha.

"Aku mimpi ada sesuatu di sana, Mas. Ayo kita kesana dulu." Ajak Aksa dengan memaksa.

"Aku tau, gak akan ada makhluk dan hewan yang bakal macam - macam sama kita di Desa ini termasuk di Grojogan Wungu. Tapi tetep aja ngeri, Sa, kalo kita kesana malam - malam gini cuma berdua." Kata Arsha.

"Iya, sih. Tapi gimana? Romo mungkin baru tidur. Orang di panggilin gak bangun." Jawab Aksa.

"Yang kuat manggilnya, Sa." Kata Arsha.

Aksa pun mengangguk dan memanggil Romonya dengan lebih kuat lagi. Ia pun mengetuk - ngetuk pintu kamar Abi dan Runi.

"Iya, Le." Sahut Abi pada akhirnya. Tak lama, Abi pun keluar dari kamarnya. Tak hanya Abi, Runi juga ikut keluar dari kamar.

"Kenapa to? Ada apa kok panggil - panggil?" Tanya Abi.

"Romo baru tidur, ya? Itu aku mimpi ada yang berbuat sesuatu di Grojogan Wungu, Mo. Tapi gak jelas dia ngapain. Ayo kita kesana, Mo." Ajak Aksa.

"Beneran, Mas?" Tanya Runi.

"Iya, Bun. Ngapain aku bohong sampe ganggu tidur orang serumah." Sahut Aksa.

"Yaudah. Kalian siap - siap, kita lihat kesana." Titah Abi pada dua putranya.

Ketiga Bopo Desa Banyu Alas itu kembali bersiap untuk pergi ke Grojogan Wungu. Sebelum mereka selesai bersiap, terdengar suara pintu rumah yang di ketuk dan ucapan salam. Runi yang paham dengan si empunya suara, langsung berjalan menuju ke sumber suara.

"Waalaikumsalam, Pak." Sahut Runi sambil membukakan pintu.

"Masmu mana, Nduk?" Tanya Pak Karto ketika Runi membukakan pintu.

"Mas di kamar, Pak. Ada apa, Pak? Bapak sakit?" Tanya Runi yang kemudian mengajak Bapak Mertuanya masuk dan duduk di ruang tamu.

"Enggak, Nduk. Itu, Bapak ini ngerasa aneh, hawanya kayak gak enak gitu. Raisoh turu, turu gur lep - lepan wae. (Gak bisa tidur, tidur sebentar bangun - sebentar bangun.)" Jawab Pak Karto.

"Iya itu Mas Abi juga tidurnya gelisah, Pak. Aksa katanya baru tidur satu jam, Arsha yang malah belum tidur katanya." Jawab Runi.

"Do kroso juga, to? (Pada merasa juga, to?)" Tanya Pak Karto.

"Iya, Pak. Mereka bertiga juga tadi ngecek Kali Kemuning sekitar jam sepuluh. Habis itu ya gitu, pada gelisah." Kata Runi.

"Lha ngapain ke Kali? " Tanya Pak Karto. Runi pun menceritakan apa yang di alami dua putranya hingga membuat mereka bertiga pergi ke Sungai Kemuning.

"Terus, apa kata mereka?" Tanya Pak Karto kemudian.

"Gak ada apa - apa, tapi tetap saja rasanya mengganjal kalau kata Mas Abi." Jawab Runi.

"Loh, Akung kok di sini?" Tanya Aksa yang sudah siap. Di susul dengan Arsha dan Abi di belakangnya.

"Mau kemana? Gitu kok gak ngajak - ajak Akung?" Kata Pak Karto.

"Kirain Akung tidur. Kan gak tega mau bangunin Akung." Jawab Aksa.

"Akung gak bisa tidur. Hawanya tu gak enak, makanya Akung terus kesini mau ketemu Romomu. Malah Ibunmu cerita ini." Kata Pak Karto.

"Bapak mau ikut?" Tanya Abi.

"Iyo to, lah." Jawab Pak Karto.

"Dirumah saja to, Pak. Ada aku sama anak - anak kok." Larang abi.

"Dingin lho, Pak. Nanti linu - linu badannya. Di rumah saja, biar Mas Abi sama anak - anak yang kesana." Imbuh Runi yang ikut melarang.

"Gak tenang Bapak ini, Nduk. Tunggu ya, Bapak tak ambil jaket dulu." Jawab Pak Karto yang membuat Runi dan Abi hanya bisa menghela nafas.

Pria berusia delapan puluh tahun yang terlihat masih bugar itu, memang cukup sulit saat di minta untuk diam di rumah.

1
widi
duh meleleh dengernya...soft spoken banget Arsha
syora
alhamdulillah gini,doa disertai usaha
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
🎃
akhirnya mas arsha pecah telor jugak setelah sekian tahun yee kan
kawal sampai halal pokonya mah 😍
Dedes
aduuhh pengen jumpalitan. ternyata rasa itu gak bertepuk sebelah tangan 😍
Dedes
ya Allah mas to the point banget
Arin
Woah..... gercep banget nih Arsha. Mumpung pas ketemu lagi, langsung sat set tanpa ba bi bu lagi nembak mau jadi istri???? 👍👍👍👍
Isda Wardati K
lugas banget sich mas arsha ndak ada romantis2 nya.
Humay Uum
duuuh yg dtembak Rania aku yg senyum2 tooh 🤭salting iih inget ker ngora lah pokoya 🤣🤣
Santi
jdi senyum2 sendiri aku,,🤭
indy
arsha langsung beraksi
Titik Sofiah
tambah up lagi donk Thor..... riques ntar Aksa jodoh a dokter ya Thor....🤭🤭🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
bunda kk
arsha langsung sat set aja😍
Dewi kunti
gak usah lama2 calon mantu bawa plg🤭🤭🤭🤭🤭
Atik Kiswati
yok lnjt neh....
MPit Mpit MPit
mantu mantu mantu..
syora
ya allah mas arsha greget dikit kayak romo tho
sat set git loh,soalnya aku nggak lilo mbk riana diambil org🤭🤭
smoga bisa mncapai halal dan samawa ya
jd greget greget sndiri
Arin
Jodoh memang gak kemana
Dewi kunti
Pepet teruuuuuussss
Santi
udh Deket aja mereka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!