Ayuna begitu mencintai suaminya, meskipun selama pernikahan ia tak pernah menikmati hasil kerja suaminya. Seiring berjalannya waktu, Ayuna akhirnya menggugat cerai suaminya. Mampukah Ayuna jauh dari pria yang sangat dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian Ketigabelas
Malam harinya Rere pulang bekerja. Ayuna kebetulan belum tertidur padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
"Bagaimana? Apa kamu sudah bertanya dengan temanmu itu?" cecar Ayuna yang tak sabar menunggu informasi dari Rere mengenai alasan mengapa Romi mengirimkan pulsa begitu banyak ke berbagai nomor telepon berbeda.
"Kamu belum tidur karena menunggu kabar ini?" tanya Rere meletakkan tasnya di atas meja rias sembari melepaskan jaketnya.
Ayuna mengangguk mengiyakan.
"Aku sudah bertanya dengannya. Dia bilang kalau orang-orang yang bolak-balik sering mengisi pulsa ke nomor berbeda, mereka tuh sedang adu nasib," ujar Rere.
"Adu nasib?" Ayuna mengernyitkan keningnya.
"Iya, adu nasib keberuntungan alias judi," kata Rere.
"Apa??" Ayuna terperangah.
"Ya, sepertinya dia juga melakukan hal begitu," terka Rere.
"Pantas saja uangnya selalu habis tak jelas entah kemana," ucap Ayuna tak percaya jika suaminya hobi bermain judi online.
"Pilihan ada di tanganmu, jika mampu menyadarkannya lebih bagus. Jika tidak, lebih baik mundur," saran Rere.
"Berarti aku harus bercerai darinya?" tanya Ayuna.
Rere menaikkan kedua bahunya mengartikan dirinya tidak tahu harus memberikan jawaban apa.
Ayuna diam dan berpikir.
"Ayuna, teman-teman tempatku bekerja banyak mengeluh karena suaminya senang bermain judi online. Mereka bahkan terlilit utang untuk menutupi kebutuhan rumah tangga yang seharusnya menjadi tanggung jawab suaminya," jelas Rere.
"Kamu benar, Mas Romi memang melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang suami karena mungkin berpikir aku juga bekerja.Tapi..."
"Kamu masih mencintainya?" tebak Rere.
"Entahlah," kata Ayuna.
"Kamu tuh cinta sendirian, jadi buat apa dipertahankan?"
"Kamu benar. Selama mengenalnya, cuma aku yang terlalu antusias mencintainya," kata Ayuna.
"Nah, sekarang sudah mulai terbuka tuh pikiran!" celetuk Rere.
"Jika aku berpisah darinya, apa alasan aku menggugatnya?" tanya Ayuna.
"Ayuna, keluargamu sangat kaya. Kamu bisa menyewa seorang pengacara untuk menekan Romi," jawab Rere.
"Aku perlu bukti kuat untuk membuktikan kesalahannya," ujar Ayuna.
"Kamu temui teman-teman dekatnya dan cari tahu dari mereka," saran Rere.
Ayuna yang mendengar saran Rere mengangguk mengiyakan.
***
Dua hari kemudian...
Ayuna baru saja pulang bekerja, ternyata Romi sudah menunggunya di parkiran. Pria itu lantas mendekati Ayuna.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Ayuna dengan wajah ketus.
"Aku sebenarnya tidak berniat menjemput dan membujukmu, tetapi Mayang dan ayahku yang memaksaku untuk menemanimu," jawab Romi.
"Kenapa mereka peduli padaku?" tanya Ayuna lagi dengan ekspresi wajah yang sama meskipun hatinya cukup heran mendengar jawaban suaminya.
"Mayang bilang kalau kita ini masih suami istri dan aku tak boleh membiarkanmu begitu saja. Malu dilihat orang lain," jawab Romi menjelaskan.
"Berarti adikmu itu masih memiliki pikiran dan paham," ucap Ayuna.
"Kamu mau bilang kalau aku adalah suami yang tidak pernah paham dengan istrinya?" Romi menatap wajah Ayuna, ia sedikit tersinggung dengan ucapan wanita dihadapannya itu.
"Bukan aku yang mengatakannya tetapi mulutmu sendiri," kata Ayuna membuat Romi tersindir.
"Sekarang, ayo kita pulang!" ajak Romi.
"Baiklah, aku akan pulang dan ingin menyelesaikan masalah diantara kita!" kata Ayuna.
"Memang seharusnya begitu, lagian aku tidak bersalah dan tak ada yang aku sembunyikan darimu," ujar Romi.
"Dasar egois!" umpat Ayuna dalam hati.
-
Ayuna dan Romi akhirnya tiba di rumah. Seluruh penghuni rumah tampak terkejut dengan kemunculan Ayuna yang sudah 3 hari kabur.
