Novel kali ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang dibuang oleh ayahnya, karena menganggap anaknya yang lahir itu adalah sebuah kutukan dari langit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KPYT 013. Perizinan
Beberapa saat lamanya kamar kapal yang cukup luas itu dibungkam oleh kebisuan, dibungkus oleh kesunyian. Sehingga terdengar sayup-sayup debur ombak lautan dari luar kamar.
Nyonya Yin, Wang Chun Hua, putrinya serta Chen Mingyu masih saja menatap terkejut pada Jenderal Wang Bao Zhen yang terbaring di pembaringan.
Sedangkan dua orang pelayan wanita kembali tertunduk hormat di tempat mereka duduk. Mereka cuma sebentar saja memandang Jenderal Wang Bao Zhen karena terbawa oleh rasa kaget. Setelah itu kembali tertunduk sungkan.
Sementara Zhao Jinlong masih saling tatap dengan Jenderal Wang Bao Zhen beberapa saat lamanya.
Zhao Jinlong menatap lekat pada wajah jenderal muda itu. Lebih tepatnya mengamati sepasang mata jenderal itu yang telah terbuka lebih seksama dan tak luput mengamati bibirnya yang pucat.
Sedangkan Jenderal Wang Bao Zhen menatap Zhao Jinlong dengan lekat. Beberapa helaan napas saja mengamati anak laki-laki itu, Jenderal Wang sudah bisa merasakan kalau Zhao Jinlong merupakan anak yang istimewa.
"Ke marilah, Nak! Duduk dekatku di sini!" pinta Jenderal Wang Bao Zhen dengan suara lemah bagai memerintah setelah cukup lama kebisuan membungkam suasana.
Zhao Jinlong tidak lantas memenuhi permintaan jenderal yang masih tampak muda itu. Sejurus dia menatap sang jenderal, lalu beralih memandang pada Yin Chao Xin, seolah meminta persetujuan istri Jenderal Wang.
"Ambilkan kursi anak ini, Liangyi!" perintah Yin Chao Xin kepada pelayannya yang berumur 30-an sambil melangkah menuju kursinya tadi.
Pelayan Liangyi segera melaksanakan perintah majikannya. Dengan cepat dia mengambil kursi kayu di pojok kamar, lalu meletakkan di dekat sisi sebelah kanan pembaringan.
Sementara di tentangan kepala pembaringan sebelah kiri yang rapat ke dinding ruangan terletak kursi Yin Chao Xin yang sudah diduduki.
"Tidakkah saya duduk di lantai kamar saja, Nyonya Jenderal," kata Zhao Jinlong dengan nada santun, penuh rasa hormat, belum memenuhi permintaan Tuan Jenderal. "Rasanya saya tidak pantas duduk di kursi di mana sejajar dengan Tuan Jenderal."
"Kamu adalah tamuku, pantas diperlakukan dengan istimewa," Jenderal Wang Bao Zhen yang menanggapi. "Jadi tidak usah sungkan."
Akhirnya Zhao Jinlong memenuhi permintaan Jenderal Wang. Dia segera melangkah menghampiri kursi itu, lalu duduk di situ tanpa sungkan. Namun sikap hormat serta sopan-santunnya tidak lepas.
"Siapa namamu, Nak?" tanya Jenderal Wang Bao Zhen sedikit menoleh pada bocah Zhao Jinlong.
"Nama saya Zhao Jinlong, Tuan Jenderal," sahut Zhao Jinlong penuh rasa hormat.
Sejenak, Jenderal Wang Bao Zhen kembali menatap Zhao Jinlong yang sudah cukup dekat jaraknya dengannya. Dia cukup terkesan dengan sikap dan prilaku anak laki-laki itu yang begitu sopan, tanpa dibuat-buat.
Sedangkan Yin Chao Xin dan putrinya, Wang Chun Hua yang sudah duduk lagi di tepi pembaringan sebelah kiri juga cukup terkesan dengan sikap sopan-santun Zhao Jinlong, tidak bisa tidak.
"Apa memang kamu bersungguh-sungguh hendak mengobatiku, Zhao Jinlong?" tanya Jenderal Wang selanjutnya.
"Jika Anda mengizinkan saya akan melakukannya, Tuan Jenderal," sahut Zhao Jinlong kalem tapi bernada mantap.
"Ketahuilah, Nak! Sudah banyak tabib ahli, bahkan tabib senior berusaha menyembuhkan penyakitku," kata Jenderal Wang Bao Zhen mengemukakan pendahuluan tentang apa yang akan dilakukan Zhao Jinlong. "Tapi mereka belum mampu juga menyembuhkan penyakitku."
