NovelToon NovelToon
Ayo Kita Bercerai

Ayo Kita Bercerai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: N. Egaa

"Ayo kita bercerai.." Eiser mengucapkannya dengan suara pelan. Kalea tersenyum, menelan pahitnya keputusan itu.

"Apa begitu menyakitkan, hidup dan tinggal bersama sama denganku?" tanyanya, kemudian menundukkan kepalanya. "Baik, aku akan menyetujui perceraiannya, tapi sebelum aku menyetujuinya, tolong beri aku waktu sebulan lagi, jika dalam waktu sebulan itu tidak ada yang berubah, maka kita resmi menjadi orang asing selamanya.."

Eiser mengangguk, keputusannya sudah bulat. Bagi Eiser, waktu sebulan itu tidak terlalu lama, dia akan melewati hari hari itu seperti biasanya, dan dia yakin tidak ada yang berubah dalam waktu sesingkat itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

'Semua teka teki ini akhirnya terkuak, dan kebenaran yang menyakitkan ini terpampang jelas di depan mata. Kalea yang sekarang bukanlah Kalea yang aku kenal dulu, dia tidak lagi tersenyum saat bersamaku, tidak lagi nyaman saat bertatapan mata denganku, dan hal yang paling menyakitkan.. dia meninggalkanku di ibu kota tanpa beban, untuk bersama Eiser... apa yang dia katakan? dia ingin memperbaiki hubungannya dengan Eiser? Ah, betapa romantis hubungan mereka, sangat jelas.. Dia Kalea yang palsu!'

Sejak Dyroth mengetahui kebenaran yang pahit, dia merasa sedikit kesal dan marah. Dia kesal karena dia baru menyadari kebenarannya, dan dia marah karena jiwa Kalea bukanlah jiwa yang asli..

Tokk Tokk Tokk.. Suara ketukan pintu.

Dyroth memintanya masuk. Kemudian berbalik badan melihat siapa yang ingin menemuinya sebelum pergi. 'Siapa dia? apa Kalea palsu atau Eiser?' tanya Dyroth dalam hati.

Clek! Suara pintu yang terbuka, di ambang pintu itu terlihat seorang wanita yang tak lain ialah Kalea, dia ingin menemui Dyroth dan menyampaikan sesuatu.

Dyroth tersenyum, tapi kali ini senyumannya terlihat tidak tulus. Dyroth tersenyum untuk terlihat baik baik saja didepan Kalea. "Ada apa ini? Mengapa kau malah menemuiku lagi? padahal waktu itu kau cukup percaya diri, ingin memperbaiki hubunganmu dengan Eiser."

"Benar, aku sedang melakukannya sekarang.. Hanya saja, aku dengar kau mengambil botol racun itu dari pembuangan sampah, untuk apa? mencegah perang? kau tidak menggunakannya untuk sesuatu yang lain kan, Dyroth..?"

Senyum di bibir Dyroth menghilang, kemudian menjadi datar. "Selain mencegah perang.. apa lagi yang bisa aku gunakan dengan botol racun itu?"

"Untuk menyelidiki seseorang?"

Dyroth tertawa kecil, ekspresinya semakin tajam dan dingin. Sangat berbeda dengan pertama kali mereka bertemu sebelumnya. "Siapa yang bisa aku selidiki dengan botol racun itu? Apa kau bisa memberitahuku, siapa orangnya?"

Kalea tidak mundur, dia semakin maju percaya diri. Dia menarik nafas dalam kemudian menghelanya kembali. "Count dan Countess Fransikar.. Kau bisa menyelidiki mereka dengan botol racun itu." jawab Kalea.

"Apa? Mengapa aku harus menyelidiki mereka?"

"Ku rasa botol racun ini dari mereka.." jawab Kalea.

Matanya membulat. Dyroth tidak menyangka Kalea berani mengatakannya terang terangan. Selama ini, Kalea selalu diam dan melakukan apa saja yang diperintahkan ayah ibunya, Dyroth setia menemaninya melakukan perintah itu diam diam.

'Kali ini.. apa yang diperintahkan mereka pada Kalea?'

Dyroth harus menyangkalnya terlebih dulu, karena saat ini.. Dia bukan berhadapan dengan Kalea asli, baginya Kalea didepannya sekarang hanyalah Kalea palsu! Dia mengepal erat tangannya kemudian kembali tenang. "Apa yang terjadi sebenarnya? Sebelumnya, aku dengar kau meminum racun ini dan mengalami koma, namun sekarang kau.. kau bilang aku bisa menyelidiki ayah dan ibumu dengan botol racun ini?" Dyroth menatap Kalea dengan tatapan menyidik.

"Itu.." kalimatnya terpotong.

"Itu memang terjadi, kau tidak bisa menyangkalnya.. lalu apa lagi sekarang? Apa kau ingin menuduh ayah dan ibu kandungmu sendiri?" tanya Dyroth, berhenti sejenak kemudian kembali berkata. "Kalea.. mengapa kau bertingkah seperti orang lain sekarang?" tanya Dyroth.

"Aku tidak menuduhnya, itu fakta!" jawab Kalea cepat.

"Fakta bahwa kau Kalea yang palsu?"

"Kalea yang palsu katamu?"

"Ya, kau bukanlah Kalea yang aku kenal.."

"Tidak. Tunggu dulu, jadi maksudmu.. aku ialah orang yang berbeda?" tanya Kalea dengan nada kesal.

"Benar, kau orang yang berbeda.."

"Bukti. Setidaknya kau menunjukkan bukti padaku!"