"Wah, kebetulan sekali kamu sudah pulang. Cucian piring menumpuk, pergi sana bersihkan!" kata Mida tanpa menanyakan kabar menantunya itu.
"Aku kembali ke rumah ini ingin mengambil barang-barang," ucap Ayuna.
"Maksud kamu apa?" tanya Romi.
"Aku ingin mengambil barang-barang aku yang masih ada di rumah ini," jawab Ayuna.
"Kamu mau pindah rumah?" tanya Romi.
"Ya," jawab Ayuna.
"Aku tidak mau pindah!" tolak Romi.
"Aku akan pindah tanpa kamu," kata Ayuna serius.
"Kamu mau pindah rumah sendirian?" tanya Mida heran.
"Ya, memangnya kenapa? Apa aku tidak boleh memiliki tempat tinggal?" Ayuna balik bertanya.
"Ayuna, kamu dan Romi masih terikat pernikahan. Bagaimana mungkin kamu pindah rumah seorang diri?" Anton turut bersuara.
"Apa yang tidak mungkin, Yah? Lagian aku dan Mas Romi akan segera berpisah," kata Ayuna dengan hati sedikit sakit.
Romi dan kedua orang tuanya tanpa terkejut mendengarnya.
"Kamu ingin berpisah dengan Romi?" tanya Anton terbata.
"Jangan bercanda, Ayuna!" sergah Romi.
"Tidak ada yang perlu aku pertahankan dari pernikahan ini, Mas. Memang lebih baik kita berpisah," ucap Ayuna.
"Ayuna, kenapa tiba-tiba kamu berubah? Apa temanmu itu mempengaruhi kamu?" cecar Romi.
"Bagus dong kalau kalian berpisah!" Mida memotong pembicaraan putranya dan Ayuna.
"Ini pasti Rere yang sudah menghasut kamu. Aku akan menegurnya!" Romi mulai marah.
"Ini tidak ada hubungannya dengan Rere. Aku yang memang ingin berpisah darimu, Mas!" kata Ayuna tegas.
"Sudahlah Romi, lepaskan saja dia!" ucap Mida yang mendukung keinginan menantunya.
Anton tak senang putranya bercerai, menyenggol lengan istrinya dengan siku tangannya seakan mengatakan bahwa Mida lebih baik diam.
"Ibu kamu setuju!" kata Ayuna.
"Enggak. Aku tidak akan mencerai kamu!" tegas Romi.
"Tapi, aku mau kita bercerai!" ucap Ayuna.
"Sudahlah Ayuna, jangan bercanda!" tegur Romi.
"Aku serius, aku mau kita bercerai. Mas Romi cukup menjatuhkan talak untukku," kata Ayuna.
"Aku tidak akan menceraikanmu!" tegas Romi.
"Pikiran aku tetap sama takkan berubah. Berpisah adalah jalan terbaik!" kata Ayuna lalu melangkah ke kamar.
Romi hendak mengejar langkah istrinya namun ditahan oleh Mida dengan memegang lengannya.
"Biarkan saja, kamu berhak mendapatkan yang lebih baik darinya!" kata Mida.
"Bu...."
"Dengar kata Ibu, dia itu bukan terbaik untukmu!" Mida gegas memotong ucapan putranya.
"Ayah bakal kehilangan penghasilan dari dia," ucap Anton.
"Kita akan mencari menantu kaya buat anak-anak kita!" kata Mida menenangkan suaminya agar tak khawatir.
Romi pun akhirnya membatalkan rencana membujuk istrinya.
Ayuna keluar dengan membawa koper yang cukup besar dan sedikit sulit karena berat.
"Jika kamu sudah keluar dari rumah ini, maka jangan harap aku akan menerima kamu lagi!" gertak Romi.
Ayuna tak mengeluarkan sepatah katapun, ia menyeret koper dan membawanya keluar rumah. Ia lalu membuka ponselnya menelepon salah satu perusahaan taksi.
Romi lantas menghampiri Ayuna yang masih berada di teras rumah. "Kamu tidak ingin berubah pikiran?"
Ayuna menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Aku harap kamu tidak akan pernah menyesal," kata Romi.
"Keputusan aku sudah bulat dan aku tidak menyesal!" Ayuna berucap dengan nada serius.
Taksi berwarna biru akhirnya tiba, sopir pun keluar dari mobil dan membantu Ayuna memasukkan koper ke dalamnya.
Tanpa berpamitan kepada suaminya, Ayuna gegas masuk ke mobil. Tak terasa air matanya pun menetes, pernikahan yang ia harapkan bakal langgeng terpaksa harus berakhir. Kebohongan yang dilakukan suaminya membuat dirinya tak bisa memaafkannya.
lanjutttt terus Mam 🤩💪💪