NovelToon NovelToon
Celestial Chef's Rebirth

Celestial Chef's Rebirth

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jasuna28

Huang Yu, seorang juru masak terampil di dunia fana, tiba-tiba terbangun di tubuh anak petani miskin di Sekte Langit Suci—tempat di mana hanya yang bertubuh suci kuno bisa menyentuh elemen. Dari panci usang, ia memetik Qi memasak yang memanifestasi sebagai elemen rasa: manis (air), pedas (api), asam (bumi), pahit (logam), dan asin (kayu). Dengan resep rahasia “Gourmet Celestial”, Huang Yu menantang ketatnya kultivasi suci, meracik ramuan, dan membangun aliansi dari rasa hingga ras dewa. Namun, kegelapan lama mengancam: iblis selera lapar yang memakan kebahagiaan orang, hanya bisa ditaklukkan lewat masakan terlezat di alam baka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasuna28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Cinta dan Konspirasi

Senja menyelimuti Kompleks Sekte Langit Suci ketika Nian, Lan’er, dan Master Cang melangkah keluar dari lorong rahasia Pasar Terlarang Neraka Perut. Angin gunung membelai lembut jubah putih mereka, namun udara malam terasa dingin menembus tulang—sisa-sisa aura gelap masih menggantung di sekeliling.

Begitu mereka mencapai halaman utama, sesepuh dan murid berkerumun, menatap dengan campuran lega dan waspada. Gosip tentang “Pengkhianatan Xionglai” telah menyebar cepat—namun kebenaran baru saja terbuka. Kepala Sekte berdiri di panggung batu, wajahnya muram, menunggu laporan.

Master Cang maju selangkah, membungkuk hormat. “Guru, misi sudah selesai. Kami… berhasil melumpuhkan serangan dan mengungkap dalang. Xionglai—”

“Cukup!” potong Kepala Sekte, suaranya bergema. “Aku berterima kasih pada keberanian kalian, namun luka Sekte belum sembuh. Kepercayaan retak. Pengkhianatan seorang sesepuh… menyayat hati murid-murid.” Ia menoleh pada sesepuh lain—wajah mereka lesu atau marah. “Mulai besok pagi, Sekolah Elemen akan dibuka untuk sidang besar: ‘Malam Penghakiman’. Xionglai harus dihadapkan pada hukum suci kita. Dan kalian—kalian yang terlibat—akan menjalani persiapan ritual penjernihan.”

Lan’er meremas tangan Nian. “Ritual penjernihan?” bisiknya. “Apa itu?”

Nian menggeleng, hatinya berat. Ia belum pernah mendengar istilah itu. Di matanya tergambar kilau penyesalan—bahwa demi mencari kebenaran, ia malah menyeret nama Sekte ke pusaran politik.

Malam harinya, Nian beristirahat di asrama murid dengan pikiran berkecamuk. Meja kayunya dipenuhi catatan diagram Culinary Qi dan sketsa artefak retak. Cahaya lampu kristal rempah memantul samar di dinding.

Lan’er duduk di sampingnya, wajahnya pucat. “Nian, aku mendengar… beberapa murid menuduhmu bersekongkol dengan Xionglai. Mereka bilang kau menggunakan ‘Biji Neraka Orugalon’ untuk menjebak sesepuh.”

Nian menatap kosong. “Mereka… mereka salah paham. Aku hanya… aku hanya mencoba mengungkap kebenaran.”

Tiba-tiba, terdengar ketukan pintu. Seorang murid muda, Yue, masuk dengan tergesa. “Ka Nian, ada undangan… dari Dewan Pelindung Elemen. Kau diminta hadir!”

Nian terkejut. Sebuah surat gulung tersemat di meja: segel bergambar lima elemen yang diwarnai kain ungu. Ia membuka gulungan—isi pesan singkat:

“Ka Nian, demi menjaga kehormatan Sekte, kehadiranmu sangat penting di Sidang Besar. Datanglah di Balai Lima Rasa tengah malam. Jangan membawa orang lain.”

Lan’er meringis. “Kau tak boleh sendiri!”

Nian menatap gulungan. “Ini perintah langsung. Jika aku menolak, Sekte bisa menganggap aku berontak.” Ia menghela napas panjang. “Aku harus pergi. Tapi… aku khawatir.”

Lewat lorong berlampu lentera, Nian melangkah sendiri menuju Balai Lima Rasa—ruang sidang berbentuk heksagonal, dengan lantai keramik menampilkan pola lima elemen saling terkait. Di sekeliling, kursi batu untuk anggota Dewan Pelindung Elemen sudah terisi oleh wujud lesu berjurai jubah biru tua.

Di ujung ruangan, tiga kursi tinggi menanti: untuk Kepala Sekte, Utusan Klan Rempah, dan Ketua Pengadilan Kuliner. Namun kursi ketiga kosong, mengisyaratkan pihak netral belum tiba.

Kepala Sekte berdiri, tatapnya dingin. “Ka Nian, kau tahu tuduhan apa yang dialamatkan padamu?”