"Maaf, bukan saya tidak menghargaimu, Nak," kata Jenderal Wang berusaha bertindak bijak. "Tapi melihat umurmu yang sepertinya masih amat muda, tentu masa belajarmu belumlah lama, apa kamu yakin bisa mengobatiku dengan keadaanmu seperti itu?"
"Tidak ada yang tidak mungkin jika Yang Maha Kuasa sudah berkehendak, Tuan Jenderal," kata Zhao Jinlong bijaksana penuh ketenangan.
"Manusia ataupun obat hanyalah sebagai alat bagi Yang Maha Kuasa untuk menurunkan kesembuhan," lanjut Zhao Jinlong masih dengan ucapan bijaknya, "bukan sebagai penentu kesembuhan."
"Jadi, siapa pun manusianya atau apapun obatnya, jika Yang Maha Kuasa sudah menghendaki kesembuhan pada seseorang melalui perantara keduanya, pastilah akan sembuh."
★☆★☆
Jenderal Wang Bao Zhen terdiam sejenak seakan tengah mencerna kalimat-kalimat bijak yang disampaikan Zhao Jinlong. Dan dia langsung membenarkan tentang semua yang diucapkan anak laki-laki itu.
Sementara Yin Chao Xin tampak terpekur mendengar semua ucapan Zhao Jinlong barusan. Dia tidak menyangka anak masih seusia dia sudah mampu merangkai kata-kata bijak yang hanya bisa dikeluarkan oleh para cerdik pandai dan para pendeta.
Sedangkan Mingyu, mendengar untaian kata-kata bijak yang mampu diungkapkan oleh seorang bocah seperti Zhao Jinlong dan melihat ketenangan sikapnya, membuatnya makin kagum akan Zhao Jinlong.
Adapun Wang Chun Hua, meski belum terlalu mengerti kata-kata bijak yang diucapkan Zhao Jinlong, tapi dia sudah mulai kagum terhadap ketenangan dan kesopanan yang ada pada Zhao Jinlong.
"Tuan Jenderal, saya melihat bahwa penyakit yang Anda derita sepertinya sudah semakin parah," kata Zhao Jinlong di saat suasana tenggelam dalam kesunyian dan kebisuan. "Jika tidak cepat diobati, takutnya benar-benar tidak bisa diobati."
"Saya melihat napas Anda sudah semakin berat dalam berbicara."
Apa yang dikatakan Zhao Jinlong memang benar adanya. Setiap kali Jenderal Wang Bao Zhen berbicara terasa amat berat, seperti ada sesuatu yang menyumbat dadanya.
"Apa kamu bisa tahu apa penyebabnya?" tanya Jenderal Wang Bao Zhen semakin melemah nada suaranya. Dan sekarang dadanya tampak turun naik dengan agak cepat.
"Pengendapan racun dan darah yang sudah bercampur racun telah menempel pada jantung dan paruh-paruh Anda,Tuan Jenderal," sahut Zhao Jinlong tanpa pikir. "Menyebabkan jantung dan hati tidak lagi berfungsi sebagai mana mestinya."
"Itulah yang membuat Anda sesak napas, Tuan."
Jenderal Wang Bao Zhen sebenarnya terkejut Zhao Jinlong dapat menebak secara tepat tentang penyebab dia bernapas berat. Tapi kondisinya semakin melemah, rasa kagetnya hanya bisa diungkapkan lewat sorotan matanya.
Sementara Yin Chao Xin maupun Chen Mingyu sebenarnya kurang begitu paham tentang penyakit yang diderita Jenderal Wang itu. Tapi melihat ekspresi sang jenderal yang seperti terkejut, mereka bisa tahu kalau tebakan Zhao Jinlong memang benar adanya.
"Kalau begitu aku terkena racun apa, Nak?" tanya Jenderal Wang memaksakan diri untuk bertanya meski napasnya semakin berat.
Melihat keadaan Jenderal Wang sudah seperti itu, membuat Yin Chao Xin maupun putrinya semakin bersedih hati akan penderitaannya.
Sementara kepastian Zhao Jinlong akan berhasil menyembuhkan orang yang mereka cintai itu mereka belum yakin betul-betul. Sedangkan Chen Mingyu benar-benar berharap Zhao Jinlong bisa menyembuhkan junjungannya.
Adapun kedua pelayan wanita, Liangyi dan Chyou mereka senantiasa berdoa untuk kesembuhan junjungan mereka yang baik hati itu, siapa pun tabibnya yang mengobati.
"Saya akan memeriksa Anda dulu kalau begitu, Tuan Jenderal," kata Zhao Jinlong meminta izin, "baru saya mendiagnosis racun apa yang Anda idap."
"Silahkan!"
★☆★☆★