"Kalau begitu.." Dyroth mengeluarkan cincin permata dari saku bajunya. "Sentuh cincin permata ini.. Jika kau benar benar Kalea yang asli, permata ini akan bersinar, tapi jika sebaliknya.. kau harus mengakui bahwa kau Kalea yang palsu!"

'Kalea yang asli telah membuat permohonan pada cincin permata ini, hanya orang yang pernah membuat permohonan yang bisa membuatnya bercahaya.. Nah, sekarang.. bisa kita pastikan, bahwa Kalea didepanku ini.. Kalea yang palsu!' monolog hati Dyroth.

Kalea mendekat dan menyentuh cincin permata itu, namun kejadian tak terduga pun terjadi, cincin permata itu juga mengeluarkan cahaya bahkan cahayanya lebih terang dari cahaya yang sebelumnya. Angin bertiup kencang, dan beberapa ingatan terpampang jelas di depan mata.

Ingatan itu berkaitan tentang Count dan Countess yang datang menemui Eiser..

Saat itu, Count dan Countess Fransikar berkunjung ke mansion Eiser. Count menemui Eiser untuk menggugat perceraian mereka kesekian kalinya. "Eiser.. berapa lama lagi kau akan menahan anakku disini? Tolong, bercerailah!" pinta Count.

"Aku tidak menahannya, dia istriku.. sudah sewajarnya seorang istri berada disisi suaminya, dan aku.. tidak mau bercerai." jawab Eiser.

"Dia hanya istri politikmu, Eiser!" tegas Count.

"Aku tidak berpikir seperti itu, bagiku Kalea tetaplah Kalea istriku.. dan sekarang kami sedang menantikan hal yang telah lama kami nantikan bersama, apa kau bisa membiarkannya tetap disisiku?"

"Apa itu? Aku tidak menerima kabar apapun darinya?"

"Kalau begitu mari kita main tebak tebakan sedikit ayah mertua, apa yang aku nantikan selama ini?" tanya Eiser dengan senyuman.

"Aku tidak punya banyak waktu untuk itu, Eiser!"

"Mengapa begitu ayah mertua?" tanya Eiser, berhenti sejenak kemudian kembali berkata. "Seharusnya kau memiliki banyak waktu sekarang, apa kau berkunjung hanya untuk mengatakan hal yang sama setiap kali kau berkunjung kesini?"

"Aku ingin membebaskan anakku, hanya itu!"

"Disini, hidupnya sangat bebas!!"

"Namun.. Dia selalu menangis saat dia sadar telah menikahi musuhnya sendiri.."

Deg! Jantung Eiser seolah berhenti berdetak. Namun dia tetap kukuh dengan pendiriannya. "Musuh? Apa kalian masih menganggapku musuh?" tanyanya.

"Maaf Eiser, tapi.. aku benar benar tidak ingin melihat Kalea hidup berdampingan denganmu.." jawab Count, air matanya nyaris tak tertahankan.

"Apa alasannya?"

"Karena kau, yang merebut tanah kami.."

"Apa?"

Eiser merasa runtuh. 'Aku tidak merebutnya, tapi aku yang membuat Isyarh merdeka.. apa dia akan percaya jika aku mengatakannya?'

"Kalau begitu permisi.." Count pamit

Disisi lainnya, Kalea berpelukan dengan Countess, dia menangis untuk waktu yang lama. Begitu banyak yang dia tanggung sendirian, hidup di negara musuh sangat menyesakkan dada. Di tambah lagi, kini dia sedang hamil anak pertamanya.

Kalea tak sanggup mengatakan hal yang sebenarnya pada ayah dan ibunya. Dia juga tidak menyangka akan mengalami kecerobohan seperti itu. Parahnya lagi, dia sendiri yang mengajak Eiser untuk melakukannya.

Sett! Countess mengulurkan sesuatu pada Kalea.

Kalea pun menyambutnya, kemudian merasa syok saat melihatnya. "Apa ini.. Ibu?" tanya Kalea gugup.

"Ini perintah terakhir Kalea.. lakukan sebaik mungkin."

"Aku selalu menuruti perintah kalian, Ibu." ucap Kalea, memastikan lagi apa yang dia lihat. 'Botol Racun' "Ini.. tapi ini sudah keterlaluan, ini melewati batas, Ibu!"

"Ini yang terakhir Kalea! Hanya kau yang bisa!"

"Aku.. tidak sanggup melakukannya.. Eiser, dia terlalu baik padaku!"

"Dia tidak baik!! Dia tidak baik, Kalea.. Dia berpura pura baik padamu, dia tidak tulus, kau ingat.. dia penjajah yang merebut tanah kita!"

"Ibu.." Kalea takut dan khawatir.

"Lakukan, Kalea. Ini yang terakhir!" ucap Countess dan pergi meninggalkan Kalea yang mulai menangis.

"Apa benar ini yang terakhir?" tangisnya memecah.

Sringgss.. cahaya itu kembali redup dan hilang, Kalea terjatuh dan pingsan didepan Dyroth. Beruntung pria itu segera menahannya, dia begitu syok melihatnya..

'Cahaya begitu terang.. Permohonan macam apa yang dia buat? Aku yakin dia bukan Kalea tapi dia juga bukan Kalea yang palsu.. Apa ini? Apa yang terjadi?'

"Kalea! Bangun Kalea!"

Dyroth merasa bersalah, dia segera menggendongnya dan membawanya ke mansion utama. Dia menyesal telah meragukan Kalea, dia ingin meminta maaf atas sikapnya tadi. "Kalea! sadarlah! Kalea!"

.

.

.

Bersambung!

1
partini
👍
Noorjamilah Sulaiman
permulaan yg Baik....harap2 smpi tamat ceritanya ok....
Nona Egaa: Siap! Pantengin terus ya kak/Rose/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!