Nian mengangguk pelan. “Mereka menuduh aku bersekongkol dengan Xionglai untuk mencemari artefak Sekte dengan Qi pahit.”

Utusan Klan Rempah, sosok berkerudung ungu, menambahkan dengan nada sinis: “Kita menemukan sidik Qi kayu dan gelap bercampur pada permukaan artefak. Hanya katalisator rasa seperti Nian yang bisa membuatnya.”

Nian meremas ujung jubah. “Aku membuktikan diriku bersih dalam Pengadilan Bayangan… tapi mereka mengabaikannya.”

Tiba-tiba, pintu samping terbuka: seorang perempuan anggun melangkah masuk—Ketua Pengadilan Kuliner, Madam Xiu, dikenal tegas namun adil. Ia menunduk hormat pada Kepala Sekte, lalu memeriksa Nian. “Ka Nian, Dewan memutuskan kamu perlu menjalani ‘Ritual Penyucian Lima Rasa’ sebelum dakwaan dapat diputuskan. Ritual ini menuntut pengorbanan batin dan ketahanan rasa.”

Di ruang bawah tanah kompleks, sebuah lingkaran besar digambar dengan bubuk lima warna: hijau, merah, cokelat, perak, dan biru. Di tengahnya tergeletak wadah berisi lima hidangan utama: sup kayu muda, bubur api pedas, bubur bumi asam, sari logam pahit, dan ramuan air manis.

Madam Xiu menjelaskan: “Kamu harus mengonsumsi semua hidangan ini berturut-turut, tanpa jeda. Setiap rasa akan menguji tubuh dan pikiranmu. Jika terbukti murni dan tak terkontaminasi gelap, kau akan dibersihkan dari tuduhan. Namun jika gagal, energimu akan terbelah, dan tuduhan akan berubah menjadi hukuman pengusiran.”

Nian menatap sajian itu—aroma setiap rasa menusuk indra: harum kayu, asap pedas, tanah asam, besi pahit, dan manis lembut, bercampur menjadi rangkaian tes terberat.

Ia menarik napas, lalu menyeruput sup kayu muda pertama. Sensasi kesegaran mengalir, Qi kayu menyejukkan perutnya. Kedua, bubur pedas menampar lidahnya dengan gelombang api, ia menahan nyeri sambil memfokuskan Qi api. Ketiga, bubur asam bumi membuat giginya bergetar, namun Qi asam menstabilkan getaran logam di tubuhnya.

Keempat, sari logam pahit menimbulkan rasa getir yang menusuk, memaksa ingatannya melayang ke momen ia terlahir kembali—rasa asing yang menampar jiwa. Ia menelan, bergulat dengan efek gelap, mencoba menyalurkan Qi kayu dan api untuk menetralkan.

Kelima, ramuan manis air memeluknya seperti pelukan ibu—memberi kekuatan terakhir. Ketika perutnya penuh, ia jatuh berlutut, keringat membasahi dahinya. Madam Xiu mendekat, mengibas-ngibaskan kipas sutra biru, menyorot kesegarannya.

Setelah beberapa detik, Madam Xiu tersenyum puas. “Ka Nian, energimu tetap stabil, dan aura gelap tak terbaca. Ritual selesai—kau bersih.” Suaranya mereda, menatap Kepala Sekte. “Dewan memutuskan tuduhan terhadap Nian dicabut, dan Xionglai akan diadili sebagai pengkhianat.”

Keesokan paginya, kabar pencabutan tuduhan menyebar bak angin segar. Murid berbaris di halaman, memberi hormat kepada Nian saat ia dan Lan’er melintas. Suasana pun berbalik: cacian berubah pujian, keraguan menjadi kekaguman.

Master Cang menepuk pundak Nian. “Kamu sudah menegakkan kehormatan Sekte. Sekarang saatnya melangkah lebih jauh.”

Kepala Sekte memanggil mereka ke Balai Arca Rasa. Di sana, meja bundar menanti rencana baru: memulihkan artefak retak dan memburu Wakil Sesepuh Xionglai yang buron. “Kami membutuhkan kalian,” katanya. “Xionglai masih bebas, dan ada ancaman gelap yang lebih besar: ‘Cawan Rempah Neraka’ yang hilang di alam bawah. Jika jatuh ke tangan salah, dunia rasa bisa babak belur.”

Lan’er menggenggam tangan Nian. “Ini misi kita selanjutnya?”

Nian menatap artefak retak di atas altar—garis hitam samar membekas. “Ya. Kita harus menemukannya sebelum kegelapan meluas.”

Kepala Sekte mengangguk. “Bersiaplah. Ekspedisi ke Alam Bawah dimulai malam nanti. Bawa Culinary Qi terkuatmu—dan percayalah pada satu sama lain.”

Di balik pilar marmer, sinar fajar mulai menerobos, menyingkap bayangan mereka yang bersatu. “Cinta dan persatuan,” gumam Nian dalam hati, “adalah bumbu terkuat melawan konspirasi.”

Di ufuk senja, sebuah portal rempah berpendar ungu perlahan terbuka—membuka jalan menuju alam tantangan sejati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!